1

12 1 0
                                    

🌵

Bagian diriku yang tak sanggup untuk menahan tangis, kehilangan alasan untuk kebahagian ku. Entah bagian mana yang salah dalam hidupku, seolah semesta tidak memperbolehkan ku bahagia barang sedikitpun.

" Apa yang salah dari ku may? "

" Gaada yang salah dari kamu, sudah berkali kali aku bilangkan? " Dengan tatapan meyakinkanku, " dan jangan menyalahkan dirimu sendiri, okey? Tanyanya.

" Haaaa, kalo kaya gini aku harus apa " aku menarik nafas dalam dalam seolah ingin menghilangkan sesak di dadaku.

" Jangan berhenti, walau kenyataan nya dia pergi ninggalin kamu seperti ini, "

" Aku hanya belum bisa menerima kenyataannya " piluku,

" Yaa, aku paham, tapi kamu pasti lebih tau harus bagaimana menyikapinya kan? "

" Akan ku coba, " kataku,

" Kamu pasti bisa, aku yakin itu "

Semua aku lalui dengan keadaan tidak baik baik saja, Dani pergi begitu saja tanpa memberitahuku, tanpa memberi kabar, chat dan teleponku pun tak ada yang digubris satupun, bahkan dibaca saja tidak.

" Aku hanya butuh penjelasan " lirihku.

Sudah lewat dari 14 hari Dani tak mengabariku, dan sampai sekarangpun chat yang ku kirim hanya tercengang 1 . Aku tak tahu lagi harus menanyakan kabarnya kepada siapa, aku hanya ingin tahu mengapa dia tiba tiba menghilang.

" Arrrrgh " gumamku.

Maya melihatku frustasi, sebab sedari tadi aku membuang nafas dengan kasar, merutuki diriku sendiri, bertanya dalam hati, apa salah ku? Apa aku membuat kesalahan, apa aku membebaninya sehingga dia pergi begitu saja. Aku tidak tahu!

" Serius deh, lihat kamu kaya gini serasa kaya mau makan orang! " Protesnya yang dari tadi hanya memperhatikan kegelisahan ku.

" Kamu jangan bikin aku ikut frustasi juga ya re, bisa bisa aku tendang ini meja " jawabnya kasar, aku tahu dia bingung harus bagaimana menanggapi ku yang kadang mood ku baik tapi enggak lama tiba tiba buruk karena mengingat kejadian lalu.

" Sekalian kamu aku tendang juga " ucapku acuh,

" Eh, kamu. kalo lagi bete ya bete aja, masa aku juga kena getah nya " memandangi ku yang sedang menyenderkan punggungku ke sandaran bangku.

" Kamu udah dapet kabar, Dani ada dimana? "

" Menurut kamu ? " Jawab ku pasrah

" Dari cara kamu ngomong sih kaya nya belum, udah deh Mending kamu lupain dia aja sih, re. "

" Aku lagi berusaha ya, may " merebahkan kepala diatas meja

" Kalau kamu tau , dia ada dimana sekarang, kamu mau lakuin apa? " Kaya berganti posisi menghadap papan tulis. Mengetuk ngetuk meja dengan jari telunjuk dan tengahnya

" Kamu tahu dia dimana? " Aku bangun dari rebahanku menatap Maya dari samping. Maya diam tak menjawab pertanyaan ku, bikin aku curiga aja kan?

" May, " panggil ku lagi. " Kamu tahu keberadaan Dani ? " Tanya ku sekali lagi

" Menurutmu, kalau aku tau dimana dia, apa engga aku tendang bokongnya sekarang? " Jawabnya ngegas, yaa seekspresif itu memang dia,

" Terus, kenapa kamu tanya gitu ? "

" Aku cuma nanya, " jawabnya malas " tapi re, kalau tiba tiba dia muncul dan bawa berita yang gak masuk akal gimana? " tanyanya lagi,

" aku cuma butuh penjelasan dan kejelasan, cukup untuk aku bertahan atau melangkah," kataku pasrah.

Kamu dimana, apa kamu beneran ninggalin aku sendiri , benak ku, pikiran ku, hati ku masih terukir diri kamu, dan. sampai saat ini , masih sama.









Hai,
Salam sayang
honeey

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

But, I Hope YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang