Atsushi tengah merapikan kertas-kertas di mejanya ketika seorang pria dewasa memasuki ruangan. Wajahnya datar dan tanpa ekspresi yang berarti, sambil menatap 7 manusia yang berada di ruangan dalam diam.
"Fukuzawa-taichou?" Kunikida merapikan posisinya dan berdiri tegak menyambut kedatangan pria itu.
Atsushi menaikkan sebelah alisnya ketika nama yang cukup familiar itu diproses di otaknya.
...
"Ah! President of Armed Detective Agency!" seru Atsushi -yang untungnya dalam bisikan lirih-.
Fukuzawa Yukichi mengangguk singkat lalu menatap para anggotanya dengan seksama. "Aku akan bicara jujur. Saat ini akademi kita tengah diintai oleh pihak ketiga. Ada beberapa kasus yang mengkambinghitamkan detektif agensi dan juga Port Mafia. Karena itu, kami memutuskan untuk memberikan misi baru kepada kalian," ucapnya tanpa basa-basi.
"Misi?"
"Mafia?"
"Eehh???"
Bisikan kasak kusuk langsung terdengar. Fukuzawa tidak menegur mereka, melainkan mengode seseorang yang ada di luar pintu.
Atsushi mengerjap, akhirnya mengetahui makna ucapan Akutagawa beberapa hari lalu. Dan, tanpa aba-aba, jantungnya tiba-tiba berdetak kencang.
"Are? Kenapa aku tiba-tiba deg-deg-an ga jelas gini?" gumam Atsushi sambil menaruh tangannya di dada.
"Oh no! Tidak mungkin!!" Ratapan tidak terima Dazai membuat suasana seketika hening.
Er- sebenarnya bukan Dazai yang menjadi alasan keheningan ruangan tersebut, melainkan sekelompok orang yang familiar bagi oara detektif.
"Port Mafia?!" Teriak semua orang -kecuali Dazai, Atsushi dan Fukuzawa- tidak percaya.
***
"Dazai dan Chuuya, kalian akan ke area A. Atsushi Akutagawa, area C. Kunikida dan Hirotsu area B. Yosano Kaiji area D. Sisanya untuk sementara di markas," perintah Fukuzawa diterima dengan gerutuan tidak terima dari beberapa orang.
"Da~za~i~" geraman Chuuya langsung terdengar ketika leader detektif dan mafia itu meninggalkan ruangan.
"Yo, chibi~"
"Shine!!" Teriak Chuuya sambil berupaya menendang pria berperban itu.
Upaya menjadi kata kunci.
Karena dengan kalemnya, Dazai mengelak. Tak peduli berapa kali pria -dengan tubuh ehempendekehem- bertopi itu melepaskan tendangan dan meluncurkan tinjunya. Dazai dengan mahirnya mengelak, tak lupa mengeluarkan kata-kata yang semakin memprovokasi Nakahara Chuuya.
Atsushi mengerjap bingung ketika semua orang yang semula menggerutu berbalik arah dan menuju pos mereka masing-masing. Tidak mempedulikan dua sejoli yang sibuk berdansa itu.
"Uh?"
"Kita juga pergi," ucap Akutagawa singkat dan segera berjalan pergi.
Atsushi yang meskipun masih sangat bingung hanya bisa mengikuti rekannya itu dengan patuh.
Akutagawa membawanya menuju area hutan."Ne, Akutagawa. Pihak ketiga yang dimaksud Fukuzawa-taichou itu... Siapa?" Atsushi bersuara, membuka percakapan.
"The Guild," jawab Akutagawa singkat.
Atsushi mengerjap, "Guild?"
Akutagawa menghembuskan nafasnya dan angkat bahu, "kami mendapatkan informasi kalau mereka yang mengacau adalah anggota Guild. Namun sampai saat ini, leader grup itu belum melakukan apapun untuk membawa kembali anak buahnya yang tertangkap. Jadi, tujuan kita ke area C adalah untuk memastikan kalau Guild-lah dalang semuanya," jelasnya kemudian secara panjang lebar.
"Ohh, souka," Atsushi mengangguk paham. "Tapi sebenarnya ada pihak lain yang kau curigai. Dan kenapa kau ingin berpartner denganku adalah untuk memastikan itu, benar kan?"
Akutagawa menghentikan langkahnya tiba-tiba, membuat Atsushi yang tidak sadar menabrak punggungnya.
"Ouch!" Seru Atsushi, lebih ke kaget daripada sakit. "Akutagawa?" Panggil Atsushi heran.
"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?" Tatapan tajam nan dingin yang ditujukan Akutagawa membuat Atsushi meneguk saliva-nya susah payah.
"A-analisis?" Jawab -tanya- Atsushi ragu.
Akutagawa mencengkeram pundak Atsushi, "katakan sejujurnya!" Perintah pria itu dengan dingin.
Atsushi mencoba menenangkan dirinya dan beberapa saat kemudian, menatap Akutagawa dengan pandangan santai. "Aku berkata jujur, aku hanya melakukan analisis atas beberapa tindakanmu dan Port Mafia," ujar Atsusi kalem.
"Jelaskan!"
Sigh.
Atsushi seketika berpikir, bukankah setiap kali menghembuskan nafas satu kebahagiaan akan hilang? Sudah berapa banyak Atsushi menghembuskan nafas sejak berada di akademi? Haahh, sudah berapa banyak kebahagiaan yang ia buang?
Wait- sekarang bukan saatnya untuk berpikir absurd!
Mata Atsushi menatap sosok Akutagawa yang mengintimidasi.
Sigh.
Kenapa mudah sekali bagi pria serba hitam itu mengintimidasi orang lain?
"Atsushi!" Bentakan itu kontan saja membuat Atsushi melompat kaget dan menatap Akutagawa penuh tanya.
"Ah, iya benar! Itu... Bukan hanya Port Mafia yang mempunyai kecurigaan. Kami juga. Dazai-san sendiri beberapa kali membawa Ranpo-san untuk memeriksa beberapa hal tiap kali terjadi kasus baru. Aku tidak terlalu tau masalahnya, tapi menurut Dazai-san, perbuatan teror terhadap mereka yang mempunyai kekuatan spesial itu bukan hanya ulah The Guild," jelas Atsushi sambil menatap sekitarnya, memastikan tidak ada yang menguping pembicaraan.
"Siapa?"
"Tidak terlalu sulit untuk menebaknya," Atsushi angkat bahu. "Selain The Guild, kita juga berbagi musuh yang sama, yaitu Underground Organization, Fyodor Dostoyevsky," sambungnya sambil memainkan daun yang jatuh ke kepalanya.
Akutagawa menatap Atsushi dengan pandangan sulit diartikan. "Siapa sangka kau pintar juga," komentarnya kemudian.
Atsushi menggeleng, "hasil analisis ini bukan dariku, tapi Ranpo-san. Aku hanya menganalisis tindakanmu. Mulai dari kau yang tiba-tiba memintaku menjadi partner, dan memilih area ini," jelas Atsushi lagi.
Akutagawa hanya menyeringai dan kembali melanjutkan perjalanan.
Atsushi mengerjap, tidak percaya dengan pandangannya. Uh- barusan... Barusan itu Akutagawa menyeringai? Kenapa bukannya terlihat evil, Akutagawa malah terlihat tampan?
Blink blink!
"Oh sh*t! Apa yang kupikirkan?!" Atsushi memasang wajah horor.
"Atsushi, buruan!"
"Ah! Hai'~" sahut Atsushi yang tersadar dari lamunannya dan segera berlari, memperkecil jarak antara Akutagawa dan dirinya.
***
Di lain tempat, Dazai dan Chuuya berjalan dengan wajah tidak suka menuju area misi mereka. Sesekali dalam perjalanan yang lumayan panjang itu, mereka saking menyerang dan... Erm- menghancurkan lingkungan sekitar mereka.
"Man! Aku benci kau Dazai!!"
"Jangan khawatir, perasaanmu berbalas," sahut Dazai cuek sambil melihat sekitarnya dengan wajah bosan.
Chuuya menatapnya penuh benci lalu memalingkan mukanya. Kesal.
Dia sudah tau kalau misi ini akan menjadi misi paling lama dan terberat yang pernah ia miliki semenjak pria yang hobi melakukan percobaan bunuh diri ini keluar dari mafia.
Sigh!
Sekarang dia hanya bisa berdoa dan berharap kalau kali ini misi mereka berjalan lancar.
***
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/209009955-288-k703744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate and Destiny
ФанфикMy first Fanfiction in Bungou Stray Dogs. ** My second collaboration fict. ** Didedikasikan untuk Event Collab Fanfiction Addict. ** Disclaimer : aren't mine~ ** Summary? I am not smart enough to make it, just start reading~