2: Kesenangan Dunia

290 8 0
                                    

2: Kesenangan Dunia

💐💐

-Awali dengan Bismillah, dan akhiri dengan Alhamdulillah-

💐💐

"Jangan terlalu berlebihan mencintai dunia ini, karena dunia hanya sementara saja. Di mana dunia adalah kesenangan bagi dia yang jauh dari Tuhan, dan ujian bagi dia yang punya iman."

💐💐

Amanda kesal sekali hari ini, untuk ke sekian kalinya dia gagal dan di tolak mentah-mentah oleh beberapa tempat yang sudah dia datangi. Banyak cibiran dari mereka setelah melihat CV Amanda yang menurutnya tak ada salah sedikit pun. Kali ini, Amanda ingin kembali protes pada semesta kenapa hidup dia selalu menderita, di mana kata keadilan itu berada?!!!

"Sudah, santai. Jaman sekarang tamatan SMA itu susah mencari pekerjaan, apalagi melihat nilai loh yang banyak cacatnya." ucap Devi to the point Amanda ingin menjitak kepala temannya itu, namun niatnya dia urungkan karena apa yang di katakan Devi itu memang benar. Nilai Amanda sewaktu SMA kemarin tak ada yang bagus, semuanya pas-pasan saja, tak ada yang menonjol dalam dirinya.

Ya, Amanda tak bisa mungkiri itu, memang dirinya bodoh dan malas belajar. Tapi, dia masih tak percaya kalau di hitung-hitung puluhan tempat dia datangi namun semua menolak, ada apa ini, apa tak bisa menonjolkan hal lain selain nilai? Itulah yang Amanda pikirkan.

"Bacot amat Loh. Gue lagi buntu ini. Buntu otak, buntu kantong juga, utang Gue sudah berhamburan di mana-mana, mau bayar pake apa Gue, Vi?" ringis Amanda.

Makin ke sini, Amanda semakin membenci kehidupan, bagi Amanda tak ada yang bisa membuktikan jika kehidupan itu adil, jika Tuhan itu adil. Buktinya saja, dia sampai sekarang masih hidup menderita, tak punya harta, orang tua, kasih sayang, bahkan semuanya Amanda tak punya. Sudah cukup bagi Amanda puluhan tahun dia hidup seperti ini, dia ingin bahagia dan terbebas dari hal-hal yang memuakkan dan mengancam dirinya harus mencari cara agar menghasilkan uang.

"Ini tadi pagi Gue baru di kirimin duit sama bokap Gue. Loh ambil setengahnya, dan bayar utang-utang loh. Repot banget." Devi menyerahkan setengah dari nominal uang yang masih utuh di dalam bungkusan amplop cokelat.

Amanda mengerjapkan matanya berulang kali, dia tak percaya Devi akan sebaik ini padanya. Memang Devi selalu baik bagi Amanda, Devi bukan tipikal orang yang pelit dan mau enaknya saja. Devi orang yang baik, bahkan bagi Amanda Devi itu 'sangat baik'.

"Nah kan Gue makin sayang sama Loh. Makasih ya, Sayang." Amanda memeluk erat tubuh Devi.

Devi membalas pelukan hangat Amanda, dia juga senang bisa membantu Amanda walau mungkin dia juga membutuhkan. Tapi Devi tahu, Amanda bukan teman yang jahat. Mereka sudah saling mengenal lebih dari dua tahun, di mana keduanya sudah memahami satu sama lain di tambah lagi latar belakang mereka yang sama; tak mendapatkan kasih sayang dari orang tua.

💐💐

"Setiap manusia itu di uji, tak mungkin Allah membiarkan hamba-Nya begitu saja tanpa ujian? Hanya satu yang dapat meringankan setiap ujian itu, yaitu iman dan Islam. Di mana jika seseorang itu beriman maka dia akan menerima segala takdir hidup yang sudah di takdirkan oleh Rabb Semesta Alam. Karena, sejatinya ujian itu untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan seorang hamba kepada sang Pencipta-Nya. Intinya, hidup ini tempatnya berlomba-lomba dalam kebaikan, dan akhirat tempat pertanggungjawaban setiap manusia. Kalau ada masalah ya jangan mengeluh, tapi di hadapi dengan ikhlas dan sabar." Terang sang ustazah.

Amanda mengernyitkan dahi mendengar tausiah yang berhasil menarik perhatiannya, di mana Amanda memilih bersembunyi di balik tembok masjid untuk mendengarkan tausiah tersebut.

Hijrah TerindahWhere stories live. Discover now