Rinjani POV
Malam yang dingin di kota venice, malam teromantis menurutku, aku sudah mencari mu kemana- mana dan malam ini kau muncul dihadapan ku begitu saja, dibawah atap jembatan tua Rialto kau berlumur darah yang sudah dingin di jaket mu, aku bersyukur rembulan begitu menderang malam ini, sehingga aku dapat dengan jelas melihat wajah sayu yang kurindukan itu.
Aku tak tau, harus memeluk atau menembak kepalamu malam ini, aku serius aku merindukan hangat pangkuan tubuh jakunmu yang menyatu bersama nadiku, dan saat kau mengelus kepalaku, kau menjelma menjadi sesuatu yang lembut.
Tapi apakah aku harus mengkhianati ayahku malam ini? Aku tak mungkin menjadi gadis yang egois didepan mayat ayahku sendiri, setidaknya ia bangga aku menatapmu dengan dendam malam ini.
Langkahku menderap kearah mu, percayalah hasrat ku makin kuat disetiap inci langkahku menuju radar mu. Air mataku mengalir sesaat sebelum aku sedekat 5 cm darimu, yaa... Yang bisa kulakukan hanya melalui mu, aku tak mungkin memelukmu barang sekali selagi baju berlumur darah ayahku masih melekat di kulit ranum mu.
Ohhh yaa, terima kasih sudah menembak dada ayahmu untukku, setidaknya aku mampu tersenyum, aku bukan satu- satunya yatim piatu sekarang, selamat menikmati kehidupan dengan rasa sesal yang besar Dieng ku.
💕💕💕💕💕
Dieng POVRinjani ku, akhirnya aku bisa melihatmu menatap mataku malam ini, tahukah kau aku selalu bersembunyi dibalik punggungmu selama ini? Aku tak menyangka kau akan sekuat ini, kau yang dulunya menangis sesegukan karena kelinci mu mati sekarang menjadi wanita lebih dewasa menyikapi kematian Ayah yang memanjakan mu, hatiku serasa dirajam saat kau melalui ku seperti orang asing, tapi aku yakin itu tak sebanding dengan luka hatimu yang mungkin tengah menganga lebar. Rinjani ku, akan ku bayar dosaku dengan kehidupan yang perih mulai hari ini, walau tak mungkin kuharap kita bertemu lagi.
🐹🐹🐹🐹🐹
7 years ago💛
💛"Perkenalkan saya Rinjani Deun Gunala, pindahan dari jakarta, semoga menyenangkan"
Perkenalanku dihadiahi tepuk tangan para wajah datar yang bosan dengan angka- angka yang memenuhi papan tulis didepan kelas, i know their feelings karena matematika juga bukan pelajaran yang aku suka.
"Silahkan duduk di bangku kosong sebelah sana" si calon guru yang tidak kusukai ini menunjuk satu- satunya bangku kosong disamping murid berandal, sepertinya guru ini benar- benar ingin aku tidak sukai.
Dengan derap langkah yang pelan, bak anak cupu aku duduk disamping berandal kelas itu, agar aku tidak dibully aku harus ramah padanya bukan?
"Gue Rinjani" aku mengulurkan tangan.
"Diam"
Dengan ketus berandal itu menjawab pertanyaanku yang bahkan sangat sederhana, menyebalkan sekali.
Kulirik name tagnya dengan sudut mata hazelku.
"Dieng La Naren"
Jadi itu namamu?
🐿️🐿️🐿️🐿️🐿️
Heelooo readerss.....🤗🤗🤗🤗
Ini adalah cerita kedua kumii..🤭🤭🤭
Semoga suka yaaa
😊😊😊😊
💕💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Dieng dan Rinjani
RomanceAda cerita tentang suka duka penantian seorang gadis polos dengan notabene putri seorang intel yang menunggu seorang pria misterius putra bandar narkoba. -Rinjani- "Dieng ku tak sedingin Dieng Wonosobo, melainkan sehangat darah yang mengalir di nadi...