Choi Bomin

239 8 29
                                    

Siang ini harus nya kamu ada jadwal kuliah, tapi karena hujan lagi deras deras nya juga karena dosen mu sedikit manja, kelas dikosongkan.

Dari semalam pun kamu juga tidak bisa keluar dari gedung apartemen mu. Bahkan pacarmu, Bomin, dari kemarin tidak beranjak keluar dari unit apartemen mu sama sekali. Membuatnya harus menginap di apartemen mu karena ia tidak membawa mobilnya. Ia hanya membawa motor ninja hitamnya. Untuk ke kampus pun ia malas setengah mati. Dingin ay, begitu katanya

Kalian memang sering saling menginap di unit apartemen masing masing, tapi tenang kalian tau batasan. Lagian orang tua kalian juga sudah tau itu. Toh, kalian tidak pernah macam macam. Hanya satu macam kok. Itu hanya candaan Bomin

"ay, laper ni, dingin lagi" Bomin dengan setelan kaos polos hitam dan celana jeans selutut warna hitam keluar dari kamar mandi. Lengkap dengan handuk kecil yang masih bertengger di lehernya dan rambut basah khas orang habis keramas

Kamu menengok dan menemukan Bomin yang berdiri tidak jauh darimu. Hendak menghampirimu yang sedang duduk di bar ditemani mug berisi cokelat hangat dan layar handphone yang tengah menyala menampilkan hasil searching mu di google. Mencari resep makanan

Bomin segera menghampirimu dan menyandarkan punggungnya pada meja bar, sehingga ia menghadap kearahmu

Matanya melirik layar handphone mu, lalu beralih pada mug berisi cokelat hangat milikmu yang baru kau minum sepertiga nya. Tangannya terulur meraih mug itu lalu memimummya

Pandangan mu beralih pada tetesan air yang tiba tiba ada di depanmu. Kamu mendongak menatap rambut Bomin yang belum kering sepenuhnya

Kamu berdiri berhadapan dengannya. Tanganmu meraih handuk yang sedari tadi ada di lehernya. Mengusak rambut basah Bomin lembut dengan handuk tadi

Kamu hapal betul bagaimana dia. Bomin selalu saja tidak bisa mengeringkan rambutnya sendiri hingga benar benar tidak ada air yang menetes. Itulah mengapa selama 3 tahun kalian berpacaran, ia punya kebiasaan baru. Membiarkan rambut nya yang masih lumayan basah agar kamu saja yang mengusak mengeringkan rambutnya.

Bomin tersenyum menatapmu yang tetap lebih pendek darinya walaupun ia sudah menyandarkan badannya pada meja bar

"aku lagi nyari referensi  buat masak yang berkuah gitu. Hujan hujan gini tu enak nya makan yang anget gitu yang ada kuah nya" jelas kamu yang masih fokus pada kegiatan mengeringkan rambut Bomin

"tapi aku takut gagal, trus jadi gaenak habis itu dibuang. Habis itu kamu harus nunggu aku lagi buat masak makanan yang baru. Ntar kamu kelaperan. Mana udaranya dingin, kamu belum makan, nanti kamu sakit lagi gara gara aku. Heung aku bingung min" lanjutmu panjang lebar diakhiri dengan mulut yang mengerucut membuat Bomin gemas bukan main

Bukan cuma wajahmu yang membuatnya gemas, tapi tingkahmu, cara mu berceloteh, cara perhatian mu. Semuanya jelas benar benar membuat Bomin gemas padamu

"kamu masak apa aja pasti bakal enak kok. Bakat mama kamu nurun banget ke kamu itu" Bomin mengusap rambut mu pelan

Ia tahu ibumu sangat suka masak dan suka membuat percobaan dengan bahan makanan. Ajaibnya selama ini ibumu belum pernah sekalipun dihampiri oleh kegagalan. Semuanya masakannya pasti enak. Begitu pun denganmu. Tapi kamu memang tidak sepercaya diri ibumu, jadi pasti ragu kalau akan memulai percobaan

"tapi kalo ga enak gimana"

"enak, percaya sama aku. Bakal aku makan deh"

Senyum merekah Bomin berhasil membuat mu kembali menemukan kepercayaan diri. Sama seperti yang dulu dulu. Ia selalu membuat mu menjadi yakin

.

Akhirnya dengan di bantu Bomin, di depan kalian sudah ada satu panci sup. Sambil mengobrol ringan kalian menikmati sup itu

Selesai menghabiskan sup di panci, kamu segera mencuci semua peralatan yang kotor. Bomin sendiri sudah stand by di sofa depan tv. Menunggu mu untuk menyusulnya

"ay, mau cuddling, dingin" tangannya kanannya menarik tangan kirimu, membuat mu tidak imbang dan jatuh ke sofa, hampir saja kepalamu itu terantuk kepala sofa yang lumayan keras. Namun sebelum itu terjadi Bomin sudah lebih dulu menahan kepalamu dengan lengannya. Sehingga kepalamu tidak sakit kena kepala sofa

Dengan kepalamu yang ada di pundaknya memudahkannya untuk langsung membawamu pada pelukan hangat yang selalu kau sukai

Kamu mendongak menatap wajahnya yang sekarang juga menatapmu sambil menampilkan senyum jenaka

"hehehe maaf"

"kalo kepalaku kena ujung nya sofa gimana, bisa bodoh aku" kamu mengomelinya dengan wajah yang dibuat segalak mungkin

"ngga akan sayang, lagian, aku juga udah minta maaf, babe" Bomin sedikit mengerucutkan bibir nya, -merasa bersalah

"kenapa coba tarik tarik" rupanya kamu belum puas membuat ia merasa bersalah. Jujur, batinmu sebenarnya menjerit, bagaimana bisa pacarku jadi imut begini?!

"ya abis aku udah kepalang gemes, kamu nya dari tadi gemesin banget. Aku kan pengen cuddling dari tadi sama kamu" Bomin menggigit bibir bawahnya, lalu meringis. Tangannya mengusap tengkuknya -ia canggung

Jawaban dari Bomin membuat pipi mu terasa panas. Kau membuang pandanganmu asal. Pernyataan nya yang mengatakan kalau ia gemas dengan dirimu membuat mu malu

Tangan kirinya meraih kedua pipimu, lalu menangkup nya sekaligus dengan tangan besarnya. Membuat bibirmu mengerucut seperti ikan

"jangan terlalu gemesin gitu babe, aku gakuat. Pengen cium" oke wajahmu benar benar panas. Kamu yakin kalau wajahmu sudah merah sampai ke telinga

Cup...

"heheheheh"

Setelah mencium bibirmu singkat ia menampilkan wajah tanpa dosa nya

Sial. Padahal tadi kamu mau mengerjai pacarmu itu, sekarang malah kamu yang dikerjai habis habisan oleh pacarmu.




          Cuddle - Choi Bomin [end]






Gila aku gemes banget buat ngga ngetik anak 00 line π_π
Dan jadilah ini...

Hope u like ya gaes❣️
Kalo suka jangan lupa buat kasih bintang dan komen

Makasih eaa❣️

Clingy •00Line•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang