5. Sekolah

12 4 0
                                    

Happy reading..
Typo langsung komen👀

Gadys sudah rapi dengan seragam sekolahnya, begitupun dengan kakak kembarnya Gerald dan Gerild.
Mereka berangkat bertiga menggunakan mobil Gerald.

"Kak Ge bawa uang jajan berapa?" Tanya Gadys kepada Gerald.

"Tiga ratus lima puluh," jawab Gerald singkat karena fokus menyetir.

"Kak Gege berapa?" Kemudian Gadys bertanya kepada Gerild.

"Dua ratus ribu,"

"Kak Ge bagi yang lima puluhnya buat Adys ya, kan kak Ge yang paling banyak uang jajannya." Pinta Gadys.

"Uang jajan Adys berapa?" Tanya Gadys.

"Lima puluh ribu, bunda gak adil!"

"Kakak isi bensin makanya jajannya banyak," jelas Gerald.

"Ihh kok pelit sih sama adek sendiri..." Gadys mengerucutkan bibirnya.

"Jajan gak boleh banyak-banyak Adys masih kecil." Balas Gerild.

"Ishh,"

Tak ada lagi perbincangan antara tiga bersaudara tersebut. Gadys yang duduk di belakang hanya menatap jalanan yang mulai sibuk.

Gadys melamun memikirkan drama apa yang akan terjadi di hari pertama sekolah.

"Turun," kata Gerald.

"Hah?"

"Turun Dys udah sampai." Gerild menimpali

"Ohh hehe." Gadys hanya cengengesan, gara-gara melamun dia tidak sadar sudah sampai di sekolah.

"Kak Ge pliss kasih buat Adys ya lima puluh ribunya." Gadys masih belum menyerah.

"Butuh berapa?" Suara tersebut mengagetkan mereka bertiga, tiba-tiba Gadys langsung tersenyum cerah.
"Lima puluh ribu,"

"Nih."

"Wahhh makasih kak. Gadys ke kelas dulu, untung ada abang sepupu punya abang kandung tapi pelit. Blueek." Gadys berlari setelah menerima uang dari Gino.

"Hati-hati jatoh!" Teriak Gino.

"Iyaa!" Jawab Gadys sambil melihat ke belakang

"Huwaaaa.."

Gino, Gerald dan Gerild berlari begitu mendengar suara Gadys teriak.

"Bangun." Sebuah uluran tangan tepat di depan Gadys.

Gilang

"Mau bangun nggak?" Tanya Gilang sambil melotot.

"Mau nolongin kok melotot," akhirnya Gadys menerima uluran tangan Gilang.

"Ga papa Dys?" Tanya Gino.

"Gak apa kak, lecet doang nih dilutut sama telapak tangan." Tutur Gadys.

"Itu namanya kenapa-napa," sambar Gilang.

"Yuk ikut gue ke koperasi." Ajak Gilang dan menarik tangan Gadys.

Tapi ditahan sama Gino. "Bareng gue aja, lo urusin tuh cewek lo." Kata Gino melihat Ola yang menghampiri mereka.

Gilang menepuk jidatnya, gagal modus sama adek kelas.
"Lang ke kelas bentar yuk, ajarin aku PR matematika, eh kok rame-rame disini?" Ola baru menyadari kehadiran keluarga G disitu.

"Lu kira ini sekolah emak lu, mentang-mentang lu punya pacar kaya orang lain gak punya aja," sewot Gerild.

Gilang langsung membawa Ola menjauh supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sekarang Gadys di koperasi bersama Gino dan Kakak kembarnya. Telapak tangan dan lutut Gadys sudah diplester.
❤️❤️❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GadysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang