Chapter 4

87 5 1
                                    

Song Hye Kyo ~POV~

"Huh lelah sekali hari ini." ucapku sambil memposisikan tubuhkan diranjang.

Tiba-tiba bayangan Jung Ki terlintas dipikiran ku.

"Ahhh kenapa dia selalu muncul dipikiranku sih, menyebalkan sekali. Rasanya aku ingin selalu bersamanya."
Ucapku yang tidak lama membuat ku terlelap.

Pagi hari...

Saat aku sampai disekolah, aku tidak menemukan Joong Ki dimana pun. Biasanya dia selalu mengabari ku kalau dia telat ataupun sakit. Dimana dia sekarang.

Dikelas, aku benar-benar tidak semangat sekali mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi di depan. Pikiran ku selalu memenuhi Joong Ki.

"Joong Ki dimana kau sekarang, kenapa kau tidak mengabariku, aku seorang diri disini, aku sangat membutuhkan mu." Batinku

Selama disekolah, aku menghabiskan waktuku dengan membaca buku di perpustakaan dan melakukan segala hal tanpa dirinya. Rasanya sangat berbeda sekali, apa aku merindukanya?

Tidak terasa sudah 1 minggu Joong Ki tidak memberi kabar kepadaku, aku mendengar para guru bercerita kalau Joong Ki sudah tidak sekolah lagi disini. Aku sangat tidak bisa menerimanya, karena dialah sahabat ku yang selalu menemani hari-hariku dengan sebuah senyuman, candaan, dan kelakuannya yang sangat konyol itu. Tak sengaja, butiran kecil mengalir dari pipiku. Aku menangis.

"Sungguh tega dirimu, kau telah membuat ku nyaman, kemudian kau meninggalkan ku tanpa mengucapkan 'selamat tinggal' kepadaku." Batinku.

Daripada aku berlarut dalam kesedihan, lebih baik aku pergi ke taman saja yang jaraknya tidak jauh dari rumah ku.

"Kau mau kemana?" Tanya ibu.

"Aku ingin keluar sebentar bu." Jawabku.

"Baiklah, hati-hati sayang. Jika kau nanti sudah mau pulang, tolong kerumah paman Jang untuk mengambil pesanan ibu ya"Ucap ibu.

"Ne eomma (ya ibu)" Ucapku

Aku segera menuju taman menggunakan sepeda kesayangan ku.
Sesampainya disana aku segera pergi menuju pohon besar yang dibawahnya terdapat kursi dengan pemadangan danau didepannya. Tempat ini merupakan tempat favorit ku disaat aku sedang bersedih.

Tiba-tiba seorang pria yang sepantaran dengan ku datang menghampiriku dan duduk disampingku.

"Annyeong (hai)." Sapanya.

"Annyeong, hmm maaf kamu siapa ya?" Tanyaku.

"Oh ya aku sampai lupa memperkenalkan diriku. Namaku Jaeyol, kita satu sekolah, aku selalu memperhatikanmu tanpa sepengetahuanmu. Aku bingung kenapa perempuan secantik dirimu selalu sendirian tanpa ditemani siapapun. Aku ingin menjadi teman mu, apa kau tidak keberatan?" Tanya nya.

"Maaf aku tidak mengenalimu, padahal kita satu sekolah." Jawabku

"Tidak masalah, kau ada masalah apa? Jika kau mau bercerita, aku bersedia mendengarkannya. Karena kita sekarang teman." Ucapnya.

"Aku tidak kenapa-kenapa, aku hanya sedang merindukan seseorang." Ucapku.

"Apa kau merindukan Joong Ki?" Tanya nya.

"Ah tidak, aku hanya berteman dengannya." Jawabku.

"Maksudmu? Aku tidak mengatakan kalau kau berpacaran dengannya, aku hanya bertanya apa kau merindukannya." Ucapnya.

"Ahh, ohh tidak, aku, aku minta maaf, karena otak ku lagi sedang tidak fokus." Ucapku gugup.

"Jika kau mau kuceritakan, aku akan menceritakannya untukmu." Ucapnya.

"Apa maksudmu?" Tanyaku.

"Masalah Joong Ki, ia sekarang berada di New York karena ayah nya sedang menjalankan bisnis disana, Joong Ki diminta untuk ikut pergi bersama ayahnya, karena ia tidak mau anak semata wayang nya itu hidup sendirian. Joong Ki merasa kasihan jika ia menolak permintaan ayahnya itu, karena baginya ayahnya adalah segalanya. Dilain sisi, ia merasa takut akan jauh darimu, takut dirimu kecewa kalau dia akan pergi. Karena itu dia tidak memberitahumu secara langsung dan dia yang memintaku untuk memberitahumu. " Ucap Jaeyol

Aku lebih merasa kecewa kalau kau (Joong Ki) tidak memberitahuku terlebih dahulu, dasar bodoh. 
Kenapa kau meninggalkan ku disaat aku sudah nyaman bersama mu, sudah 1 tahun kita menghabiskan waktu kita bersama, apa kau dendam kepadaku karena aku tidak membalas perasaanmu? Hingga kau tega meninggalkan ku tanpa kabar, sungguh ini lebih menyakitkan." ~batinku.

"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Jaeyol.

"Oh tidak, kira-kira kapan dja akan kembali?" Tanyaku.

"Masalah itu dia tidak memberitahuku, kapan dia akan kembali lagi." Jawabnya.

Aku semakin sesak mendengarnya, sebaiknya aku pergi saja, dan kerumah paman Jang untuk mengambil pesanan ibuku.

"Terimakasih Jaeyol, kau sudah memberitahuku. Aku pergi dulu ya." Ucapku. 

"Oh ya sama-sama, kalau perlu sesuatu
Datanglah kepadaku." Ucapnya

Aku segera pergi meninggalkan taman dan menuju ke rumah paman Jang.
Selama diperjalanan, pala ku terasa pusing sekali sampai pengelihatanku terasa rabun. Aku melihat terdapat cahaya didepan ku dan terdengar bunyi klakson mobil yang mengarah kepadaku.

Tiiiiiiiiiiiiittttttt..........

"Aaaaaaaahhhh." Teriak-ku.

Tubuhku tertabrak dan terjatuh, tak bisa kugerakan, kulihat disampingku terdapat darah yang mengalir dari kepalaku, aku benar-benar sangat merasa pusing dan banyak orang-orang yang sedang mengelilingiku. Aku, aku tidak kuat rasanya sakit sekali.

Annyeonghaseyo 🖐🏻
Maaf ya buat para readers karena aku ngegantungin cerita ini 😭
dan baru bisa update sekarang.
Aku minta maaf banget 🙏🏻

Aku harap kalian suka sama ceritanya 😊
Meskipun Song-song couple udah gak sama-sama lagi, tapi aku usahain buat ngelanjutin cerita ini semampu aku.

Like dan komen nya ya jangan lupa biar aku makin semangat dan senang  😊😉

Saranghaeeeeee ❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love is Struggle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang