Sepanjang perjalanan menuju kelas, Sheera tak henti-hentinya menggerutu sebal. Banyak orang yang berpapasan dengannya menatap bingung, karena biasanya Sheera selalu bersemangat.
"Awas aja kalau nanti ngajak balikan."
"Balikan!" beo seseorang membuat Sheera membalikkan tubuhnya karena terkejut.
"Siapa yang mau ngajak balikan?" tanya Kristal penasaran.
Sheera memasang wajah semenyedihkan mungkin, lalu memeluk sahabatnya itu dengan erat. Kristal yang diperlakukan itu mengernyit bingung, merasa ada yang tak beres dengan cewek di depannya ini.
"Aku putus."
"Putus?" beo Kristal lagi. Kristal sebagai sahabat tak tau jika Sheera memiliki pacar. Sheera mengangguk membenarkan ucapan Kristal.
"Emang lo laku," celetuk Kristal membuat Sheera langsung melepaskan pelukannya, memandang Kristal dengan pandangan memelas.
"Jahat," cibir Sheera. Kristal mengedikkan bahu tak acuh, karena malas meladeni Sheera akhirnya Kristal lebih memilih melangkah pergi meninggalkan Sheera.
"Sama aja kayak Guna," ucap Sheera.
Sheera memutar tubuhnya, melangkah pergi menuju toilet. Untuk mencuci wajahnya yang sudah terlihat kusam.
***
Sesa sedari tadi memperhatikan wajah Guna, cewek yang tadi mengajak Guna putus terus hinggap di kepalanya. Sesa merasa bersalah menyebabkan sahabatnya itu putus dengan kekasihnya. Guna yang merasa diperhatikan menoleh, menatap Sesa dengan pandangan bertanya.
"Guna maaf, ya." Guna semakin mengerutkan keningnya mendengar ucapan Sesa.
"Gue udah buat lo putus," cicit Sesa takut Guna marah.
Cowok berwajah dingin itu berdecak sebal, karena Sesa masih berpikir jika dirinya dan Sheera benar-benar memiliki hubungan.
"Dia bukan pacar gue," ucap Guna penuh penekanan.
"Aku tau kamu masih marah sama cewek tadi, seharusnya kamu-"
"Jangan ikut campur, Sesa." Mendengar ucapan dingin dari Guna membuat Sesa langsung bungkam dan menundukkan kepala, mungkin benar dirinya tak seharusnya ikut campur.
"Dia cewek gila." Ucapan Guna semakin membuat Sesa bingung, sebegitu marahkah Guna sampai mengatai mantannya gila?
"Jangan begitu, Guna," sanggah Sesa.
"Hm."
"Jangan karena dia mantan-" Sebelum Sesa menyelesaikan ucapannya Guna lebih dulu memotong ucapannya.
"Dia bukan mantan gue!" bentak Guna.
"Dia cuma cewek yang ngejer-ngejer gue." Sebisa mungkin Guna menahan emosinya, tak mau Sesa menjadi pelampiasannya.
Karena sekarang sedang rumah Sesa, Sesa langsung berlari menuju kamarnya. Meninggalkan Guna di ruang tamu sendirian. Guna mengacak rambutnya kesal, Sesa selalu saja begitu.
"Bi bilang Sesa, Guna pulang dulu." Setelah mengatakan itu Guna melangkah keluar dari rumah Sesa, lebih baik dirinya menenangkan diri terlebih dahulu.
***
Sheera menggulingkan dirinya ke kanan dan ke kiri, hari ini dirinya tak tau harus melakukan apa. Pekerjaan rumah sudah selesai, baterai ponselnya habis, dan orang rumahnya yang pergi entah ke mana. Sheera menatap langit-langit kamarnya, ingin keluar tetapi sebentar lagi malam, Sheera takut jika nanti Renata marah. Dan lagi-lagi Sheera berakhir di ranjang.
"Nasib jomlo ya gini," gumam Sheera miris.
***
Sheera melangkah lesu menuju kelasnya. Jika memiliki pilihan lain, Sheera lebih memilih tidur di rumahnya. Namun, pilihan itu sama sekali tak ada untuk Sheera.
Sheera berdecak sebal saat melihat Guna dan Sesa berjalan menuju arah yang berlawanan dengannya. Sebenarnya Sheera ingin menarik Guna, tetapi hari ini mood bertengkar Sheera menguap entah ke mana.
Dengan malas Sheera masuk ke dalam kelasnya, bahkan tak mempedulikan beberapa teman kelasnya yang menatap tak biasa dirinya. Sheera sangat sadar jika dirinya cantik, jadi Sheera tak heran jika dipandang seperti itu.
"Sheera." Sheera memalingkan wajah saat melihat orang yang membuat moodnya tiba-tiba datang.
Tanpa disuruh Sesa mendaratkan bokongnya di sebelah Sheera. Sheera menggeset tubuhnya, tak mau berdekatan dengan Sesa.
"Jauhin Guna." Sheera menoleh, menatap tak suka perempuan cantik di depannya ini.
"Apa urusan kamu," ucap Sheera ketus.
Sesa tersenyum tipis, "Guna itu milik gue."
Mendengar jawaban dari Sesa Sheera tertawa. Menatap tak percaya perempuan di hadapannya ini. Ternyata begini tipe Guna?
"Aku enggak peduli." Sesa mengepalkan tangannya mendengar jawaban Sheera. Tak mah berlama-lama Sheera melangkah pergi meninggalkan kelasnya.
"Sial," umpat Sesa sambil memandang tajam pintu kelas Sheera.
***
Sheera menggeleng tak habis pikir melihat Sesa tadi. Sheera pikir Sesa tak akan bicara seperti tadi. Memangnya Sesa siapa sampai berani menyuruh Sheera menjauhi Guna, sampai mati pun Sheera tak peduli jika Sesa tak suka Sheera mendekati Guna.
"Guna." Kedua mata Sheera langsung berbinar ketika melihat Guna tak jauh darinya. Tak mau membuang waktu gadis dengan senyum lebar itu berlari mendekati Guna.
"Guna," sapanya. Guna diam tak berniat membalas sapaan Sheera.
"Apa kabar? Lama enggak ketemu." Sheera menyengir ketika Guna menatapnya tajam.
"Guna hari ini udah cinta belum sama Sheera?"
"Enggak!" Guna meruntuki dirinya yang malah meladeni Sheera.
"Suka?"
"Sayang?"
"Kagum?"
"Awas!" Guna mendorong Sheera menjauh, lalu melangkah pergi meninggalkan Sheera yang menatap punggungnya sendu. Sejujurnya Sheera tak sekuat yang orang-orang lihat. Sheera tersenyum tipis, mungkin belum waktunya.
Huwa cuma bisa mikir sampai sini aja, semoga suka. Jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunadhya
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! LENGKAP Baca sebelum dihapus!! Seseorang yang kau anggap pengganggu suatu saat nanti akan menjadi seseorang yang paling kamu rindukan kehadirannya.