M-SMA ¦ MASIH YANG KEMARIN

0 1 0
                                    

Typo bertebaran eohhh... Mohoon maapkannn(*´∇`*)
Jangan lupa 💬 and 🌟
Happy Reading Yorobun~
ヾ(≧▽≦*)o
..............
.
Sebelumnya:
Dengan perasaan yang masih terbang ke langit ke tujuh Zeya lanjut jalan ke ruang administrasi sambil mikir omongan dia tadi. Bakalan sekelas? Katingkan, tapi kok sekelas? Gak naik? Astagahh tampang menipu segalanya😰😰
.
.
Zeya Pov

Lagian dia siapa sih? Kok bikin Zeya penasaran😧. Ngomong-ngomong Zeya udah sampai di depan ruang kelas 10-1 dan mutusin buat belok kanan, sama kayak yang di omongin Varco sama satpam di depan tadi. Disini cuman ada mading kok, banyak banget karya-karya yang di tempel disini, dan penempatannya juga sendiri-sendiri. Paham gak? Okey jadi maksud Zeya itu puisi madingnya sendiri, quote sendiri cerpen sama cerbung sendiri, terus opini-opini juga sendiri. Rapi, dan zeya suka rapi.

Zeya-pun mutusin buat masuk dan daftar. Setelah semua udah ke isi guru yang ngurus pendaftaran tanya gini dong ke Zeya

"Zeya mau masuk kelas yang isinya berapa anak? Kuota kelasnya tinggal dua, yang satu kelas isi sepuluh anak sama yang satu kelas isi normal, tiga puluh anak." ya aku bingung dong. Ini beneran sistemnya gini? Sekolah model apaan ini astagahhh

"Hah? Maksudnya pak? Terus kok tiap kelas juga beda? Zeya gak paham sama sekali pak" jawaku bingung

"Jadi gini, sekolah punya kuota kelas beda sama sekolah lainnya. Dan ini juga sudah dapat ijin pemerintah kok Ze. Ada tiga kuota yang sekolah ini punya, satu kelas sepuluh orang, satu kelas duapuluh orang dan yang terakhir satu kelas tiga puluh orang." terang guru itu dengan sabar

"Dibikin seperti itu karena guru-guru biar tahu bagaimana kriteria murid-murid yang baru masuk. Jadi Zea mau masuk kelas yang mana?" jelasnya sekali lagi dan yah, menanyakan pertanyaan yang sama lagi padaku.

"Emm pak, Zeya mau tanya. Tadi ada kakak tingkat di lapangan basket yang bilang sekelas sama Zeya, padahal Zeya enggak kenal. Bapak kenal?" tanyaku balik sangking penasarannya siapa laki-laki itu.

"Ohh dia, namanya Xelion. Guru-guru di sini biasanya manggil dia Xel, dia ada di kelas yang isinya sepuluh orang, kamu mau masuk situ?" terangnya lagi

"Kok satu kelas sama Kak Xel pak? Gak naik kelas?" tanyaku kepo

"Naik kok, cuman emang dianya aja yang gak mau naik kelas. Murid paling badung, tapi juga paling pengertian ke sesama. Kamu bakalan seneng kalau temenan sama dia. Tapi yah gitu, dia sering keluar masuk bk. Padahal belum tentu dia yang salah loh~ mau sekelas sama Xel gak Ze?" terangnya lagi dengan sabar. Aneh gak sih, dia harusnya naik tingkat dua malah gak mau naik tingkat.

"Boleh deh pak, kayaknya kalau cuman sepuluh orang sekelas, pelajarannya akan tetap nyambung bahkan lebih cepat paham." jawabku dengan mantab.

"Nah, minggu depan bisa langsung masuk yah, kamu bisa ambil seragamnya hari ini juga di koprasi" jelas guru itu lagi. Dan aku pun hanya mengangguk dan tersenyum sebagi balasan, lalu pamit undur diri untuk mengambil seragam.

Pas udah ngambil seragam Zeya mutusin buat liat-liat sekolah dong, biar senin depan udah gak kagok lagi kalau mau kemana-mana. Lurusss mentok ujung belok kiri kantin, bersih nyaman teratur, rapi, gak kalah sama sekolah negri. Well pemikiran Zeya sedikit berubah tentang sekolah ini.

Pukk

"Udah selesai daftarnya?" tanya orang di belakang Zeya sambil nepuk pundak Zeya pelan.

"Ohh, kakak yang tadi. Udah kok, emmm iya kak...?"

"Xelion, panggil Lion deh, jangan kayak guru-guru yang manggil Xel, oke?"

"Iya kak" jawabku semangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MASUK SMA!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang