"Wah, jadi ini rumah Ren-sensei dan Ai-chan," kata Fumi saat memasuki kediaman keluarga Kawashiri.
"Jangan sungkan-sungkan, duduklah!" tukas Ai sambil mengambilkan minuman untuk Fumi di dapur.
"Bagaimana acara memancing kemarin? Seru? Kamu bilang Kawanishi-senpai juga ikut, kan?" tanya Ai.
"Astaga iya! Aku mau cerita tadi."
Ai berjalan mendekati Fumi sambil membawa nampan berisi teh hangat dan camilan.
"Jadi, bagaimana?" Ai mendaratkan bokongnya di samping Fumi.
Fumi mulai menceritakan kegiatan memancingnya kemarin. Dia sangat antusias terutama mengingat bagaimana Takumi perhatian padanya dan apa saja yang dilakukan Junki sampai-sampai Fumi tidak enak badan. Sejujurnya Fumi malas berenang di danau waktu itu, tapi kakaknya memaksa dan akhirnya dia berakhir terserang flu.
"Ya ampun jadi itu alasanmu seharian ini bersin-bersin?" kata Ai khawatir.
Fumi hanya mengangguk sembari menyesap harum teh di cangkirnya.
"Ngomong-ngomong, kok di rumahmu sepi? Ren-sensei kemana?" tanya Fumi setelah menyadari bahwa suasana rumah berlantai dua itu sepi hanya ada mereka berdua di sana.
"Ah, keluargaku sedang menjemput tetangga ah bukan mungkin lebih tepatnya kerabat kami di bandara," jawab Ai sambil tersenyum semringah.
"Ai-chan tidak diajak? Sungguh malang nasib kekasih ketua OSIS ini," goda Fumi yang langsung membuat Ai mencubit lengan gadis itu.
Mereka berdua menghabiskan waktu dengan mengobrol ngalor-ngidul membicarakan teman sekelas, kakak kelas, guru, bahkan acara tv akhir-akhir ini. Saat mengingat acara tv, Ai jadi kepikiran tentang Shion yang ternyata anak calon gubernur. Pagi ini dia tidak masuk sekolah entah karena apa. Sudah berkali-kali Sukai menelepon cowok itu tapi tak ada jawaban (tentu saja Ai yang menyuruh Sukai menelepon).
Mencoba berpikir positif, barangkali bila Ai yang menelpon Shion akan mengangkatnya, mengingat Ai adalah ketua kelas sekaligus anggota OSIS Sakura koukou. Tapi naas, hasilnya sama saja. Jadi, tadi Sukai terpaksa duduk sendirian menambah suram di wajah tampannya.
"Memangnya Sukai selalu seperti itu ya?" tanya Fumi penasaran.
"Entahlah, aku tidak terlalu akrab dengannya. Tapi kata teman-teman cowok, dia asik kok," jawab Ai seadanya.
Fumi hanya ber-oh panjang. Entah mengapa segurat senyum tipis terlukis di wajah ayunya.
Jam menunjukkan pukul 6 sore, Fumi memutuskan untuk pulang karena Junki tanpa diminta sudah ada di depan kediaman Kawanishi sambil membawa motor.
"Yo, Ai. Ini sudah malam, sebagai nii-san yang baik aku mau menjemput adikku," katanya sok asyik sambil mengajak Ai melakukan tos.
Fumi meringis geli melihat tingkah kakaknya, sedangkan Ai hanya tersenyum kaku menyaksikan kakak kelasnya yang super duper gak jelas dan sok asyik.
"Iya deh iya. Sampai jumpa besok Fumi-chan. Bye bye." Ai melambaikan tangan pada Fumi yang digandeng oleh kakaknya.
Fumi membalas lambaian tangan Ai. Junki mendengus sebal karena adiknya tak kunjung memasang helm.
"Imou, ayo dong!" katanya yang disahuti Fumi dengan kikikan geli.
Ai mendengus melihat motor Junki yang sudah melaju menjauhi perumahannya. Dasar kakak posesif, katanya dalam hati.
Sementara itu saat sampai di rumah, Fumi dibuat terkejut bukan main saat seorang cowok yang dikenalnya duduk bercengkrama dengan ayahnya.
"Takumi-senpai!" pekik Fumi hingga membuat ayahnya serta Takumi menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
運命 Unmei (Destiny) 。JO1 FF
Fanfiction"Bisakah kita ditakdirkan untuk berjodoh?" . Unmei (Destiny) 運命 by: anthung12 Non BL Cast: JO1 all members + another cast Update 1 minggu 2 kali (rencananya) Semoga kalian JO1 stan bisa menikmati cerita ini 😉