Chapter 1

330 32 8
                                    

Taman terlihat ramai seperti biasanya. Banyak orang yang nampak bahagia, entah itu sekumpulan keluarga ataupun pasangan yang tengah dimabuk asmara.

Begitu pula dengan pemuda mungil yang berjalan dengan raut wajah ceria dan jangan lupakan mata polosnya yang berbinar.Senyumnya pun ikut merekah hanya karena melihat banyak orang yang tersenyum penuh dengan kebahagiaan.

Pemuda itu sedikit mempercepat langkahnya yang tak lama kemudian  terhenti saat gendang telinganya menangkap sebuah suara isakan kecil.

Dirinya mengedarkan pandangannya ke sekitar taman, lalu menemukan seorang pemuda yang tampak lebih tua beberapa tahun darinya tengah duduk dibangku taman. Dugaannya pemuda itu menangis melihat bahu yang bergetar dan juga suara isakan tertahan.

Perlahan, pemuda mungil itu berjalan mendekat lalu berdiri disamping lelaki yang tengah menundukkan kepalanya itu. Memang bukan urusannya, tapi jiwa kepo yang ada dalam dirinya tak bisa dihentikan.

"Siapa kau ?" pemuda yang sedari tadi menunduk itupun mendongakkan wajahnya, menatap kedepan dengan pandangan kosong.

"Umm...hai, namaku Yoongi. Min Yoon Gi.  Kenapa kau sedih ?" si mungil bertanya dengan nada sok akrab membuat pemuda yang masih setia dengan tatapan kosongnya itu heran.

"Yoongi siapa ? Aku sama sekali tidak mengenalmu." terdengar ketus sekali nada bicaranya.

"Ya sudah, kalau begitu mari kita berkenalan. Bukankah aku sudah memberitahu namaku, sekarang giliranmu. Siapa namamu ?" masih setia dengan nada cerianya. Tangan mungilnya terulur untuk menerima jabatan tangan seperti biasanya orang berkenalan.

"Aku Seokjin. Kim Seok Jin " jawabnya setelah sebelumnya sempat mendengus sebal.

Mata si mungil itu berkedip bingung, sedikit heran pasalnya orang yang ia ajak bicara sedari tadi melihat kedepan dan tak membalas jabatan tangannya sama sekali. Wajahnya merengut kesal karna diacuhkan, tapi tak lama kemudian matanya membulat kaget dengan mulut yang sedikit terbuka saat matanya tak sengaja melihat sebuah  tongkat disamping pemuda itu.

'Jadi dia istimewa ya' batinnya polos.

"Hei....kau masih disitu ? Kenapa diam saja ?" suara berat Seokjin kembali terdengar menyadarkan Yoongi dari rasa terkejutnya.

"Eh ? Emm....boleh aku duduk disampingmu ?" ijinnya sedikit takut karna suara yang selalu terdengar ketus keluar dari mulut Seokjin.

"Tak ada yang melarangmu bukan ?"

'Tuh kan galak lagi' iner Yoongi.

"Tak ada, hehehe" baru saja Yoongi menjatuhkan pantatnya ke bangku, namun sedetik kemudian Seokjin berdiri dengan tangan yang berusaha menggapai tongkatnya.

"Loh...kau mau kemana, hyung ?" tanyanya polos juga sedikit ragu saat memanggil Seokjin dengan panggilan hyung.

"Pulang. Kau pikir mau kemana lagi ?" jawaban yang berhasil membuat Yoongi cemberut. Baru saja ia senang karena bisa duduk disamping Seokjin, eh malah mau ditinggal pulang. Tapi tak lama kemudian, dia tersenyum lagi menampakkan senyum gusi yang terlihat sangat manis.

"Aku antarkan pulang ya, hyung." tawarnya berharap Seokjin menganggukkan kepalanya. Tapi,....

"Aku bisa pulang sendiri, kau tak perlu repot-repot. Lagi pula, kau itu orang asing. Satu lagi, aku  bukan hyungmu, dan kita tidak seakrab itu untuk bebicara banmal."

"Aish....bukankah tadi kita sudah berkenalan, itu artinya kita sudah menjadi teman bukan. Sepertinya kau lebih tua dariku. Jadi, bolehkan aku memanggilmu hyung ? Aku kan juga ingin tau dimana rumahmu, hyung. Jika kau merasa kesepian, aku bisa menemanimu, hyung."

Hati Seokjin sedikit menghangat kala mendengar ucapan polos dari bocah yang menurutnya menyebalkan tapi bisa ia rasakan ada ketulusan disana.

"Terserah kau sajalah" jawaban yang terdengar datar dan cuek tapi menyimpan banyak makna, seolah membiarkan bocah asing sok akrab itu masuk ke dalam hidupnya.

Dan sore itu, adalah hari pertama Seokjin merasakan sedikit bahagia yang berbeda hanya karna sepanjang perjalanan pulang yang biasanya sepi kini diisi oleh celotehan bocah cerewet bernama Yoongi . Yang tanpa sadar mampu membuatnya menarik sedikit garis bibirnya itu ke atas. Meskipun tipis dan samar, tapi senyum itu kembali setelah sekian lama redup.




























TBC or NOT ????
Sampai sini dulu ceritanya
Jangan lupa VOMMENT ya, readernim....

SINCERE HEART [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang