3. Aimashita 会いました

106 8 28
                                    

Cowok itu mengeluarkan bungkusan rokok dari saku celananya. Ia pandangi dengan seksama, terutama peringatan mengerikan yang tertera di bungkusnya. Dengan penuh keberanian, ia mengeluarkan sebatang benda berbahaya itu. Wajahnya datar, dengan ragu ia masukkan rokok itu ke mulut. Cowok itu mengernyit, aneh pikirnya.

BRAK

Dengan buru-buru, cowok itu menyimpan kembali bungkusan rokok dan bersembunyi di balik kardus-kardus peralatan olahraga.

"Telanjangi aja dia, hahaha."

"Cowok kok kemayu banget!"

"Kalian bawa handphone, nggak? Kita telanjangi dia trus fotonya kita sebar ke internet."

Suara-suara yang asing bagi cowok itu membuatnya geram. Ia mengintip di sela-sela kardus , yang ia dapat adalah seorang laki-laki menyedihkan tengah di-bully oleh 3 keronco sialan.

"Jangan! Ku ... kumohon jangan lakukan!" teriak laki-laki itu memelas.

Ketiga keronco sialan itu tidak peduli. Mereka menarik paksa seragam si laki-laki. Gelapnya gudang olahraga membuat ketiganya makin semangat.

Cowok yang sedang bersembunyi di balik kardus tengah berpikir keras. Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia menolong orang yang bahkan tidak ia kenal? Atau haruskah ia hanya diam?

"Peduli setan!" teriaknya pada akhirnya sembari berlari dari balik kardus. Menghantam ketiga keronco dengan bogeman dan tendangan super dahsyat dari belakang.

"Sialan! Siapa lo?!" Satu keronco, sebutlah keronco 0.1 bangkit berdiri sambil memegang kepalanya yang masih berkunang-kunang.

"Telanjangi aja dua-duanya, sekalian ," keronco 0.2 menyahuti. Kali ini ia memegang laki-laki menyedihkan yang entah sejak kapan sudah tak mengenakan seragam atasan.

Keronco 0.3 menyerang, tapi cowok itu dengan kakinya yang panjang, berhasil menghalau dengan tendangan. Keronco 0.1 tak mau kalah. Ia berlari dengan semangat, seperti panglima perang yang memperahankan teritorialnya.

Cowok itu tak gentar. Meski sempat terkena bogeman dari keronco 0.1, ia tetap bertahan menangkis serangan-serangan. Sampai akhirnya laki-laki menyedihkan yang dibiarkan begitu saja oleh ketiga keronco, memutuskan membantu cowok pemberani itu untuk menumpas kutu di depannya.

Diambillah tongkat pemukul kasti terdekat, ia memukulkan tongkat itu ke kepala keronco 0.1 yang kebetulan lengah. Keronco 02. dan 0.3 kini sudah siap menerima bogeman dari cowok pemberani. Mendengar teriakan keronco 0.1, keronco 0.2 dan 0.3 pun menoleh iba. Keronco 0.1 memegangi belakang kepalanya. Oh, rupanya ia berdarah.

Ia memerintahkan 2 keronco lain untuk pergi, tentu saja pergi sambil sumpah serapah, menantang si cowok pemberani dan laki-laki menyedihkan yang sudah babak belur.

"Te ... terima kasih," ungkap laki-laki menyedihkan yang masih bertelanjang dada.

"Pakai dulu seragammu sana," kata cowok pemberani datar.

"B ... baik, Tsurubo Shion-kun. Atau aku harus memanggilmu Shion-kun?" kata laki-laki itu sembari memandangi name tag di dada Shion.

"Cepat pakai saja bajumu dulu, jangan banyak omong, aduh!" katanya sambil meringis merasakan sakit di pipinya.

"Astaga, gara-gara aku kau jadi begini. Gomennasai," laki-laki menyedihkan itu telah memakai seragamnya kembali. Kini ia membungkukkan badannya 90° di depan Shion.

"Santai saja."

"Aku Ohira Shosei, kau bisa datang ke kelas 2.1 kalau lukamu parah. Aku bisa tanggung jawab," jelas laki-laki yang ternyata bernama Shosei.

運命 Unmei (Destiny) 。JO1 FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang