[1]; SEKOLAH BARU

27 10 9
                                    


Seorang gadis yang tengah duduk di bangku mobil, memangku bingkai foto yang selalu tergenggam erat ditangannya.Membawa dirinya ke masa lalu dan mengenang kebahagiaan lampau di hidupnya.

Berlian dimatanya berhasil lolos membasahi gambar tersebut.Samar-samar ia membentuk lengkungan di bibir.

Gambar itu terlihat seperti potret keluarga dimalam hari.Seorang putri kecil yang memakai gaun,seraya menopang besarnya bolu berisikan banyaknya lilin yang berpijar.

"Aku kangen" lirihnya.

Cairan jernih itu semakin deras.ia benar-benar menyapu bersih semua kenangan.

"Bahkan sampai kapanpun,kalian tetap menjadi cahayaku, selamanya."

Makin deras, pipinya kali ini benar-benar basah.

"Non,sudah sampai."

Seorang lelaki separuh baya telah membangunkan dirinya dari dunia hayal.Bayangan itu serentak hilang, kehidupannya benar-benar padam.

Dengan sekuat tenaga ia menghapus seluruh luka, mengeringkan pipinya yang basah dan berusaha kembali untuk tegar.

Tangannya mencoba mendorong alih pintu kendaraan beroda empat tersebut, kedepan.

"Pulang sekolah mau dijemput jam berapa,non?" tanya lelaki separuh baya yang tengah sibuk mengelap setir mobil menggunakan tisu basah.

"Gausah,gue mau pulang sama temen aja" balasnya.

"Baik,non"

Telapak kakinya mulai menginjakkan tanah sekolah.Aroma yang beda dari biasanya, bahkan pemandangan yang sangat begitu berbeda.

Langkahnya mulai membelah koridor.Semua pandangan terfokus kepadanya.Bagaimana tidak? mereka menyoroti tampilan gadis tersebut,benar-benar tidak seperti pelajar.
Mereka seolah-olah sedang melihat penyanyi rock sedang berkunjung ke sekolah.

BRAK!!

Tubuh mereka saling bertabrakan, keduanya terjatuh.Seorang lelaki yang refleks akan kejadian ini, sontak mendaratkan tangannya ke arah pipi wanita yang berada tepat di hadapannya.

Gadis itu tidak berkutip apapun, melainkan menatap wajah pria yang sedang berhadapan dengannya,lalu lari tergesa-gesa.

"Kok ga marah sama gue sih?" bingung pria itu seraya menggarukkan tengkuknya,lalu kembali melanjutkan perjalanan.

Masih berlari,ia melintasi semua jalan berlawanan.Sampai saat...

"Azka?"

Nafasnya tersengal-sengal,ia menelan ludahnya berkali-kali.Kali ini tujuannya sudah sampai.

"L-lo ternyata serius?"

Azka yang merasa tenggorokannya sudah kering tersebut, langsung mengambil alih botol minum yang sedang tergenggam erat oleh Olaf.

Di tenggaknya air tersebut sampai habis.

"Kapan gue pernah bohong sama lo?" Azka berpindah posisi,ia memilih duduk di bangku dekat Olaf.

Olaf mengingat-ingat kebohongan apa saja yang telah di lakukan Azka terhadapnya.

"Waktu lo---"

Flashback on

Saat itu mereka masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama kelas 8.

Terlihat siswa dan siswi yang masih saja sibuk mengerjakan ulangan harian.
Suasana yang damai,dan tentram merupakan salah satu pemicu dalam berfikir dengan baik.

CERITANYA UDAH DI OPER KE SEBELAH YA.MAKASEHHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang