|| 000

16 1 0
                                    

Di luar jalanan becek. Hujan baru saja berhenti tiga menit yang lalu. Aroma bekas hujan menyeruak, aku suka. Menenangkan.

Aku memutar lagu Coldplay yang berjudul Daddy di ponselku. Di sudut teratas bagian kirinya menampilkan empat deret angka kecil, pukul 14.58 WITA.

Aku berbaring di kamar, dengan pikiran tertuju pada seragam kerjaku yang belum juga kering karena hujan setengah hari ini. Juga sepatu hitamku yang masih sangat basah. Besok aku sudah masuk kerja lagi, lalu aku harus memakai apa?

Rasanya ngantuk. Tapi daripada tertidur aku lebih memilih menulis sesuatu. Sebuah jurnal tentang kisahku.

Mungkin akan membosankan ketika orang lain membacanya. Tapi bagiku itu sedikit pengalihan atas banyaknya hal yang mengganggu kerja otakku.

Ini bukan jurnal tentang kisah cinta monyet di usia belasan tahun. Bukan tentang si pengangum rahasia. Bukan tentang hal-hal romantis antara lawan jenis seperti dalam drama picisan atau drama Korea. Ini hanya sebuah catatan-catatan kecil. Untuk seorang lelaki yang menjadi cinta pertama anak perempuannya. Yang seharusnya menjadi pahlawan yang akan selalu dibanggakan anak kecilnya.

Daddy, are you out there?

Daddy, won't you come and play?

Daddy do you not care?

Is there nothing that you wanna say...

I know-- you're hurting too...

But I need you I do.

°°°

Thursday, 07 January 2020

Untuk PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang