Hal pertama yang menyambut Jisung begitu melewati lukisan Fat Lady adalah serentetan sinar hijau dan merah yang silih berganti. Suara teriakan Taehyun dan makian senior Seyong mengiringi.
Bunga-bunga imajiner yang awalnya bermunculan setelah mencecap bibir Jaehwan mendadak lenyap. Kepala Jisung pening. Ia berdecak sambil berkacak pinggang.
Di sekeliling percekcokan itu duduk bersila murid-murid Gryffindor. Sorakan Kijung yang tidak jelas memihak siapa terdengar riuh rendah. Berbaur dengan keramaian penonton berjubah merah lainnya.
Beberapa kali terasa sinar kejap, begitu Jisung menemukan pelakunya, pening di kepala Jisung semakin menjadi. Woojin dengan kamera sihir di tangan sibuk naik turun sofa demi mendapatkan sudut terbaik dari pertarungan.
“Ayo, siapa lagi?”
Jisung menoleh ke sumber suara. Euiwoong dengan tangan penuh keping sickle tersenyum lebar.
“Ayo, dukung jagoan kalian. Cepat, cepat. Ups.” Senyum Euiwoong tergelincir ketika matanya bersirobok dengan mata Jisung.
Sebelah alis Jisung terjungkit, bibirnya membentuk garis lurus.
“Anu, kak. Cuma sambilan.” Euiwoong cengengesan.
“Mereka kenapa lagi?” ujar Jisung akhirya memutuskan pura-pura tak melihat tingkah Euiwoong. Bukan sekali dua kali adik tingkatnya itu menjadi bandar taruhan. Dan Jisung sudah terlalu pusing untuk menambah beban pikirannya.
“Oh, itu.” Kepala Euiwoong tergeleng-geleng. “Kan kak Taehyun dari tadi jejeritan, terus senior Seyong yang baru datang langsung marah-marah.” Tubuh Euiwoong condong, sebelah tangannya naik menutupi mulut.
Ia berbisik rendah. “Kudengar dia baru ditolak senior Euijin.”
Sudut bibir Jisung terjungkit sekilas. Tentu saja ditolak. Senior Euijin adalah orang yang sama dengan murid Hufflepuff yang Jisung temukan di salah satu ruangan lantai lima bersama senior Daewon.
“Begitu?” Ia menyigi dagu, tengah menimang deretan angka. “Apa kukurangi seratus poin saja, ya?”
Dengan tiba-tiba keheningan muncul. Taehyun dan Seyong yang tengah berduel berhenti. Kepala mereka menoleh kaku.
Rahang Taehyun terjatuh. “Be-berapa?”
“Seratus!” pekik Seyong ngeri. Tongkat sihirnya terselip dari tangan.
Jisung tersenyum cerah. “Iya, seratus. Mau?”
Tidak sampai lima detik, kedua orang itu sudah melesat ke kamar masing-masing. Menjauh dari Jisung yang terbahak memegangi perut.
“Kak Jisung ternyata bisa jahil juga,” celetuk Euiwoong. “Mengherankan.”
Jisung melirik dari sudut matanya. “Memangnya kau pikir aku apa?”
“Orang yang super lurus dan serius.” Mata Euiwoong berkilat pasti. Begitu yakin dengan kalimatnya.
Jisung tertawa geli. “Aku tidak lurus.”
“Ya?”
Tangan Jisung terkibas. “Tidak, lupakan saja. Ngomong-ngomong, sudah jam malam. Segera ke kamarmu.”
“Baik!” seru Euiwoong bergegas hendak beranjak.
“Eit, tunggu,” cegat Jisung. Wajahnya langsung berubah serius. “Kembalikan semua uang taruhan itu.”
Euiwoong tersenyum kecut. “Baik,” ujarnya lirih.
.
-oOo-
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colloportus [Yoon Jisung x Kim Jaehwan]
FanfictionJisung tidak mengerti untuk apa rentetan mantra asing itu.