Sheera mengerjapkan matanya, menghela napas saat mendengar teriakan Renata di luar kamarnya. Dengan langkah malas Sheera membuka pintu untuk Renata.
"Lama banget." Sheera menundukkan kepalanya saat Renata mendorongnya masuk ke dalam kamar.
"Saya sama Darra mau liburan. Kamu jaga rumah, awas aja sampai kamu keluyuran enggak jelas." Sheera mengangguk mengerti.
"Terus aku siapa yang nganter ke sekolah?" tanyanya pelan takut Renata marah.
"Jalan sendiri," balas Renata.
Renata keluar dari kamar Sheera meninggalkan gadis itu sendirian di dalam kamarnya yang sunyi. Sheera menghela napas pelan, lagi-lagi dirinya ditinggal sendirian di rumah. Padahal Sheera juga sangat ingin ikut bersama mereka.
"Cuma khayalan," gumam Sheera sambil tersenyum kecut.
Sheera memutuskan membersihkan dirinya, lalu setelah itu membersihkan rumahnya.
***
Kedua mata bulat Sheera berbinar saat melihat Guna masuk ke dalam kantin. Namun, langsung kembali teduh ketika melihat seorang gadis cantik yang sedang tertawa bersama teman-teman Guna. Sheera berdecak sebal membuat Kristal langsung menatap ke arahnya.
"Kenapa?" Keana menggeleng lesu. Kristal mengedarkan pandangannya, langsung mengangguk paham ketika melihat Guna masuk ke dalam kantin.
"Udah lupain aja," ucap Kristal langsung diangguki oleh Sheera.
"Tumben doi enggak nyamperin." Guna mengedikkan bahu tak acuh menjawab ucapan Bintang.
"Bosen kali," celetuk Miko yang sedang memainkan ponsel. Biasanya chattingan dengan para pacarnya.
"Ga penting." Guna mengedikkan bahu tak acuh. Memilih mengajak Sesa duduk di tempat mereka biasanya.
"Sheera itu cantik, ya?" ucap Gian membuat seluruh mata teman-temannya ke arahnya.
"Bisa ae lo." Rafisqi tertawa sambil memukul sedikit keras kepala Miko.
"Heh gemoy diem." Rafisqi mendengkus mendengar ucapan Miko.
"Gemay gemoy. Sok kenal lo!" teriak Rafisqi mengundang tatapan bertanya seisi kantin.
"Buat malu aja," cibir Bintang menatap malas teman-temannya. Guna yang merasa malas menanggapi teman-temannya lebih memilih mengajak Sesa mengobrol, walau pun teman-temannya tak berhenti bicara.
"Sheera kayaknya suka banget sama kamu." Guna menghela napas kasar, Sheera dan Sheera semua orang selalu membicarakan gadis berisik itu.
"Mungkin," jawab Guna cuek. Sesa tersenyum tipis, Guna masih tetap sama cuek dengan sekitarnya.
"Kamu juga suka sama dia?" Guna langsung menggeleng cepat. Mana mungkin Guna jatuh cinta dengan gadis berisik seperti Sheera.
"Bener?" Sesa menaik-turunkan alisnya, berniat menggoda Guna. Guna berdecak sebal, memilih bangkit dari bangku kantin.
"Mau ke mana?" tanya Laskar penasaran.
"Toilet.," jawabnya langsung melangkah pergi.
Sesa menatap kepergian Guna dengan tatapan sendu. Entah kenapa dirinya selalu merasa takut kehilangan Guna. Walau Guna dari dulu tak pernah meningalkannya walau hanya sedetik saja.
"Kenapa?" Laskar yang paling peka pun bertanya. Karena merasa ada yang aneh dengan Sesa.
"Enggak," balasnya sambil tersenyum tipis.
"Jangan terlalu banyak pikiran," nasihat Laskar. Sesa mengangguk lalu kembali melahap makanannya.
***
Sudut bibir Sheera terangkat ketika melihat Guna meninggalkan kantin. Secepat kilat Sheera bangkit memutuskan mengejar Guna. Kristal yang melihat itu mendengkus kesal, merasa sendirian lagi.
"GUNA!" teriak Sheera sambil berlari mengejar Guna. Guna yang mendengar suara teriakan yang dia kenal semakin mencepatkan langkahnya, tak siap mendengar ocehan Sheera.
"GUNADHYAKSA HELGASON!" Sheera mengerucuti bibirnya sebal.
Sheera menghentikan langkahnya, tersenyum lebar ketika mendapatkan ide cemerlang untuk menghentikan Guna. Sheera melepaskan sepatunya, menepatkan arah bidikannya, lalu.
Bruk
Guna mengelus belakang kepalanya, berdecak sebal ketika mendapati sepatu yang tergeletak tak jauh dari kakinya. Guna langsung mengambil sapatu Sheera melempar sejauh mungkin ke arah tengah lapangan. Sheera melebarkan mata, menatap penuh kasihan sepatunya yang sudah berada dekat tiang mendera.
Gadis berbadana itu berlari dengan satu kaki. Memilih mengambil sepatunya terlebih dahulu, tak lupa menyumpah serapahi Guna. Guna yang melihat itu menyeringai sinis melangkah pergi kembali meninggalkan Sheera.
"Sepatu malang," gumam Sheera sambil menggeleng dramatis. Orang-orang yang melihatnya tertawa, merasa aneh dengan sikap Sheera.
"Guna memang selalu kejam," ucapnya dengan ekspresi sedih.
Sheera kembali memakai sepatunya. Menoleh ke kanan dan ke kiri mencari Guna, tetapi sama sekali tak menemukan keberadaan cowok tampan itu.
"HUWA GUNA JAHAT!" teriaknya keras.
Enggak nyambung banget sumpah.
Jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunadhya
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! LENGKAP Baca sebelum dihapus!! Seseorang yang kau anggap pengganggu suatu saat nanti akan menjadi seseorang yang paling kamu rindukan kehadirannya.