Imagine your face, say hello to me
Then all the bad days, they're nothing to me
With you.
•••
Ini sudah hari ketiga. Papa bilang kerjaannya hanya tiga hari. Berarti papa sudah pulang hari ini atau besok. Dan kabar bagusnya lagi, besok itu aku sudah bisa pulang ke rumah.
Belasan hari di rumah sakit sangat tidak menyenangkan. Aku merindukan main lompat karet dengan teman-temanku. Atau bermain congklang di sore hari, atau main petak umpet dengan anak-anak tetangga, atau hanya sekadar menggambar asal di atas kerta putih di dalam kamar. Ah, aku bosan setiap hari hanya melihat warna putih yang dominan di rumah sakit. Aku rindu warna ungu spreiku dengan kartun Poo sebagai motifnya. Juga rindu dengan aroma pedesaan, bukan bau obat-obatan yang menyengat. Aih.
Besoknya, pagi-pagi sekali aku sudah bangun. Aku bahagia sekali karena sudah bisa pulang. Pun karena katanya papa sudah akan kembali. Aku sudah sangat rapi di jam delapan, sudah juga memakan habis bubur terakhirku di rumah sakit. Pesan dokter aku belum boleh memakan makanan yang berminyak juga pedas. Aku dianjurkan memakan yang manis-manis saja.
Tapi sampai setengah dua belas papa belum datang menjemput dan aku sudah lelah menunggu di lobi rumah sakit. Jarum infus baru saja lepas dari kulitku beberapa jam yang lalu, masa' mau dipasang lagi hanya karena aku kelelahan?
Ah, papa payah sekali. Harusnya dia sudah ada. Tega sekali membiarkan princess kesayangannya menunggu sangat lama. Katanya sayang sekali sama anak perempuannya satu ini, tapi kenapa dikecewakan sih?
Akhirnya, dengan dituntun berjalan oleh mama, aku pulang. Maksudku, kami--aku, mama dan adik pulang ke rumah naik angkutan umum. Tahu tidak, aku itu paling benci naik angkutan umum! Baunya menyengat sekali. Aku selalu muntah di tengah jalan. Benar-benar memuakkan.
Papa di mana sih?
°°°