Gak terkoneksi :)

11 0 0
                                    

Menenangkan sekaligus menyenangkan, mencintai seseorang tanpa dia ketahui.

Menenangkan yah karena aku tak perlu merasa takut untuk penolakan yang tidak ku inginkan. Menyenangkan karena aku bisa menatap semauku tanpa ada rasa malu dan canggung di antara kita.

Cerita ini ingin kutulis sebagai kenangan bahwa aku pernah memiliki signal untuk seseorang yang entah kapan akan terkoneksi oleh perangkatnya.

Dan aku berterima kasih kepada kamu telah ada dan hadir di hari-hari ku sebagai senior, sebagai teman dan sebagai pendengar ceritaku.

Kami cukup deket loh tapi lucu yah ngga ke konek sama perangkatnya dia. Mungkin signal yang aku punya ngga sekuat 4G saat ini.

Oke saatnya bercerita, waktu itu mubes HMJ yang dilaksanakan di kampus kuning. Berhubung dia adalah senior yang setingkat di atasku membuat dia harus stay di sekret untuk mengamati jalannya mubes. Sambil menunggu yang lain datang suasana saat itu kami sedang nyantai, ada yang nyanyi gak jelas, ada yang main game, ada yang rebahan karena lelahnya menunggu, sedang aku dan dia asik ngobrol tentang mantanku.

👦 : "Bagaimana dengan dia?"
👧 : "udah pisah kak"
👦 : "alasannya karena agama?"
👧 : "yaps, udah tau ngga bisa sama masih juga ngotot jalaninnya"
👦 : "sabar, ada gantinya kok"
👧 : "emang kakak mau gantiin dia?"
(becandain tapi kalo di tanggapi serius gapapa wkwk)
👦 : "Ngga usah pacaran dulu, kuliah sana yang bener"
👧 : "kan gak masalah kuliah sambil pacaran kak?"
(Dia diem sambil senyum. Dalam hati aku bilang "plz jangan senyum dong Aku baper").

Setelah beberapa menit ngobrol dan baper sendirinya Mubes pun dimulai. Seperti Mubes pada umumnya yang junior selaku panitia yang menjalankan struktural agenda Mubes dan senior sebagai pengamat maupun pemberi saran dalam mubes.

Semua berjalan begitu aja sampe mubes selesai ngga ada yang spesial kecuali percakapan tadi :')

Hm perasaanku pun terhadapnya itu terjadi secara tiba-tiba.
Muncul entah darimana, kapan, bagaimana dan mengapa.
Ini jujur yah, selama aku suka sama orang  pasti karena kepribadian yang tenang, gak bacot, gak ngurusin orang, cuek atau kalau ngga itu yah karena mukanya.

Tapi ini bener membingungkan, kepribadiannya berbanding terbalik dari yang aku suka.
Ini dia orangnya gesrek, bacot, banyak tingkahnya lagi.


"Tuhan kenapa memberiku cobaan yang berat untuk kuhadapi? Aku suka dia tapi tidak engkau izinkan bersama"

Hari berlalu begitu lama, pertemuanku bersama dia tak pernah terjadi setelah mubes usai. Aku menyadari satu hal bahwa benar aku ingin memiliki dan terbesit niat untuk menjadi pendampingnya karena rindu yang selama ini aku katakan "ah ini bukan rindu, cuman kebiasaan sama dia aja" dan ternyata benar rindu itu ada dan rasa ini benar adanya.

Disaat pertemuan yang tak kunjung datang, sebuah insta story di instagram miliknya menyampaikan pesan bahwa hari ini dia ujian skripsi. Aku dikala itu sedang bekerja ngga mampu ngapa ngapain lagi. Mau ke kampus beri dia selamat dan beri dia bingkisan juga udah telat, Nyeseek dong perasaanku kala itu. Akupun hanya bisa buat story pake fotonya dan ucapan "Pengangguran baru yuhuu~
adakah kak yang beginian
🍗🍝🍤🍲🍖🍳🍔🍕
namanya dong di tag"
tapi gak usah di tag namanya disini yah entar ketauan wkwkwk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang