Hide

34 7 4
                                    

Hai semua..

Maaf kali ini aku update lagi lumayan lama, karena kesibukan tugas dan hal lainnya.

Dan selain itu ada juga yang membuat aku kemarin enggan untuk melanjutkan cerita ini.

Pasti para penulis baru lainnya juga pernah mengalami posisiku kemarin. Kemarin-marin aku sempat punya pemikiran percuma ngelanjutin cerita ini lagi, karena jumlah readernya segitu gitu aja. 

Tapi kemudian ada seseorang yang mengenyahkan pemikiran itu dariku.

Katanya, "Jika kamu suka menulis maka lakukan itu sebagai hal yang kamu sukai. Jangan menulis hanya untuk dikenal, hanya untuk mendapat banyak pujian dari orang. Kalau kamu menulis dengan alasan kamu menyukainya maka kamu gak akan perduli sedikit atau banyak pembaca, karena tujuan utama menulis bukan untuk mendapat perhatian dari orang lain, tapi karena menulis kamu merasa bahagia."

Jadi terima kasih untuk kamu yang menyadarkan aku kepada tujuan utamaku dalam menulis. Mungkin setelah ceritaku yang ini usai, akan ada cerita untukmu nantinya.


********

Kita tidak akan pernah tau siapa yang akan terus bersama atau siapa yang nantinya memilih pergi. Jadi, jangan terlalu membanggakan orang yang kini masih bersamamu. Mungkin nantinya orang itu yang akan memaksamu untuk belajar melepaskan.


Si abang Kai yang bibirnya cetar untuk author yang datar :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si abang Kai yang bibirnya cetar untuk author yang datar :v





Derap langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar nyaring di lorong salah satu rumah sakit di kawasan gangnam. Seorang gadis dengan pakaian kantor yang masih melekat melihat nomor kamar di kanan dan kirinya, seperti tengah mencari kamar rawat seseorang yang begitu penting untuknya.

Langkahnya terhenti tepat di depan Kamar rawat VIP nomor 3. Di pintunya tertulis nama orang yang mempunyai arti penting untuknya.

Gadis itu merapihkan penampilannya terlebih dahulu, rambut yang tadinya berantakan kini sudah tertata rapih, keringat yang tadi menghiasi pelipisnya kini sudah ia seka.

Tangan kanannya terulur untuk membuka pintu kamar tersebut, namun tidak berhasil karena sepasang tangan kekar menarik tubuhnya.

Gadis itu terkejut, namun langsung hilang rasa terkejutnya ketika melihat siapa orang yang telahmenariknya.

IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang