00.03

44 10 1
                                    

Seperti aku harus berterimakasih pada hujan.  Karenanya, aku jadi bisa berlama-lama dengan Jenar.


###

Jenar mengangguk sebagai tanda setuju. Mereka berdua kemudian berjalan menuju tempat duduk. Namun, tiba-tiba...

Duarrr!!

Suara petir yang begitu menggelegar membuat Jenar terlonjak kaget. Alhasil dirinya langsung memeluk Gani. Hal itu membuat sang empu sedikit terkejut atas apa perlakuan yang baru ia terima dari Jenar. Ia langsung membalas pelukan itu hingga membuat Jenar sadar dan melepaskan pelukannya.

"Ma-maaf," ucap Jenar.

"Lo takut sama petir?" Tanya Gani.

Jenar menggeleng tanda tak setuju. "Gue suka kaget aja sama suaranya yang langsung tiba-tiba duar gitu," balas Jenar.

"Itu sama aja," kata Gani sembari mencubit hidung Jenar gemas, lalu ia mendudukkan tubuhnya di bangku.

"Mau tanya dong," kata Jenar. Gani menoleh dengan tatapan menggemaskan.

"Anu... Umm... Jaket ini kok bisa nggak basah?" Tanya Jenar.

"Bisa dong, tadi pas sampe sini aku nggak pake jaket kan? Padahal pas mau pulang pake," balas Gani. Jenar mengangguk.

"Aku masukin jaketnya di baju aku, biar nggak terlalu basah banget. Makanya pas sampai sini langsung ku pake, biar ikut anget juga jaketnya," lanjutnya.

"Ada-ada aja," kekeh Jenar.

"Masih dingin nggak jaketnya?" Tanya Gani.

"Enggak terlalu kok," balas Jenar.

"Hujannya makin deras," kata Gani.

"Aku suka sama bau tanah yang kesiram air hujan," ucap Jenar sembari menatap hujan yang jatuh membasahi bumi.

"Aku sukanya kamu," balas Gani sembari mengikuti kemana arah pandang Jenar. Jenar yang mendengar penuturan tersebut langsung menoleh dengan tatapan sulit diartikannya.

"Kenapa? Aku bener kan?" Tanya Gani.

"Hahaha!! Lucu-lucu, gue cewek ke berapa yang udah lo gituin?" Balas Jenar.

"Lo yang terakhir," jawab Gani yang sukses membuat Jenar berhenti tertawa.

"Apaan sih," ucap Jenar yang langsung mengalihkan pandangannya. Gani tersenyum.

Jantungnya sudah tak karuan, entah kenapa, jika berada di dekat Jenar. Perasaannya menjadi tak karuan.

"Lo cantik," kata Gani. Tatapannya sedari tadi tak pernah teralih dari Jenar.

"Makasih," balas Jenar.

"Sayang lo bukan milik gue," katanya.

"Maksudnya?" Tanya Jenar.

"Gapapa," balas Gani.

"Lo nggak kedinginan? Baju lo basah gitu, masuk angin ntar kalau nggak buru ganti baju," kata Jenar.

"Udah dibilangin kalau gue udah biasa sama udara kaya sekarang," balas Gani.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gefühle oder Logik?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang