"Gen, kita ngapain ke sini?" tanya gue heran ketika sudah turun dari motornya.
"Beli sesuatu," jawabnya sambil melepaskan helmnya, kemudian membantu melepaskan helm yang gue kenakan.
"Jadi ini tempat tujuan kita?" tanya gue memastikan.
"Iya," jawabnya santai, kemudian dia menggenggam tangan gue dan membawa gue masuk ke dalam tempat itu.
Gue kira dia akan mengajak gue ke tempat wisata, jalan-jalan naik motor keliling Jakarta atau paling tidak pergi ke tempat makan romantis. Tapi, yang terjadi saat ini justru dia mengajak gue ke tempat yang menjual furniture rumah tangga.
Bayangkan, kencan di tempat seperti ini untuk apa? Memang pemikiran Genesis itu sungguh diluat logika manusia.
"Gen, kita ngapain sih ke sini?"
"Kan tadi aku sudah bilang, kita mau cari sesuatu sayangku." jawabnya seraya melihat deretan lemari pakaian berbahan kayu jati, yang terlihat sangat natural dan artistik dengan ukiran-ukiran yang indah.
"Buat apa? Apartemen kamu saja sudah penuh barangnya, mau kamu taruh mana kalau beli barang-barang lagi?"
"Rumah kita lah," jawabnya dengan enteng.
"Rumah kita? kamu ngarang banget."
Genesis justru tertawa seraya menatap gue. "Sita ku sayang... kan aku sudah pernah bilang kalau aku itu sangat serius sama kamu. Jadi sebelum kita menikah nanti, aku sudah menyiapkan sebuah rumah yang akan kita tempati nanti. Saat ini pembangunannya sudah hampir selesai kira-kira sudah 80 persen lagi siap dihuni. Makanya itu, aku mau kita milih perabotan rumah tangga sama-sama supaya sesuai dengan selera kita."
"Kamu... kapan bangun rumahnya?" sumpah ya, gue masih syok mendengar penjelasannya. Terdengar biasa saja, tetapi dampaknya sangat luar biasa buat gue. Ya ampun Gen, kamu sweet banget sih sudah memikirkan rumah masa depan kita.
"Sejak aku mulai suka sama kamu. Setelah itu, aku yakin untuk langsung memulai pembangun rumah masa depan kita." jawabnya sambil tersenyum lebar.
"Yakin banget. Padahal belum tentu juga aku mau sama kamu, kenapa sudah langsung membangun rumah masa depan kita?" tanya gue tidak mengerti akan pemikirannya.
"Yakin lah. Kita itu sudah berjodoh makanya aku sangat yakin sama kamu."
Gue hanya memutar bola mata malas, karena sudah lelah menanggapi jawabannya.
"Nyebelin banget sih, kamu." karena kesal akhirnya gue langsung mencubit perutnya dengan geram.
Tiba-tiba mata gue terasa memanas dan mulai berkaca-kaca dengan sendirinya. Perasaan gue sekarang ini campur aduk, ada perasaan bahagia saking tidak percayanya dengan apa yang terjadi. Selama ini gue belum pernah merasa sebahagia ini hanya karena seorang lelaki asing yang tiba-tiba masuk ke dalam hidup gue. Dia membuktikannya bukan dengan kata-kata saja, melainkan dengan aksi nyata bahkan sudah menyiapkan semuanya sebelum gue mengiyakan ajakan seriusnya.
"Kok nangis sih?" tanyanya panik saat mengetahui gue yang tiba-tiba menangis. Kemudian entah dorongan dari mana, gue langsung memeluk Genesis dengan erat.
"Kamu kenapa nyebelin banget sih," kata gue dibalik pelukannya.
Genesis tidak menjawab, ia justru menciumi puncak kepala gue dan menumpukan dagunya di kepala gue. "Nyebelin tapi sayang kan?"
"Nggak ya," jawab gue ketus, lalu gue langsung melepaskan pelukannya.
"Sita... aku cuma mau bilang kalau aku cinta banget banget banget banget banget banget banget banget banget banget sama kamu." kata Genesis sambil tersenyum lebar, kemudian dia meletakkan telapak tangannya di kening gue lalu dia mencium punggung tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Gen
Romance[CERITA LENGKAP] Semua kebingungan Sita terjadi karena misi menyebalkan dari Big Hero--atasannya yang super duper menyebalkan. Seandainya Sita tidak menyetujui misi dari bosnya itu karena imbalan yang besar, mungkin ia tidak akan pernah berurusan d...