{Bagian 2}

13 1 0
                                    

Makassar,

Jam menunjukkan pukul 12.00 WITA sebentar lagi waktu makan siang, beberapa pasien telah meninggalkan klinik dan tersisa 1 pasien sedang duduk pada kursi diruang tunggu.

Seorang nenek berjilbab merah duduk dengan tongkat kayu digenggamannya matanya sayu setiap orang yang melihat sudah yakin nenek ini tidak sedang baik baik saja begitupun dengan ku yang sekarang berdiri memperhatikan dari depan meja resepsionis.

"Dok tadi dokter Eva menelfon katanya tidak bisa datang hari ini dan meminta dokter meng- handle pasien seluruhnya sampai jam 4 sore dok, apakah dokter nggak keberatan?". Jelas Rara kearahku.

"Oo begitu yaa, iya Ra' tak apa apa kok memangnya pasien masih ada ya ra' selain nenek itu?". Tanyaku kearah Rara sambil melihat kearah nenek.

"Iya dok, setelah makan siang ada 3 pasien yang harus ditangani".

"Okk Ra aku masuk dulu ya".

"Loh kok masuk dok biasanya kan setelah sholat dokter makan siang dulu?". Tanya Rara heran.

"Kasian si nenek udah nunggu dari tadi setelah ini langsung makan siang kok Ra' kamu udah makan siang?". Tanyaku kembali ke arah Rara.

"Iya dok,  nenek itu memang dari pagi menunggu masalahnya neneknya tak mengambil nomor antrian dok tadi sempat kuhampiri sih dan kasih nomor antrian tapi kata neneknya dia ditanganinya setelah semua pasien pulang saja". Jelas Rara kearahku.

Aneh, kok nenek itu ingin ditangani setelah semua pasien pulang.
Aku berjalan kearah nenek dan duduk tepat disamping kanannya.

"Assalamu'alaikum nek". Ucapku dengan senyum manis kearah nenek.

"Wa'alaikum salam dokter, ini dokter Eva ya?".tanya nenek dengan suara bergetar.

"Bukan nek saya muridnya dokter Eva dan diamanahkan menggantikan beliau untuk menangani pasien hari ini".

"Oh begitu yaa".

"Gimana nek sudah siap?".tanyaku pelan sambil memegang tangan nenek.

"Iya dok, maafkan saya ya dok harus merepotkan dokter memapah saya".

"Nenek tidak boleh ngomong gitu aku senang kok nenek masih semangat untuk datang kontrol kesehatan gigi diumur nenek yang sekarang". Ucapku sambil merangkul nenek.

Aku dan nenek berjalan keruang pemeriksaan setelah sampai didalam ruangan kupersilahkan nenek duduk pada meja konsultasi dan menanyakan keluhan nenek.

Nenek wanita cantik terlihat jelas dari bibirnya yang tipis dan hidungnya yang mancung kulit nenek juga terlihat putih bersih walau tak kencan seperti wanita pada umum nya jelas saja sekarang nenek berumur 68 tahun sebentar lagi berkepala 7 wajarkan jika keriput akrab diwajah dan bagian tubuh lainnya.

Nenek menjelaskan detail keluhan pada gigi dan gusinya kata nenek selama hidup beliau rutin memeriksakan kesehatan gigi dan gusinya.

"Nenek selalu memeriksakan gigi dan gusi nenek di klinik dental dijalan anggrek tapi seminggu yang lalu dokter yang menangani nenek pindah ke Jakarta dan menutup kliniknya dan anak nenek merekomendasikan ke klinik dokter Eva ini". Jelas nenek kearah ku.

"Jadi nenek kesini dengan siapa?".

"Nenek ada sopir pribadi nak namanya pak Udin dia sudah bekerja dengan nenek selama 11 tahun sudah dianggap seperti anak sendiri".

"Nenek kalau boleh tau nenek kenapa tak ingin mengambil nomor antrian dan ingin menunggu sampai semua pasien pulang terlebih dahulu?". Tanyaku serius.

"Nenek tak enak nak jika harus membuat pasien yang lain menunggu lama karena nenek yang bergerak begitu lambat seperti sekarang wajar nak kaki nenek semakin hari semakin melemah mungkin faktor usia". Jelas nenek sambil tersenyum lebar kearahku.

"MasyaAllah nenek,,". Aku meraih tangan nenek dan mengelus lembut kedua tangan nenek.
Nenek membalas sambil mengelus lembut kepalaku.

"Sudah menikah kamu nak?".

Pertanyaan nenek barusan membuat suasana seketika beku tak ada pergerakan apa lagi sepatah kata dari mulutku lidahku terasa kaku saat pertanyaan itu keluar dari mulut nenek.

"Belum nek, jodohnya belum nampak". Jawabku sambil menunduk gugup.

Nenek hanya tertawa melihat tingkah ku. "Anak muda memang selalu gugup jika dihadapkan pertanyaan semacam ini".

"Bagaimana nak keadan gusi dan gigi nenek bulan ini?". Tanya nenek mencairkan kembali suasana.

"Jadi gusi nenek Alhamdulillah sehat gigi nenek juga kuat bersih dan putih nenek hebat, saran aku nenek harus mengurangi konsumsi makanan yang kandungan gulanya tinggi ya nek karena akan mempercepat proses kuman dalam merusak gigi apa lagi setelah mengonsumsi makanan yang manis lalu lupa menggosok gigi". Jelasku kearah nenek.

Nenek mengangguk tanda memahami maksud dari penjelasanku barusan.

Setelah 30 menit bercerita panjang bersama nenek akhirnya nenek memutuskan untuk pamit kepadaku keantarkan nenek sampai kedepan gerbang klinik terlihat lelaki dengan kaos oblong berwarna putih menghampiri nenek dan membantunya masuk kedalam mobil nenek tersenyum kearahku sambil melambaikan tanggannya.
Pak Udin memberi klakson singkat tanda pamit kepadaku.

Saat mobil Pajero hitam itu lenyap dari pandanganku kembali kulangkahkan kaki ku keruang pemeriksaan sambil mengelus pelan wajahku yang tak berkeringat siang ini.

Cuacanya begitu panas tak ada tanda tanda akan turun hujan ntahlah atau langit dan laut masih tahap bekerja saling membantu untuk membujuk hujan agar muncul hari ini.

Aku duduk pada kursi kerja berwarna navy kupandangi langit- langit ruangan diatas sana bersih putih tak bernoda suhu AC ruangan seperti merayu kedua kelopak mataku untuk terpejam.

***

Papa sedang duduk pada sofa putih diruang keluarga sambil sesekali memandangi foto pada dinding rumah memotret jelas wajahku sambil memeluk papa saat itu toga nan gagah menghiasi tubuhku dua sorotan kebahagiaan terpancar dari bola mata papa sungguh bahagia pada saat itu.

Tapi papa selalu merasa kurang
Papa tak pernah sepenuhnya bahagia semenjak mama meninggalkan papa dan memilih untuk menikah dengan lelaki lain seketika kebahagiaan papa sirna.

Dan seketika hatiku tak pernah ingin membuka ruang untuk kata yang dikenal banyak orang sebagai sesuatu yang begitu indah didunia apa lagi kalau bukan CINTA katanya 5 huruf memberi makna
Tapi diotakku kata Cinta adalah bencana setelah cinta tiba pasti akan selalu dibarengi dengan musibah itulah aku tak pernah membutuhkan Cinta dari siapa siapa selain dari mama papa dan Tuhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nama Saya WaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang