Kehilangan Paling menyakitkan

11 2 0
                                    

Aku dengan perasaan yang masih sama seperti kala itu, meskipun kini sedikit sudah terobati seiring dengan berjalan nya waktu. Namun masih sangat kuingat kala itu ketika kamu mencoba untuk mengakhiri hubungan kita, aku pikir kita akan menjadi selamanya. Tapi ternyata tidak, harapan yang sempat aku fikir akan berakhir dengan bahagia nyatanya jauh diluar nalarku semuanya.

HANCUR.

Aku fikir hubungan ini akan berjalan lebih baik karena awalnya kita sebagai seorang sahabat yang tiba-tiba saling jatuh cinta lalu menjalin sebuah hubungan dan akhirnya memiliki status.

Apakah segala sesuatu itu harus dengan status? 

Kurasa saat kita dekat sebagai seorang sahabat, semuanya terasa baik-baik saja. Namun ketika ego kita mencoba meminta kepastian akan hubungan kita, yang secara tidak langsung ingin meminta merubah status kita yang awalnya sahabat menjadi kekasih, bukan kah itu salah?.

Tungu-tunggu itu tidak salah karena cinta memang hadir secara cuma-cuma bukan? dan langsung apa adanya, namun seperti nya yang salah itu ego kita mengapa harus menuntut status jika bahagia sudah dirasa, jika kebersamaan sudah didapatkan dan jika cinta sudah tumbuh.

Lalu mengapa setelah semuanya berjalan cukup panjang hubungan ini malah berakhir? 

Padahal kamu yang mengajakku untuk menyelam laut dalam lalu menggali mimpi-mimpi yang akan kita bangun, namun sayang mimpi yang kita bangun saat itu seperti nya terbuat dari pasir, sehingga dengan mudahnya hancur meski hanya diterjang pelan ombak lautan.  

Dan bukankah kau juga yang mengajaku untuk merekam semua jejak kisah cinta kita lewat air mata kebahagiaan, lalu air mata itupun mulai hilang dan mengering, bahkan kini tergantikan dengan air mata duka selepas kepergian cinta kita.

Kini cinta kita hanya tinggal nestapa, dimana kisah kita hanya tinggal menjadi puing-puing saja, karena ketika kita yang tadinya sama-sama memilih untuk tak lagi bersama. 

Naas memang, namun ini adalah pilihan yang dirasa cukup baik meskipun menyakitkan. Terlalu berlarut-larut dalam kepedihan dirasa akan lebih menyakitkan, bukankah melepaskan lebih baik dari pada mempertahankan sesuatu yang tak pantas untuk dipertahankan.

Masih ku ingat saat itu aroma petrikor yang menjelma menjadi saksi bisu kandasnya hubungan kisah asmara kita, entah kebetulan atau tidak. Ketika itu kau mengakhiri hubungan kita dibawah derasnya air hujan malam.

"Pengecut, kau mengakhiri hubungan dibawah air hujan karena tak ingin melihat ada air mata berjatuhan kan?" ucapku kala itu.

Ia hanya diam membisu tak menjawab lalu mencium keningku dan berlalu meninggalkanku di bawah deras hujan malam, sakit memang namun ini adalah pilihan sekaligus jawaban dari pertengkaran-pertengkaran yang seringkali terjadi. 

Hanya saja. Sepertinya, aku tidak ingin terus terusan terbelenggu dan termakan oleh waktu. Sebab, masa lalu yang tidak mungkin akan kembali padaku lagi, dan hanya akan merusak masa depanku bersama orang yang baru juga nantinya.

Meskipun pada kenyataannya aku belum sepenuhnya bisa menerima kehadiran orang baru di hidupku setelah dirimu. 

Kamu telah berhasil menghancurkan pertahanan ku, semua kau hancur leburkan hanya dengan senyuman manismu kala itu, dan kini hatiku belum siap menerima pengganti baru untuk mengisi kekosongan diri, dan mengobati goresan luka dihati ini.

Aku terlalu payah.

Aku mengaku kalah.

***

Kehilangan  paling menyakitkan.  adalah harus melepaskan seseorang demi kebahagiaannya

***


Kamu Atau Masa LalukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang