Semoga kalian suka dan ngerti gimana cara bikin author seneng-! Wkwkw
Sabelle sempat mengerjap beberapa saat karena butuh waktu yang emmm......aga cukup lama untuk mencerna apa yang ia lihat sekarang.
Sabelle pun menggeleng pelan dan segera berjalan menuju pria yang sedang berdiri tak jauh di hadapan nya.
"E-em ada yang bisa saya bantu?" tanya Sabelle aga gugup saat sudah berdiri di hadapan pria itu.
"Ah-- rupanya benar ada orang, tolong bantu aku" ucap pria itu yang wajahnya tidak melihat ke arah Sabelle sedikitpun.
'Ternyata dia buta' batin Sabelle setelah penasaran kepada pria ini.
"Apa yang bisa ku bantu?" tanya Sabelle.
"Dimana kau berdiri?" ucap pria itu sembari mengangkat salah satu tangan nya seperti meraba raba.
Sabelle refleks memegang tangan pria itu yang sedari tadi melayang di udara mencari cari keberadaan nya.
Mungkin Sabelle tak berfikir apa apa, tapi pria itu.... Ia sedikit tersentak saat tangan nya di pegang oleh orang asing dan refleks menghempas nya.
"K-kenapa?" tanya Sabelle heran saat tangan nya di hempas.
"E-eum... Jangan pegang tanganku" ucap pria itu sedikit mengecilkan suaranya.
"Hah? Baiklah" Sabelle mengalah dan tersenyum kikuk atas kecerobohan nya.
"Jadi apa yang bisa ku lakukan untukmu?" tanya Sabelle kemudian.
"Tolong bawa aku ke halte terdekat daerah sini" ucap pria itu yang di angguki Sabelle.
"Oke, ayo" ucap Sabelle sambil berjalan mendahului pria itu.
"E-eh kau dimana??" tanya pria itu saat menyadari langkah kaki yang menjauh darinya.
Sabelle refleks berbalik ke belakang kemudian ia menepuk jidatnya, 'bodoh sekali, mengapa aku meninggal kan nya' batin Sabelle merutuki dirinya.
"Maaf maaf, aku lupa" ucap Sabelle sambil berlari kecil menghampiri pria tadi.
"Eh tapi, bagaimana caraku membawa mu kesana?? Eum-- maksudku kau kan tidak ingin tangan mu di sentuh" ucap Sabelle berusaha setenang mungkin, padahal dalam hatinya ia masih malu karena tadi tiba tiba memegang lengan pria itu.
"Kau boleh menarik bajuku" ucap pria itu yang sukses membuat Sabelle bingung.
"Tapikan bajumu di masukan rapih ke dalam, bagaimana aku menariknya?" tanya Sabelle.
Pria itu langsung mengasongkan tangan kanan nya kebetulan ke arah Sabelle. "Tarik lengan bajuku" ucap pria itu yang langsung Sabelle angguki.
"Baiklah, kita jalan pelan pelan saja yah" ucap Sabelle yang langsung di beri anggukan dan senyuman dari pria itu.
Mereka pun mulai berjalan pelan pelan, dengan Sabelle yang menarik lengan baju pria itu. Dan pria itu berjalan sangat berhati hati mengikuti arah jalan Sabelle.
Summarized Of Life.
Sabelle dan pria tadi sampai ke halte terdekat dengan selamat, sekarang mereka sedang duduk di halte ini.
"Apa ada yang bisa ku Bantu lagi?" Tanya Sabelle kepada pria itu.
"Ah- tidak usah, sebentar lagi aku akan di jemput supirku disini" ucap pria tadi yang arah pandang nya ke arah Sabelle.
Tentu saja Sabelle bingung dengan jawaban pria itu, bagaimana jika mereka tidak bertemu setelah Sabelle meninggal kan nya? Oh ayolah pria itu terlalu tampan untuk menjadi seorang gelandangan.
"Aku memiliki ini, aku tidak pernah tau dengan jelas apa ini-- tapi aku bisa terlacak oleh orang rumahku jika aku membawa ini" ucapnya sembari menunjukan benda persegi panjang berukuran kecil berwarna hitam.
"Ohh-- baiklah, aku akan tetap menunggu mu sampai kau sudah di jemput supirmu" ucap Sabelle dengan senyumnya, padahal pria yang di ajak bicaranya tidak bisa melihat nya.
Pria itu tersenyum kecil, kemudian menggeleng pelan. "Tak usah, kau pulang saja-- maaf mengganggu waktumu tadi" ucap pria itu sedikit kikuk.
"Sudalah tak usah merasa tak enak padaku, aku sedang tak ingin pulang ko-- jadi santai saja" ucap Sabelle.
Setelah berbicara itu, suasana mendadak sepi. Kendaraan yang hanya sedikit berlalu lalang-- kemudian Sabelle dan pria itu tidak kembali berbincang.
Ah benar benar awkward.
Sabelle sekali kali melirik ke arah pria di samping nya, tenang. Itu yang ada di fikiran nya saat ia melihat pria itu.
Sabelle merasa sedikit iba kepada pria itu, Malang sekali di waktu remaja yang mungkin indah bagi sebagian orang, dan ia hanya ada pada dunia gelap-- fikir Sabelle.
Pria ini dan Sabelle sepertinya sama sama ada pada sisi kegelapan dunia, di kala orang pada umumnya sedang merasakan kesenangan akan kebebasan mereka, akan pergaulan mereka, ataupun akan kisah Asmara mereka.
Tapi bagi Sabelle dan pria ini-- mereka terlalu mati rasa untuk hal hal seperti itu, tentu saja karena ada banyak rintangan sulit lain nya yang lebih penting untuk mereka fikirkan.
Hal hal yang mungkin menyenangkan seperti itu, terlihat sangat buang buang waktu-- bagi mereka.
Saat Sabelle sibuk berkutat dengan fikiran nya, tanpa ia sadar pria di sampingnya melihat ke arah Nara tanpa mengatakan apapun.
Nara yang sadar karena ia di perhatikan pun, refleks menoleh.
Mungkin Nara terlalu kurang ajar, karena sekarang ia malah melihat ke arah pria itu dengan Lamat lamat.
"Kenapa kau memperhatikan ku?" Tanya pria itu yang membuat Sabelle gelagapan.
'Apa dia hanya pura pura buta?' Batin Nara sambil kembali melihat ke arah pria itu.
"Aku menyadarinya karena deru nafasmu terasa olehku" ucap pria itu lagi yang seperti bisa membaca fikiran Sabelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
summarized Of Life | Hwang Hyunjin [ON GOING]
RandomDunia ini gelap, dunia ini sunyi, dunia ini kejam. Aku membencinya, tapi aku tak Bisa apa apa. Aku tak pernah tahu apa yang ada di dunia ini, bahkan aku tidak pernah tahu apa yang ada di sekitarku. Ini sangat membosankan, sampai sampai aku ingin me...