𝙻𝚒𝚕𝚒𝚞𝚖 (2)

313 31 16
                                    

___________________________

"Banyak hal yang aku pelajari dari mengenalmu, Taehyung. Hidup bukan perkara menerima saja, namum juga untuk memahami, iya kan?"

____________________________________


Ahn Naeul tiba-tiba tertawa lirih saat ingatannya tandang pada resam lalu. Bagaimana seringnya lelaki Kim itu bisikan kata cinta padanya di setiap malam, memeluknya erat mencari kehangatan, mengecup pipinya setiap pagi sambil memuji Naeul bahwa wanita itu cantik, menggosok punggungnya dengan sabun stroberi milik Naeul ketika wanita itu sedang sakit.

Atau jika sedang hari libur sabtu-minggu Taehyung yang mendadak menawarkan diri cuma-cuma membersihkan seisi rumah; mencuci, mengepel, menyapu, menyetrika—kecualikan memasak, Taehyung jelas akan merusak dapur dalam sekejap. Dan menyuruh Naeul diam di kamar, menyuruhnya beristirahat sambil berkata dengan tegas.

"Kau sudah banyak melakukan pekerjaan rumah dan itu pasti membuatmu lelah. Sekarang ganti aku yang mengerjakan tugasmu, paham? Kau boleh tidur, atau duduk-duduk saja di kamar. Berbelanja juga boleh, mengobrol dengan ibu-ibu lain juga boleh. Intinya kau dibebaskan tugas menjadi seorang istri hari ini. Paham Kim Naeul?" Padahal selama Taehyung bekerja, Naeul tidak melulu disibukkan oleh pekerjaan rumah apalagi merasa mesti mengeluh pada pekerjaan yang memang sudah menjadi tugasnya sebagai seorang istri. Terkadang jika merasa lelah, Naeul juga akan istirahat atau memutuskan pergi jalan-jalan sejenak mengelilingi komplek sambil sesekali menyapa para ibu yang sibuk menyirami bunga di halaman pada sore hari. Memang, terkadang Taehyung saja yang over perhatian. Menganggap bahwa beban yang Naeul pikul sebagai istri rumahan begitu berat, padahal Naeul merasa senang-senang saja. Tetapi lelaki itu masih saja menganggap bahwa seakan tugasnya dirumah jauh lebih berat dari pada urusan lelaki itu di kantor, kendati Naeul tak pungkiri bahwa sering sekali ia begitu merasa senang sekaligus bahagia diperlakukan semanis ini.

Tapi entah kenapa semua itu terkadang masih terasa asing, alih-alih Naeul harusnya sudah paham bagaimana perangai lelaki itu yang memperlakukannya dengan baik.

Terlalu banyak ungkap terima kasih ataupun maaf yang Taehyung desibelkan dalam setiap tindakan yang lelaki itu lakukan, sekalipun untuk masalah kecil dimana lelaki itu tiba-tiba mendadak mendapat urusan yang katanya penting dan mesti tinggalkan pemenuhan janjinya untuk membereskan rumah pada sore hari di hari minggu, Taehyung seakan memohon pada Naeul untuk memaafkannya. Bukan merasa risi atau kebingunan, Naeul justru malah merasa semakin senang sebab Taehyung acap kali ingatkanya akan tiga hal yang patut diterapkan dalam hidup; tolong, terima kasih, dan maaf.

Ketiga kata itu tanpa sadar membentuk Naeul untuk lebih bersyukur pada banyak hal, dan memiliki Taehyung adalah anugerah terbesar. Akan tetapi, terkadang Naeul juga merasa kalau Taehyung terlalu berlebihan; terkesan banyak merendah di depannya, Naeul merasa bahwa Taehyung ini seakan selalu melakukan perkara paling salah yang pernah ia lakukan, sebab tak jemu tuturkan maaf padanya padahal menit telah berlalu, hari telah berganti. Yang justru malah membuat tanda tanya besar dalam pikiran Naeul. Kim Taehyung ini kenapa?

Namun bagaimana pun, di luar semua tanda tanya itu, Ia tetap tak bisa abai begitu saja pada bentuk perhatian yang Taehyung beri padanya. Naeul tetap merasa dipuja. Disanjung layaknya ialah ratu dalam istana kecil mereka. Begitu dihargai sebagaimana lelaki itu yang menegakan prinsip tersebut sejak dulu pada mereka. Mungkin saat ini tidak ada yang merasa paling bahagia, kecuali Ahn Naeul dan segala bentuk sayang yang lelaki itu curahkan padanya disetiap embusan napas mereka. Pun kalau sudah membayangkanya, segala kesalahan yang pernah Taehyung lakukan padanya, mendadak hilang begitu saja.

Tidak ada alasan bagi Ahn Naeul untuk tidak memaafkan Taehyung kendati lelaki itu masih sering pulang malam-saat ia sudah terlelap. Apalagi Kim Taehyung yang masih tak absen memberinya bunga Lily—yang mungkin, kalau dikalkukasi dari setahun lalu, sudah ratusan bunga yang Taehyung beli entah dimana. Naeul tahu, Taehyung tidak pernah bertindak egois dengan membiarkan Naeul mencecap rasa sakitnya akan kesalahan yang lelaki itu perbuat sendiri. Taehyung selalu punya cara untuk menghapus seluruh namanya yang terbalut akan lara dalam dada Naeul.

Lilium Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang