perbincangan dingin

504 33 0
                                    

Mereka sudah menaruh barang masing masing, mirsya yang memakai toothbag menyimpan Al-Qur'an dan tasbihnya di situ juga air yang diberi si bapak di desa.

Kini mereka sedang minum teh hangat beristirahat sejenak waktu menunjukan pukul 4:45.

"Mandi gaes gua abis mandi ni" irsya keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan menghampiri teman temannya.

Mereka mandi bergantian, sambil menunggu waktu sholat Maghrib mereka menonton tv di ruang tamu.

Maghrib pun tiba.
Waktunya mereka melakukan ibadah sesuai agama masing masing.

Mereka kembali berkumpul di ruang tamu.

"Gaes, gua heran apa yang ada di balik kamar itu" ucap Vani

"Siapapun kita, punya ilmu apapun kita jangan pernah buka kamar itu, kita harus pulang dengan selamat" ujar irsya melanjutkan pembicaraan.

"Emangnya ada apa si?" Regi mulai bingung

"Iya, penasaran deh"

"Ada yang mau buka?"

"Maksudnya pak Toto bilang gitu apa ya?"

"Menurut lu sya?" Irsya bertanya pada mirsya yang sedang duduk mengepalkan tangannya dan menunduk.

Namun mirsya tidak menggubris perkataan teman temannya mirsya tetap saja bungkam.

"Sya? Lu ngeliat apa lagi?" Tanya irsya, sembari memegang tangan mirsya yang mengepal, namun tiba tiba mata mirsya berkaca kaca.

Semua temannya panik, ada apa dengan mirsya kenapa tiba tiba menangis?

Air mata mulai bercucuran dari mata mirsya, membuat teman temannya panik dan mulai bertanya tanya.

"Sya lu kenapa? Jangan bikin panik dong"

"Sya?? Hey?"

"Mirsya jangan kebawa bawa hey!"

Semua panik bukan kepalang sampai akhirnya mirsya bungkam.

"Kasian mereka semua, sadis! Pembantaian! Kamar sebelah! Apa salah mereka?!, Siapa pelakunya?!"

Ucapan mirsya membuat teman temannya langsung melirik kepada kamar yang terkunci rapat.

"Maksud Lo kamar yang terkunci itu?, Kamar yang dilarang kita masukin sama pak Toto?" Ucap  Rafa

"Iya, mereka semua di bantai disitu!, Siapa sebenarnya pak Toto?" Sambung mirsya

"Pak Toto? Maksud Lo sya?"

"Ko bawa bawa pak Toto si?"

"Kenapa ke dia dia?"

Mirsya masih menangis terisak Isak, tangisannya makin dalam rintihannya makin kuat, tubuhnya gemetar, mirsya merasakan apa yang "mereka" rasakan, sedih! Dingin! Sakit! Kesal! Semuanya bercampur aduk.

Tapi kenapa mereka ada di 1ruangan saja?

Menjelang tengah malam mereka memasuki kamar masing masing, ada 4 kamar di sini masing masing kamar diisi 3 orang.

Kamar utama ada regi, irsya, dan Rafa
Kamar kedua ada mirsya, via, dan Tania
Kamar tiga ada kinos, Romi, dan Boby.
Kamar terakhir ada Anggi meta dan Vani.

Waktu menunjukan pukul 12.00 disaat yang lain pulas tidur mirsya masih bingung sendiri dengan apa yang dirasakan tadi.

Misteri Gunung Selatan  [C O M P L E T E D✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang