"Gyeong?""Gyeong?"
"Hah? Iya, iya?" Aku baru sadar kalau Tuan Jung memanggilku daritadi.
"Kamu melamun ya? Ayo turun kita udah sampai tempat makan ni." Tuan Jung membukakan pintu untukku, aku jadi tidak enak sampai dibukakan begini.
"Iya Tuan, terima kasih."
"Jangan panggil Tuan, panggil saja Jaehyun." Tuan— eh maksudku Jaehyun menarikku ke arah resto di sebrang sana.
Sepertinya Jaehyun sudah mem-booking tempat ini untuk kita makan bersama. Aku dan Jaehyun langsung duduk di pojok resto ini, persisnya dekat jendela. Kita sama sekali tidak membuka obrolan dari turun mobil tadi, rasanya canggung, aku tidak suka momen ini.
"Jaehyun?"
"Ya Gyeong, kenapa?" tatapan Jaehyun teralihkan padaku.
"Enggak, nyapa aja."
"Beneran?" muka Jaehyun mulai mendekat ke muka ku, aku reflek mundur.
"I-iya beneran."
"Jangan gugup dong. Saya cuma dekati muka kamu aja enggak yang lain."
Emang benar-benar ya orang bermarga Jung ini, tidak bisa merasakan apa yang aku rasakan setelah ia berbuat begitu. Jantungku lama-lama beneran copot tau! Wahai Jung Jaehyun tolong dengarkan!
"Iya saya denger kok. Sengaja begitu soalnya gemas liat muka kamu merah." dan sekarang Jaehyun mencoba mencubit pipiku. Tetapi gagal karena pelayan datang membawa makanan. Syukurlah aku selamat.
Makanan pun sudah tapi di meja, aku langsung mengambilnya tanpa permisi pada Jaehyun. Jujur, aku lapar sekali jadi tolong maafkan perbuatanku yang kurang sopan ini:")
"Makan yang banyak, supaya badannya bagus." ucap Jaehyun ikut mengambil makanan.
"Mmppp i-iya!" aku berusaha menjawabnya walaupun makanan penuh di mulutku.
"Makan dulu yang benar baru jawab, Gyeong." Jaehyun mengacak rambutku pelan, lagi-lagi berulah.
Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak berteriak apalagi untuk supaya muka tidak merah. Kalau sampai merah, Jaehyun merasa berhasil melelehkan hatiku.
"Saya suka sama kamu."
"Apa?"
"Saya suka sama kamu dari awal kita ketemu."
"Terus?"
"Saya mau lamar kamu, boleh?"
~~~
Setelah makan siang dan kejadian absurd tadi bersama Jaehyun. Aku sudah duduk ditempat kursi kerjaku, mengerjakan kerjaan dari orang bermarga Jung aneh Jaehyun ini. Selama ini aku salah kira, aku kira Jaehyun memiliki jiwa pemimpin yang bagus. Tapi kenyataannya tidak diharapkan. Apa maksud dia mengajakku makan siang padahal baru kenal sudah sok akrab sekali! Dan dia selalu mengajakku menikah dengannya, aku saja belum ada rasa padanya.
"Gyeong, dipanggil Tuan Jung." ucap salah satu pegawai disekitar ku.
"Ah iya, terima kasih infonya." Aku segera bangun dari kursi menuju ruangan Jaehyun.
tok tok tok!
"Permisi Tuan. Tuan memanggil saya?" Aku tanya padanya dari luar pintu, sesekali mencoba melihat ke arah dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My boss my husband - jung jaehyun
Fanfiction"Karena kamu udah jadi sekretaris saya. Kamu harus menerima permintaan saya termasuk menjadi istri saya." - Tuan Jung.