Menanti Senja 2

Datang untuk sekedar menyapamu

           Jogja adalah kota yang menjadi saksi kehilangan cheren .Saksi bisu betapa terlukanya Brayen saat itu ketika mengetahui cheren telah pergi dari dunia ini. Sungguh menyayat hati jika mengingat kenangan pahit itu.kenangan pahit yang harus Brayen hadapai.Kenangan yang kini menimbulkan luka yang mendalam bagi Brayen,luka yang mungkin akan susah untuk disembuhkan kecuali mendapatkan pengganti cheren.

Suasana Jogja yang membuat Brayen betah berada disini ,suasana sunyi di rumah cheren membuat Brayen nyaman berada di sana .

"Mama apa kabar Brayen ?" Tanya mama cheren memulai topik pembicaraan mereka .

" Mama sehat kok ma"jawab Brayen diikuti dengan senyum manis di bibirnya

" Udah dari Jogja kamu mau kemana ?" Sambil mengambil gelas di atas meja untuk meminumnya

" Langsung ke Bandung ma ,ngurusin kerjaan udah numpuk " diiringi tawa kecil Brayen .

"Semangat terus ya,kamu gak usah mikirin cheren lagi.kalo kamu mau cari pengganti cheren kamu cari aja.kamu gak usah terlalu hanyut dalam kesedihan ini.Mama selalu dukung pilihan kamu kok"

" Iya ma.tapi untuk saat ini Brayen belum mikirin pasangan .Brayen mu fokus kerja dulu mah" jawab Brayen

" Ya udah ma aku ke makam dulu mah .Nanti keburu sore " ujar Brayen sambil berpamitan pada mama cheren .

" Ya udah hati hati ya .ini kunci mobilnya " sambil menyodorkan kunci mobil
Brayen pun mengambil kunci dan langsung pergi ke makam dengan mengendarai mobil milik mama cheren.

Setibanya Brayen di makam cheren,Brayen langsung menyimpan bunga mawar dan langsung duduk di samping makam cheren.Brayen disana bercerita dengan makam cheren dan setelah  dari makam,Brayen langsung pergi ke tepi pantai untuk sekedar refreshing.

Duduk disini,seakan akan memutar kembali ingatanku pada dirimu .
Berlari di tepi pantai diiringi suara tawamu.
Suara ombak menjadi alunan melodi yang indah tuk melukis kebahagiaan kita dahulu.
Melihat matahari terbenam dan memberikan keindahan di langit hal itu menjadi sumber kebahagiaanmu.
Tawamu seakan akan masih terdengar disini .Dulu kita bahagia untuk ke  tempat ini karena disinilah banyak  kebahagiaan yang kita dapat.Tapi mengapa kini rasanya sungguh berbeda.
Kini tempat yang dulunya banyak memberi kebahagiaan sekarang yang kurasakan hanya kepedihan jika mengingat semua kenangan kita saat bersama .

Melukiskan namamu saat senja datang .
Memanggil namamu ke ujung dunia. Tiada yang lebih pilu.Tiada yang menjawabku. Selain hatiku dan ombak berderu.
Kerinduan padamu sungguh menyiksaku.
Mengapa kau pergi meninggalkan ku disini bersama kenangan kita
Hatiku sungguh terluka...
Aku ingin selalu bersamamu ,mencapai semua mimpi mimpi
Melukis semua kenangan indah bersama....
Namun kini hanyalah hayalan semata
Kini kau pergi..meninggalkan semua kenangan indah saat bersama
Bisakah aku melupakanmu ?
Bisakah aku meninggalkan kenangan ini ?
Kenangan yang telah kita lukis saat bersama....kenangan yang  sungguh membekas di hati ,Kupikir kenangan ini tak bisa kulupakan ...
Karena setiap detik yang kita lalui bersama sudah terekam di otakku.....

&&

Kini Brayen sedang makan malam bersama keluarga cheren ,Brayen layaknya anggota keluarga cheren ,dia dianggap seperti anak sendiri oleh mama cheren.Sangat banyak hidangan yang tersaji di meja makan karena kakak mama cheren sedang pulang ke Jogja jadi mereka berkumpul di rumah cheren.Setelah mereka selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga untuk menonton tv sambil mengobrol,tapi tidak dengan Brayen dia memilih duduk di loteng rumah cheren sambil menikmati angin malam yang menyejukkan namun membawa kesunyian.