Prolog

67 9 4
                                    

          "Marah, sedih, kecewa, semua itu tercampur dengan bersamaan. Aku bingung entah apa yang harus dilakukan aku marah! kepada tuhan, aku sedih terhadap diriku sendiri, aku kecewa terhadap mereka yang sangat aku sayang, Tentu merekalah yang membuat aku bertahan hidup sampai sekarang, Tetapi mengapa mereka begitu jahat kepadaku?
          Apakah hanya aku yang berlebihan karna telah menyayangi mereka yang telah mengaggap mereka lebih dari seorang keluarga. Atau mereka sama seperti orang – orang diluar sana yang hanya ingin bersama dengan uang dan kekuasaan dady and momy yang melekat pada diriku?
          Tapi, tak mungkin dengan didit! Keluarga adit juga punya segalanya seperti keluargaku malah melebihi dan adit juga mendapatkan kasih sayang mom and dadnya? Atau keluarga didit sengaja memonopoliin aku agar mereka bisa dekat dengan mom and dad dan bisa dan diakhirin keluarga aku bangkrut dan keluarga didit menjadi kaya raya? Dasar kalian PARASIT!!! CACA BENCI!!! TUHAN CACA ENGGAK KUAT!!!
          Mmmm…huaah... Hiks...hikss... aku benci kalian!!! Caca enggak boleh lemah! Caca harus kuat! Caca enggak boleh terlihat menyedihkan didepan musuh caca kalau mereka liat caca dalam keadaan seperti ini mereka akan senang dan menertawain caca! Tapi, air mata caca jatuh terus.                    
   Uhgg….emmmm..ahhhh...hiks.. Hikss... caca mau mati aja! Tapi… kalau dugaan caca salah caca pasti menyesal!!! Caca enggak tau harus ngapain uhhggg… caca pusing caca mau mati aja!!!

Tokktokk…tokkk..toookk

“Non… ini mboek, boleh mboek masuk?

          Ngapain mboek kesini berani – beraninya kesini! Dasar parasit! Diemin ajalah lagi juga mboek enggak bakal berani masuk kalau aku enggak izinin! Dan aku juga enggak mau dengar penjelasan dari mboek karna pasti penjelasannya enggak jelas!

“Non? Udah tidur ya? Maaf ya nom mboek langsung masuk aja.

          Mboek! Beraninya masuk tanpa izin caca! Tuhkan mboek itu muka 2 ya!? Caca benci!!! Apaan ini pegang – pegang kepala gue?! Dikira anak kucing apa yang enggak tau apa – apa? Jika di helus kepalanya langsung enggak marah lagi! DASAR BEGO! Hmmm!!! Aku dorong aja lah tangannya aku najis di pegang – pegang orang munafik.
           Hampir saja tanganku mendorong tangan mboek tanganku tiba – tiba berhenti karna ada air yang jatuh yang mendarat dan membasahi pipiku? Aku yakin itu air mata karna aku mendengar suara sendu mboek dan tangannya yang mengelus kepalaku yang tadinya hangat berubah menjadi dingin dan gemetar. Hah? Aku bingung? Apa mboek menyadari bahwa aku berpura – pura tidur Dan melihat tanganku yang hamper mendorongya? Mengapa suara tangisan mboek bigitu jelas tedengar dan dadaku sesak?

“Non… maaf mboek enggak cerita sama non, bukan mboek enggak sayang mboek sangat sayang pada non dan tlah menganggap non sebagai anak mboek sendiri. Mboek hanya enggak mau non sedih mboek tau non sering bersedih dikamar non bukan mboek enggak mau nyampirin dan naya kenapa no sedih mboek hanya menghargai privasi non aja dan pula mboek in hanya pembantu dan enggak bisa mengatur non sesuai keinginan mboek tapi, non mboek sangat sayang sama non mboek minta maaf ya non karna tak bisa membantu sepenuhnya!.
          Mboek caca juga sangat sayang mboek dan tlah mengaggap mboek sebagai ibu kandung caca karna mboeklah yang selalu ada untuk caca dari caca bayi sampai sekarang mboeklah yang buat caca ngerasain bagaimana rasanya kasih sayang seorang ibu! Air mata yang sendari tadi aku tahan dengan susah payah agar mboek enggak melihatnya
          Dan mengetahui bahwa aku berpura – pura tidur akhirnya  keluar bersertaan isak tangisku dan aku memeluk mboek sangat erat seakan – akan tak mau kehilangan wanita tua yang aku sayang itu! Ia pun membalas pelukanku.

“Nonn..

“Mboek… caca juga sayang mboek caca juga dah anggep mboek kek ibu caca sendiri! Caca sayang mboek! MAAFIN CACA MBOEK!

“Non… jangan bilang seperti itu! Non berpur   - pura tidur?

“Hooh mboek tadinya tu caca marah sama mboek dan didit! Mboek tadi bilang apa caca engak ngerti? Enggak mau melihat caca bersedih? Tak bisa membantu masalah caca sepenuhnya? Perasaan caca masalah caca itu selalu terselesaikan karna bantuan mboek dan didit? Caca enggak negrti maksudnya. Kok mboek diam aja? Jawab mboek caca butuh kejelasan!!!

Tok…tok…

“Ca? ini didit. Didit bolah masukan?

“Iya!

“Ca didit minta maaf!

“Caca enggak bakal maafin didit dan mboek sebelum kalian jelasin!

“Caa…

“Apa dit? Jangan marahin caca didit gak ada hak untuk marahin caca OK! Caca udah besar dan juga ini masalah caca! Tapi, kenapa yang nyelesain kalian! Emng caca sering minta saran dan bantuan tapi ini yang punya permasalahan caca dan caca enggak tau apa masalahnya! Kek mana caca mau jadi orang dewasa kalau kalian selalu giniin caca! Caca bisa mikir kok tapi terkadang kalianlah yang menghambat pikiran caca! Sekarang caca nuntut masalah caca harus caca yang selesain caca udah besar! Jelaskan?

“Kalian jahat sama caca! Caca benci

“ Enggak ca, Didit sayang sama caca mboek inem juga

“ Kalau sayang buktiin! Jelasin apa masalah yang ada di caca?!

Diam bukan brarti tak tau hanya saja malas untuk bertengkar tapi,  adakalahnya hati ini sakit, sakit disepelehkan terutama oleh orang tercinta

"DIAM TIDAK AKAN MENYELESAIKAN MASALAH KARNA DIAM ADALAH SEBUAH PELARIAN DARI MASALAH YANG TAK KUNJUNG SELESAI!. IG : @storyaart._     
       @arummawarni._
#like
#komen
#vote
#MAAF MONONTON DAN TAK STABIL ALURNYA 😊

terima Kasih sudah meluangkan waktu ❣️

    

CACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang