(1)

34 5 4
                                    

Kringggg!

Bunyi bel tanda istirahat memecah kesunyian

Aku rasa pelajaran hari ini berakhir lebih cepat dari biasanya atau cuma aku yang merasa seperti itu? Heemm, siapa yang tau? Ku tengokkan kepala ke kanan kiri ternyata banyak teman-teman yang mulai sadar dari Kerajaan Mimpi dadakan yang baru saja dibangun selama 2 jam mata pelajaran penuh. Dasar mereka itu, kalau sekolah cuma mau numpang tidur buat apa hah?

Belum juga bel berhenti berbunyi kelas sudah mulai kosong. Ini nih anak jaman sekarang, kalau lagi kegiatan belajar mengajar pada loyo, tapi waktu istirahat jadi seger. Aku berdiri menghampiri Bu Diana, guru favoritku sekaligus guru yang mengajarkan mata pelajaran biologi. Salah satu mata pelajaran yang paling aku suka. Bila semua murid kurang minat pada biologi sampai menghabiskan jam mata pelajaran ini dengan penuh kesunyian alias mereka pada ngungsi ke alam bawah sadar. Sedangkan aku, si anak yang penuh kegilaan pada biologi, justru sangat fokus pada saat Bu Diana menjelaskan materi. Sampai-sampai hanya untuk sekedar mengedipkan mata, aku merasa enggan. Seperti takut kehilangan mata pelajaran biologi, walaupun hanya untuk satu kedipan mata, —lebay emang.

"Bu Dian hari ini ada waktu kosong gak?" Fyi aja ya gaes sekedar info aku dan Bu Diana tuh dah kayak 'best friend' jadinya kalau kita ngobrol tuh nyantai dan asal kalian tau, hanya orang-orang terdekat saja yang memanggil Bu Diana dengan sebutan Bu Dian. Bukannya sombong, tapi aku salah satu diantara orang-orang beruntung lainnya yang dapat memanggilnya Bu Dian.

"Jam tambahannya Ibu tunggu kayak biasa, oke Nesa?" Kalau aku panggil Bu Diana dengan sebutan Bu Dian, beda lagi dengannya. Bu Diana suka memanggilku dengan nama Nesa, padahal nama panggilanku adalah Anes.

"Ay ay captain!"

"Hahaha sip." Tanpa meminta persetujuannya, aku langsung saja membawakan buku-buku Bu Diana. Ini memang kebiasaanku dari dulu, membantu membawakan buku-buku Bu Diana ke ruangannya.

Aku dan Bu Diana pun berjalan ke ruang guru melewati lorong demi lorong sambil ngobrol ringan.

Bu Diana merupakan guru muda yang baru setahun pindah ke sekolah ini. Walaupun guru baru, tetapi Bu Diana adalah salah seorang guru yang friendly pada murid-muridnya. Bu Diana bahkan jarang marah-marah. Walaupun disaat Bu Diana sedang mengajar, banyak murid yang tertidur di kelasnya, Bu Diana tak marah sama sekali. Aku pernah bertanya kenapa Bu Diana tak mau memarahi murid yang tertidur dikelas, dan apakah kalian tau apa yang dikatakan Bu Diana? Bu Diana dengan senyum manisnya, mengatakan

'bakat dan minat setiap orang berbeda, mereka berhak atas dirinya. Tak apa tertidur, mungkin pelajaran biologi tak begitu menarik bagi sebagian orang, yang terpenting mereka mengerjakan tugas dan tidak remidi saat ulangan harian. Ibu sudah merasa senang'

bahkan Bu Dian tak ragu manawarkan memberi jam tambahan untuk melakukan sesi kedua bagi mereka yang masih kurang paham pada materi biologi yang diajarnya, dan ditambah lagi itu tanpa dipungut biaya. Begitu mulia bukan, hati Bu Diana ini? Jadi tambah nge-fans deh jadinya. Oh iya berkat kebaikan dan kepiawaian Bu Diana dalam mengajar, aku jadi suka dan mudah akrab dengannya.

"Udah sampai sini aja Sa. Ke kantin aja sana cari makan! Nih duit buat jajan!"

"Eh Bu Dian laper? Oke aku beliin makanannya, Ibu mau apa?" Aku kaget dibuatnya karena yang aku tau itu, Bu Diana biasanya bawa bekal dari rumah kok tiba-tiba ini ngasih duit mau nitip makanan.

"Hahaha ya enggaklah kamu lupa Ibu setiap hari bawa bekal?"

"Ya enggak juga sih Bu, tapi ini duitnya buat apa Bu? Terus tadi kan Ibu juga nyuruh ke kantin."

"Iya emang. Tapi itu duit buat kamu beli makanan, pasti belum makan kan? Atau mau kita sama-sama makan bekal Ibu aja? Ada banyak kok."

"Eh gak usah Bu ngerepotin aja. Ini juga duitnya aku kembaliin aja, aku udah punya duit sendiri kok Bu." Aku menyodorkan uang itu kembali pada Ibu Diana.

"Gak boleh nolak rejeki Nesa! Itu buat kamu"

"E-eh iya deh Bu hehe. Bu Dian yang cantik dan baik hati, terimakasih atas kebaikan hatinya."

"Hahaha aduh lebay banget ini murid kesayangannya Ibu ini. Udah sana ke kantin! beli makanan dan jangan lupa, liat dari sisi kesehatannya juga. Jangan dari sisi rasanya doang!"

"Siap Ibu guru cantik-ku." Aku pun bergegas menuju ke kantin sambil sesekali melambaikan tangan ke arah Bu Diana.

"Makan yang banyak ya Nesaa!" Bu Diana berseru tanpa rasa canggung, berteriak di koridor. Akupun tersenyum, "iyaa, Ibu juga. Biar berisi, jangan kurus-kurus! Nanti dikira sapu lidi lagi jalan hehehe"

"Itu mah kamu, Sa"

______________________________________



Catatan: sebenarnya ini adalah ceritaku yang lama terlupakan,

gak dilanjut cuma satu chapter doang:"D




TBC

re- kembali untuk memulaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang