18 Juli 2019
Seorang gadis sedang berkutat
pada laptopnya menuliskan apa yang sedang ada dipikirannya"Lisa" Panggil gadis lain yang sedang berdiri diambang pintu kamar gadis itu
"Ada apa cheng" Sahut lisa namun ia tak menoleh sedikitpun
Chaeyoung menghela nafasnya ia menatap rekan segrup nya itu dengan tatapan kesedihan
"Ayo kita makan lis, jisoo dan jennie eonni sudah menunggu di meja makan" Ajak chaeyoung
"Tidak perlu cheng kalian duluan saja aku belum lapar" Balas lisa namun ia tak menoleh sedikit pun dari layar laptopnya
"Lis kau... "
"Tidak cheng aku belum lapar dan lagi tulisan ku ini belum selesai" Potong lisa cepat ia tersenyum kepada sahabatnya itu.
Chaeyoung menyerah iapun keluar dari kamar lisa dan kembali ke meja makanTerlihat jisoo dan jennie yang menatapnya saat di sudah duduk dimeja
"Lisa mana cheng? " Tanya jisoo
Chaeyoung hanya menggeleng"Sudahlah eonni, biarkan saja lisa" Kata jennie membuat chaeyoung menatapnya tajam
Jennie pun balas menatap cheng
"Biarkan saja dia berbuat sesukanya, kita tunggu saja apa yang terus dia lakukan nanti juga dia lelah sendiri" Lanjut jennie"Tapi eon.... "
"Jennie mungkin benar cheng, kita biarkan saja dia, biarkan dia melakukan sesukanya, aku lelah harus terus membujuknya" Ucap jisoo dingin
Chaeyoung hanya mampu menundukan kepalanya🔹🔸🔹🔸
Lisa menghentikan langkanya saat seseorang memanggilnya
Ia menoleh kebelakang melihat siapa yang memanggilnya"Ada apa Chanwoo-shi? "
Chanwoo tersenyum miris saat mendengarkan panggil lisa selama dua tahun belakangan ini, ia ingin noona kesayanganya ini kembali.
"Itu ak-ku hanya ingin bertanya, kau sedang apa berada di agensi, bukankah seharusnya kau ada ja-jadwal? " Tanya chanwoo sedikit gugup
Lisa tersenyum mendengar pertanyaan gugup chanwoo
"Sajangnim memanggilku, kau sendiri? "Balas lisa menatap chanwoo yang sedang menatapnya dengan orang tatapan berarti
" Aku habis dari studio teddy hyung"jawab chanwoo ia sedikit menundukan kepalanyaLisa hanya mengangguk
"Bagaimana keadaan kalian? " Sontak lisa melemparkan pertanyaan itu kepada maknae iKON itu, setelah beberapa minggu grup itu ditinggalkan leader mereka
"Baik semua baik" Jawab chanwoo
"Kalian harus kuat yahh dan bersabarlah, semuanya akan kembali semula, tunggulah beberapa saat lagi"
"Aku permisi"
Setelah mengatakan itu lisa langsung pergi meninggalkan chanwoo yang mematung ditempatIa bahagia lisa menyemangati dirinya dan juga grupnya tapi perkataan terakhir lisa membuatnya bingung dan bimbang, ia mendengar dengna baik apa yang gadis cantik itu katakan namun ia tak bisa mencerna perkataan itu.
🔸🔹🔸🔹
Didalam ruangan itu terdapat dua orang manusia
"Jadi ada apa sajangnim" Tanya lisa to the poin, ia menyeringai menatap bos barunya itu
Yang ditatap pun hanya membalas menyeringai
"Ku dengar kau menguasai lebih dari lima bahasa"
"Mendengar bukan berarti itu benar"
"Tapi kurasa itu memang benar, karena mereka tak mungkin memberikan ku informasi yang salah"Hening keduanya tak mengeluarkan suara lagi setelah mereka sibuk dengan pikiran masing-masing
"Jadi anda memanggil saya kesini hanya untuk menanyakan itu sajangnim"lisa memberanikan diri untuk membuka suara lebih dulu
" Tentu saja tidak"
"Jadi sebenarnya aku memanggilmu kesini untuk, menawarkan sesuatu" Lanjutnya
"Apa itu? "Wanita itu pun memberikan sebuah map, lisa langsung mengambilnya dan membacanya dengan teliti
"Ini... "
"Ya itu tawarannya, kau bersedia"
"Tapi sajangnim kenapa harus aku,aku tidak berpengalaman sama sekali tentang hal itu"
"Karena kau belum berpengalaman ka HARUS mencobanya"
"Ini namanya bukan penawaran tapi perintah "
"Ya seperti itulah"
"Kenapa harus aku?, kenapa tidak yang lain saja! "
"Kau ini banyak sekali bertanya yah, tinggal turuti perintah ku apa susahnya"Lisa menggeram kesal menatap orang dihadapannya dengan tatapan kebencian
"Maaf sebelumnya sajangnim tapi aku sibuk dengan tour dan juga tulisan ku, jadi aku tak bisa menerima nya"
"Lalisa masalah tour grup mu itu mudah, aku akan mengurusnya dan tulisanmu itu tinggalkan sajalah tidak ada gunanya juga kau melanjutkan tulisan itu"
"Tulisan tak berguna" Beo lisa sambil mengertakan giginya
"Sajangnim... "
"Kau tidak ingin membantu agensi ini maju lalisa"
"Lalisa, seharusnya kau bersyukur karena kau yang terpilih dalam situasi seperti ini, bukan kah kau sangat menyayangi YG family"
"Dengarkan aku baik-baik nona manoban, jika kau menerima tawaran ini kau akan semakin terkenal dan kau akan menaikkan saham perusahaan ini"
Bulshit. Batin lisa"Bukankah sudah ada jisoo eonni yan.... "
"Dia hanya mampu membantu sedikit untuk menaikkan saham"
Perkataan cepat lisa dipotong cepat juga oleh bosnya ituLisa menghela nafasnya sambil mengeratkan kepalanya tangannya
"Baiklah jika itu MAUMU aku akan MENURUTINYA" setelah mengatakan itu ia langdung menandatangani kontrak nya diatas matrai dan juga sedikit membungkuk kepada bos barunya lalu keluar begitu saja tanpa menunggu jawaban sajangnim
🔸🔹 🔸🔹
"Apa yang bos baru itu katakan lisa" Tanya jisoo saat lisa sudah memasuki van blackpink
"Ia menyuruhku menandatangani kontrak, sama seperti mu kemarin" Jawab lisa datar
"Woahh jadi kau juga akan bermain film seperti jisoo eonni" Kata rose sambil merapat kan kedua tangannya
"Bukan hanya bermain film tapi aku akan menjadi host" -lisa
"Memangnya kau punya bakat untuk dua hal itu? " Tanya jenie hati-hati
"Dia pasti bisa jika dia belajar" Itu kata sangwon manajer blackpink itu menunjukan senyum hangatnya
"Aku sudah menolaknya tapi ia memaksaku untuk menandatangani kontrak itu" Kata lisa lirih
"Pemaksa sekali orang itu"-rose
" Jika dia bukan sajangnim kita mungkin aku akan mencakar nya karna telah memaksamu dan jisoo eonni "-jennieitulah tanggapan mereka tentang bos baru itu berbeda dengan yang lama. Setelah itu mereka semua sama-sama tak mengeluarkan suara, hanya saling diam dan larut pada pikiran masing-masing.
▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪continued▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫
Gimana nih guys tanggapan kalian tentang chap awal ini, maaf jika ceritaku ini kurang bagus,Jangan lupa comment, saran dan tekan bintang.
Blackpink
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Agent but idol
FanfictionLalisa gadis yang selalu tersenyum namun dibalik senyuman itu ada kesedihan yang sangat mendalam, juga beban yang sangat berat. Ia selalu sendiri, karena selalu dicaci atau kadang dihina. Tapi entah dari apa hatinya dibuat karena ia malah membantu...