1

3.3K 104 5
                                    

tap tap tap

Aku mulai berjalan menuju ruangan kerja Tuan Jung di kantor ini, dengan di antar oleh bawahannya yang bisa ku lihat ia bernama Jeon Jungkook disana. Sedaritadi tadi aku hanya melamun, membayangkan betapa tampan Tuan Jung yang sebentar lagi akan menjadi atasanku. Liat Jungkook saja sudah memerah muka ku apalagi sang bos yang pastinya lebih tampan dari dia. Kalau seperti ini aku tidak bisa fokus kerja huh!

"Silahkan masuk Nyonya Park." Jungkook membukakan pintu untukku.

"Terima kasih Tuan Jeon." tanggapku dengan senyum dan menunduk lalu masuk ke dalam ruangan.

Aku masih bersama dengan Jungkook. Aku hanya diam saat Jungkook memanggil nama Tuan Jung dengan sedikit marah karena Tuan Jung sendiri tidak menoleh hanya fokus pada kerjaannya.

"Jung Jaehyun!" teriak Jungkook sambil menggebrak meja kerja Tuan Jung. Disitulah Tuan Jung langsung menoleh ke arah aku.

"Ya sudah, Jeon Jungkook kau boleh pergi sekarang." sama sekali tidak menoleh ke arah Jungkook.

"Bukan daritadi kau begini! Sudahlah aku mau keluar saja. Nyonya Park kalau dia macam-macam padamu, lapor ke saya." ucap Jungkook sedikit berbisik setelah itu keluar dari ruangan.

Aku baru sadar Tuan Jung melihatku dengan tatapan sedikit menyeramkan bagiku. Aku hanya diam saja tidak bergerak sama sekali karena aku takut, aku belum mengenalnya tetapi di awal saja sudah seperti itu.

"Duduk." ucapnya dingin.

"Terima kasih."

"Nama kamu siapa?" seketika tatapan Tuan Jung menatapku intens.

"Park Gyeong."

"Oh, omong-omong kau cantik."

Seketika mataku membelak dan hatiku bergegup kencang. Ini baru kenal dan Tuan Jung sudah membuat jantungku copot!

"Ah, terima kasih atas pujiannya." jawabku dengan senyum sebisaku.

"Tak perlu terima kasih, kamu memang cantik. Kalau kau mau tak usah melamar jadi karyawanku melainkan menjadi istriku, gimana?"

Apa! Tuan Jung tidak salah ngomong bukan?! Ya ampun ada apa dengan Tuan Jung hari ini:(
Bisa-bisa aku strees dan tidak jadi mendapat kerja.

"Ah, maaf gimana maksudnya, Tuan?" aku berusaha bertanya setenang mungkin.

"Aish, belum paham juga? Sudahlah tak usah dipikirkan." raut wajah Tuan Jung sedikit kesal.

"Maaf, jadi saya diterima kerja atau gimana ya Tuan?"

"Jelas saya terima, saya tempatkan kamu jadi sekertaris saya." ucapnya dengan sedikit senyum yang membuat meleleh.

Aku tersenyum dan sedikit menangis mungkin karena terharu. Aku baru saja lulus dan aku langsung diterima menjadi sekertaris pula, bahagia sekali hidupku kedepannya.

"Mulai sekarang kamu sudah bisa kerja, Nyonya Park."

"Baik, terima kasih." aku perlahan meninggalkan ruangan tetapi Tuan Jung menghentikan ku.

"Oh iya, nanti temani saya makan siang ya? Bisa kan?"

"B-bisa Tuan." sehabis itu aku langsung keluar meninggalkan ruangan Tuan Jung lalu berjalan ruangan kerja ku.

Di jalan menuju ruanganku, aku hanya bisa tarik nafas sesering mungkin. Bisa saja karena omongan Tuan Jung tadi aku bisa mendapat serangan jantung dadakan, dan aku tidak mau!
Baru saja aku mau duduk dikursi kerjaku, Jungkook datang lalu menyapaku.

"Hei Nyonya Park! Bagaimana Jaehyun menurutmu?"

Aku hanya diam saja tidak menanggapi. Tetapi keputusanku salah tidak menanggapinya, dia semakin nyolot.

"Hello! Kau enggak ada masalah pendengaran kan?"

"Enggak. Buat apa menanyakan tentang Tuan Jung?"

"Ya aku mau tau saja, memang enggak boleh?"

"Maaf, saya harus kerja. Silahkan keluar dari ruangan saya!" ucapku sedikit teriak. Mengapa harus bertemu dengan Jungkook ini sih!

"Oh ok saya keluar." Jungkook perlahan pergi dari ruanganku.

Ah! Akhirnya aku bisa bebas kerja tanpa gangguan Jungkook yang menyebalkan itu! Aku mulai membuka file yang sudah di email oleh Tuan Jung barusan. Aku berusaha kerja untuk mendapatkan hasil yang memuaskan agar aku bisa membangun hidup yang lebih baik!

- 12.15 pm -

Tak terasa sudah jam makan siang. Aku menutup file kerjaanku lalu keluar ruangan menuju lift untuk makan siang di kantin. Saat aku ingin naik lift, Tuan Jung tiba-tiba sudah ada dibelakangku dari tadi dan aku baru menyadarinya sekarang. Di lift ini bukan aku dan Tuan Jung saja tetapi banyak pegawai yang lain.

Lift pun terbuka, aku dan Tuan Jung tentunya langsung keluar lift untuk mencari makan. Tetapi saat aku mau ke kantin bersama yang lain Tuan Jung menarik tanganku.

"Park Gyeong! Kau mau kemana?" sontak Tuan Jung membuatku kaget.

"Iya Tuan. Ada apa?" jawabku dengan suara yang masih kaget.

"Ayo kita makan, kamu jadi temani saya kan?" tanya Tuan Jung sambil jalan duluan ke arah mobil.

"J-jadi Tuan. Memang kita mau makan kemana? Bukan di kantin?"

"Jelas bukan! Saya enggak selera makanan kantin!" Tuan Jung masuk ke dalam mobil. "Ayo Gyeong! Kau mau berdiri disana sampai aku selesai makan?!"

Aku cepat-cepat masuk ke dalam mobil. Aku tak menyangka Tuan Jung dengan muka bak malaikat tahunya sifat kalau marah menyeramkan sekali. Aku dan Tuan Jung sama sekali tidak membuka obrolan, kita dijalan sudah 10 menit tapi tidak sampai-sampai tempat makan. Aku binggung ini mau makan atau kemana.

"Tuan."

"Hm."

"Kita mau ke tempat makan bukan?"

"Tidak."

"Terus tadi Tuan minta ditemani makan itu apa?"

"Kamu mau tau kita kemana sekarang?" kali ini Tuan Jung menengok.

"Kemana?"

"Ke pelaminan."

DEG!

Rasanya jantungku sekarang sudah copot. Tuan Jung gampang sekali mengucapkan itu tanpa berpikir kondisi jantungku seketika berdebar kencang sekali mungkin dia sampai bisa mendengar.

"Enggak usah merah gitu. Nanti kamu juga saya ajak ke pelaminan tapi tunggu kita deket."

Dan setelah itu aku hanya diam dan melupakan apa yang Tuan Jung katakan tadi.

My boss my husband - jung jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang