2

276 34 4
                                    

Written by: Li-Kimchi

Malam telah tiba, Sang Ratu Malam sudah naik ke singgasananya. Disaat manusia-manusia itu telah tertidur lelap, merajut benang-benang khayalan dalam mimpi, sunyi dan gelap disana.

Namun bagi gadis yang menjadi korban berikutnya, ia merasakan firasat buruk teramat sangat. Sesekali ia berbalik ke arah kiri dan kanan, mencoba tertidur. Namun, degub jantungnya lebih cepat dari biasanya.

Ia tidak bisa tidur.

Seiring berlalunya waktu, ia tertidur. Dan disaat itulah, atensi merah gelap menariknya keluar dari kamar, menyeretnya keluar rumah, menuju gang sepi, tempat biasa ia menghancurkan korbannya. Sampai tak bersisa.

Gadis itu berusaha berteriak, tapi disekap dengan tangan yang dingin dan lebih besar itu, membuatnya ciut. Berusaha kabur, namun tubuh yang lebih kekar itu menahan seluruh tubuh sang gadis; menguncinya dalam kesakitan fisik. Gadis itu berusaha memberontak, namun tidak dipedulikan oleh penculiknya.

Sesampainya di gang sepi nan buntu itu, sang gadis ia lempar ke aspal yang berbatu dan keras. Belum sesaat sang gadis menarik nafas, dadanya diinjak dengan kuat oleh penculiknya.

"Kau telah melihat apa yang seharusnya menjadi milikku." Nada gelap itu terdengar jelas, "Aku akan membuatmu hancur sampai tak bersisa."

"A... pha... maksudmu...?" Sang gadis terengah-engah, wajahnya memucat karena pasokan oksigennya berkurang. "Kau... pasti.. Akira... Sakata... kan? Orang... bodohー akh!"

Leher sang gadis jadi korban injakan maut itu, Sakata menatap dingin gadis di hadapannya itu, "Itu hanya kedok. Dan jangan harap kau akan lepas dariku."

Sakata mengeluarkan pisau yang selalu ia gunakan untuk menghancurkan dan membunuh korbannya. Seringai jahat itu terlukis di wajah dingin itu, "Saa, party huh?"

"AAAAAAAAA!"

Salah satu jari kelingkingnya putus tertebas pisau. Darah mengucur dengan cepat tanpa peringatan. Gadis itu menahan rasa sakit, menangis karena ketakutan mulai menguasainya. "Jangan... jangan... aku.. mohon...."

"Mohon, huh? Payah." Sakata melanjutkan aksinya, memotong jemari gadis itu disertai teriakan minta ampun dan hanya dibalas tawa jahat.

Gadis itu meronta, namun pisau Sakata bergerak lebih cepat, menikam dada gadis malang itu. Sakata memutar gagang pisau itu hingga menimbulkan jejak darah yang muncrat. Sang gadis bernafas tersegal-segal, kematian sudah menunggu di depan matanya.

"Ne, karena aku sedang dalam mood malas.... jadi bye~!"

"!!!"

Pisau itu dengan cepat menusuk otak dan pangkal tenggorokannya. Membuat sang gadis hanya melihat kegelapan, selamanya, tanpa banyak suara. Sang gadis jatuh, dengan kondisi kepala, leher, jantung dan jari-jari yang koyak, tertusuk dan tertebas. Melihat korbannya sudah tewas, Sakata membersihkan jejak yang mungkin berakibat bisa ditangkapnya dirinya. Setelah memeriksa dan membuat segalanya bersih dari jejaknya, Sakata pergi dari tempat itu.

Sembari tersenyum jahat sepanjang jalan, Sakata menatap ke arah langit malam. Ia menyeringai begitu ia melihat bulan sudah purnama sempurna. "Urata-chan, kau akan jadi milikku, ok?"

♤♡◇♧

Urata menatap bosan ke arah televisi yang menanyangkan berita yang sama dari beberapa hari yang lalu. Dan korbannya rata-rata satu sekolah dengannya. "Mengapa ini terjadi...?"

"Hei, Urata-san!" Mendengar sapaan dari teman berambut merahnya itu, _mood_ Urata terjun bebas. Ia menatap malas temannya yang dikiranya beneran aho itu, "Un? Ada apa?"

"Ehe, gak papa! Ayo jalan! Bengong mulu!" Sakata menoyor kepala Urata, dan dengan kurang ajarnya pergi melangkah lebih dahulu, meninggalkan Urata yang mencak-mencak emosi dan segera mengejarnya, tentunya setelah mengunci rumahnya.

"Dasar!" Urata menjitak kepala Sakata setelah ia dapat mengejar pemilik surai merah itu, "Dasar aho! Kurang ajar sekali kamu!"

"Gomen, gomen. Habis, muka Urata-san bengong gitu lucuー AW!"

Urata menginjak kaki Sakata kuat-kuat. Sambil mendengus, ia berlalu meninggalkan Sakata yang mengaduh. Sejenak, setelah Urata menghilang dari balik belokan, seringaian jahat itu muncul.

"Kau milikku, Ura-chan... aku akan membunuh siapapun yang berani mendekatimu, atau melihatmu..."

TBC

Hey.... Baby, May I Take You ?(SakaUra Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang