1

7 0 4
                                    

"Lu tau nggak siapa field commander nya?". Tanya seseorang dengan penasaran.

"Pernah sih sesekali, tapi jarang". Jawab salah satunya dengan ragu.

"Gue pernah denger, katanya field commander kita orangnya nggak pernah ngehargain anggota, bener nggak sih?". Ucap nya lagi dengan kepo.

Belum sempat cewek itu menjawab, seseorang datang dengan wajah dinginnya yang membuat cewek itu meneguk ludahnya kasar.

"Jangan mengurusi hidup orang lain". Ucapnya dingin bernada penekanan. Seketika dua gadis yang melihatnya meneguk ludahnya kasar dan dengan grasak grusuk mereka meninggalkan tempat itu.

"Kita permisi kak". Ucap dua cewek itu berbarengan. Dan dibalas tatapan acuh oleh gadis itu.

Gadis itu berjalan dan naik keatas panggung kecil, sambil memasang wajah dingin dan mata tajam nya yang membuat siapa saja merasa terintimidasi.

"Hallo adik-adik, selamat datang di Marching Band Safa Melodia, perkenalkan saya Dava Irvansyah pemegang perkusi, dan perkenalkan dia Sasha Graceva Magnea, field commander MB kita ini". Ucap orang disamping cewek itu.

Ucapan cowok itu berhasil membuat semua orng yang tadinya berbisik bisik berbicara tentang gadis itu, seketika terdiam dan meneguk ludah mereka dengan kasar.

"Sha tolong beri mereka sambutan ya". Bisik cowok itu dan dibalas dengan tatapan malas nya.

"Selamat datang". Ucap Sasha dengan tegas dan dingin.

"Pertama-tama kami akan memberikan penampilan kami, untuk menambah motivasi kalian semua. So, selamat menyaksikan". Ucap dava dengan senyum manisnya dan turun dari panggung kecil itu.

Skip

Prok prok prok prok

Semua mata menuju kepada seorang cewek yang menepuk tangannya dengan tatapan kagum.

"Band horn up".
Ucapan cewek itu membuat semua mata langsung menatapnya dengan mata terbelalak.

Mereka membawakan lagu Roar dari Kety Perry yang membuat semua orang terpukau dengan keahlian mereka. Apalagi dengan Sasha diatas panggung sana, dengan gerakan tangannya yang tegas dan wajah tegas dan seriusnya. Membuat semua orang kagum dan enggan menatap ke lain.

Seluruh warga SMA Harapan masih menatapnya dan terus berdecak kagum kearah Shasa. Lagu telah berakhir dan sebagai penghormatan Shasa hormat kepada Kepala Sekolah dan dibalas dengan anggukan kepala dari Kepsek itu.

Dava yang melihat itu tersenyum senang dan langsung mendatangi Shasa untuk membantu turun dari mimbar kecil itu.

"Lu emang terbaik Sha". Puji Dava senang.
"I Know". Guman Shasa acuh dan berlalu menuju kelasnya.

Shasa memang sendiri, dan selalu sendiri, tidak pernah menginginkan sebuah pertemanan. Mungkin banyak yang ingin berteman dengannya. Tapi jangan harap.
"Aku tak butuh parasit". Ucapnya jika seseorang ingin berteman dengannya.


SASHA'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang