PROLOGUE

15 1 0
                                    

⬇⬇⬇




Aku memekik terkejut ketika ku rasakan seseorang menutup kedua mataku dari belakang. Menyadari kebiasaan siapa ketika pagi kami berada di area sekolah, aku diam sambil menunggu dia melepaskan tangan nya dari mataku

" Jangan iseng deh,! " Kataku mencoba melepaskan , " kalo aku tiba tiba jantungan , stroke dan pingsan kamu mau gendong aku ? " Sekali lagi aku berinstuksi, karna tidak juga dapat jawaban akhirnya aku melepas paksa tangan tersebut,

" siapa suruh aku panggil ga nengok nengok " ucapnya sebal,

" Kapan ?! " Tanyaku sambil berjalan didepannya, lalu disusul dirinya menyeimbangi di sampingku.

" Dari pas kamu turun dari bus "

" Oh. " Ku jawab seadanya.

Entah kesal atau apa, aku lihat Maya menggerutu menatap ku tajam. Lalu ku jawab dengan senyum tipis.

Aku tau betapa ekspresif nya dia, dia temanku dari semenjak aku SMP Jadi mau secuek apapun jawaban ku untuknya . Dia hanya akan menanggapi dengan kata andalan nya sialan yaa begitu .

" Tumben kamu udah ada dikelas jam segini  " aku melebarkan pandangan untuk melihat orang yang di sapa Maya.  Zulfan bakhari atau biasa kami panggil Zul salah satu sahabatku sejak aku menjadi siswa SMA disini, tidak tau bagaimana kami menjadi akrab , yang aku ingat Zul sangat senang menggoda Maya.

" Aku lagi gamau ngobrol sama kamu " ucapnya santai, aku sendiri hanya bisa geleng2 kepala, tau kenapa dia bicara begitu. sebab dengan pena yang ada ditangannya dia sedang mengejar target tugas yang harus dikumpulkan hari ini. Ini kebiasaan buruk, jadi jangan jadikan contoh untuk kalian, 

" Siapa juga yang mau ngobrol sama kamu,? " Maya menatap tajam, lalu duduk tepat di depan meja zul dengan sedikit mendorong kursi nya, menyebabkan meja zul bergeser ke belakang lalu memekik  haisssh

" Sekarang alasan apalagi ? " Tanyaku setelah duduk dikursiku. Melihat Zul dengan kelincahan menulis cepat jika sudah detik detik bel masuk berbunyi.

" Kamu tau aku sibuk kan re ? " Jawabnya dengan raut muka ngeselinnya .

" Halahhh, paling juga kamu sibuk main game kan " sahut Maya acuh,

" Kamu ini lhoo, su'udzon Mulu sama aku may " dengan raut muka di buat syok.

" Aku bukan su'udzon, memang nyata nya begitu "

" Astaghfirullah " jawabnya sambil geleng geleng kepala .

Bel masuk berbunyi, sontak siswa di kelas ku satu persatu masuk dan duduk di bangku masing masing, karna hari ini jam olahraga kami di persilahkan untuk berganti pakaian dengan waktu 10 menit. Selesai kami berkumpul di lapangan



dengan aktifitas masing masing, sambil menunggu pak mantri datang menyuruh kami memilih regu untuk tanding main voli.

" Sudah dapat tim masing masing? " Tanya pak mantri, memastikan .

" Sudah, pak. " Seru kami semua.

" Baiklah, karena kelompok sudah di bagi menjadi 6 kelompok, 3 kelompok laki laki dan 3 kelompok perempuan , jadi sudah jelas , siapa yang dapat point penuh bisa lanjut lawan tim selanjutnya. Paham ? Jelas pak mantri

Kami hanya bersorak paham lalu dilanjutkan dengan aktifitas main volly. Kelompok ku kalah telak dengan point 17 - 25 alhasil Zul meledek kami habis habisan. Yang lebih parah lagi sampe Maya mogok ngomong sama Zul , karena ga henti hentinya meneriaki KALAHYAAA?

Bel istirahat berbunyi, para siswa ku lihat berhamburan menuju kantin, lalu aku yang males untuk berdesak desakan  harus ikut melewati para pasukan kaum lapar, yaa termasuk aku dan Maya, jangan tanya kemana Zul, karena aku gatau, bukan urusanku.

" Jadi kamu mau nerusin kemana re?"

" Masih belum tahu, " jawabku malas

" Ini buat masa depan kamu lho, re! "

" Kamu tahu kondisi keluarga ku, may " ucapku getir, ya segetir perjalanan hidup juga tentang kedua orang tua  ku. Bukan maksudnya aku gamau mendapat masa depan yang lebih baik, yang aku pikirkan adalah. Aku ga sanggup melihat ibu banting tulang kesana kemari untuk ku, walaupun alasannya untuk pendidikan ku.

" Aku gamau , memberi beban untuk ibu lagi " kataku dengan senyum pengalihan.

Kulihat Maya hanya tersenyum menatapku, aku tau maya paham, juga mengerti . Sempat Maya untuk meminjam uang di tabungan nya untuk pendaftaran kuliahku. Namun aku tolak. Aku hanya tak ingin merepotkan sahabatku ini, sahabat baik ku. Aku hanya ingin berusaha sendiri . Itu saja.






Boleh dong bantu like dan komen nya , untuk support kita bersama

-Honeey

But, I Hope YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang