Kkriiiiiingggg.......
Suara nyaring yang berisik kesukaan semua orang akhirnya berbunyi, buktinya semua orang tersenyum sumringah bahkan ada yang sudah berlari keluar sebelum si guru matematika itu keluar.
Satu per satu murid perempuan keluar kelas, tak satupun dari mereka yang menyadari keberadaan ku, yahh karena aku bukan siswa yang mencolok, walaupun anak baru, yasudah lah, paling sebentar lagi aku juga bakal pindah sekolah lagi, mungkin aku harus buat perhitungan dengan ayah agar menjalani semester akhir dengan aman dan nyaman.
"Brakk!!"
Bukan main kagetnya Aku, tiba-tiba
"Kruuuyuuukkk"
Aduhh dengan tak tau malunya perutku berbunyi didepan berandal ini, bahkan aku melihatnya mengejekku dengan senyum smirknya.
"Yuk"
Berandal itu berdiri didepan ku dengan tangan didalam saku.
"Gue?" Aku memastikan.
"Yaiyalah gunung rinjani, masak hantu dibelakang lo?" Ia tertawa.
Dengan wajah yang bingung, aku mengikutinya dari belakang.
🍉🍉🍉🍉🍉
Itu awal bingungku padamu diengku, setelah kau memberiku kedinginan, dalam sekejap kau bisa menjadi mentari dan luka, siapa kau sebenarnya?
🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉Kami berjalan sepanjang koridor kelas seperti sedang fashion show saja, semua orang menepi dan memperhatikan kami diam-diam, ternyata didepan pintu kelas dia sudah ditunggu oleh berandal lainnya. Walau berjalan dibelakang mereka, entah kenapa aku juga ikut- ikutan jadi pusat perhatian.
"Ehhh gunung rinjani, lo ngapain dibelakang? Sini sebelah gue"
Apa aku bakal jadi korban bullying ya? Atau malah berandal ini tulus ingin berteman denganku, tak ada salahnya mencoba bukan?
Akupun berjalan dan berdiri disampingnya.
"Oke semua ayo kumpul..kumpuulll...."
Entah kenapa mendengar permintaannya yang tidak sopan itu semua orang dengan berkumpul dengan tergesa- gesa, seperti, ketakutan?
"Mulai hari ini, geng Medusa kedatangan anak baru dari kota" berandal kelas itu menepuk- nepuk pundakku.
Hahahh.. Medusa? Ada-ada saja.
"Jadi, siapapun yang ketemu si gunung rinjani dikantin, ditoilet, dimanapun, kalian harus mundur, biarin si gunung rinjani maju duluan!!"
Dan gilanya semua orang hanya menggangguk malu.
"Jika gue menerima laporan, kalo si gunung rinjani kedapatan ngantri, terutama di antrian bakso dan milkshake, orang didepan si gunung rinjani bakal jadi kacung gue!!Paham?!!" Dia menajamkan mata pada semua orang.
"Paham.."
Kenapa semua orang setunduk itu pada berandal ini?
Ohh sungguh aku tidak memerlukan keistimewaan ini, kenapa dia jadi seperhatian itu padaku? Berandal itu naksir aku kah?
"Ehhh gunung Rinjani!! Ngapain lo cengengesan?? Beliin bakso gihhh, ditunggu dipohon sana ya"
Whatt?
"Ngapain lo ngelototin gue, sebelum jadi geng Medusa lo harus diorientasi dulu lahh..."
Mereka semua menertawaiku.
"Emangnya siapa lo nyuruh- nyuruh gue, lagian gue gak pernah minta ikut geng lo tuh?" Suaraku meninggi, aku tidak boleh jadi korban bullying.
Dia mendekatkan tubuh jakunnya padaku sehingga aku tersudut didinding koridor kelas. Lalu membukuk sambil menyodorkan wajah tampan ala badboy nya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dieng dan Rinjani
RomanceAda cerita tentang suka duka penantian seorang gadis polos dengan notabene putri seorang intel yang menunggu seorang pria misterius putra bandar narkoba. -Rinjani- "Dieng ku tak sedingin Dieng Wonosobo, melainkan sehangat darah yang mengalir di nadi...