Prolog

572 52 1
                                    

Menurut beberapa cerita yang mereka berlima dengar, gudang tua dibelakang sekolah mereka memiliki pintu menuju ke dimensi lain. Entah itu mitos atau fakta. Intinya mereka tidak percaya dengan keberadaan pintu menuju dimensi lain itu.

Kesialan terjadi ketika kelimanya ketahuan tidak masuk kelas saat jam pelajaran dilangsungkan. Mereka berlima pun dihukum oleh si guru BK untuk membersihkan gudang tua keramat sekolah. Sekaligus mencari sebuah kotak kecil yang katanya berisi sebuah batu rubi. Aneh.

***

Lima siswi perempuan terlihat sedang berjalan kocar kacir didalam gudang yang terletak jauh—dibelakang SMA Bakti Mulia.

Kesan pertama yang mereka dapat saat melihat gudang itu adalah menyeramkan... Ada banyak sekali rumput liar yang tumbuh menjalar ke area dinding gudang itu. Bahkan dinding bangunan gudang yang dulunya berwarna putih kini sudah berubah warna menjadi cokelat.

Mereka berlima selesai dengan pekerjaannya membersihkan gudang. Sekarang kelimanya tinggal mencari kotak yang dimaksud oleh bu Dena.

"Kalian tolol atau gimana sih?" Ujar seorang cewek berpenampilan seksi dengan rok lima senti diatas lutut. Ia menatap jengah kearah empat gadis yang masih saja mencari kotak sialan itu.

"Maksud lo apa? Kita gak ngerti bego." balas cewek yang juga sama seksinya.

"Heh! Lo nyolot gue?"

"Siapa yang nyolot lo monyet!"

"Fina! Kei! Kalian apa-apaan sih? Kita semua hampir seharian disini dan lo berdua cuma adu mulut gak jelas kayak gini. Ingat yah, kalo sampe bokap nyokap kita tau kelakuan kita kayak gini, kita semua bakalan dikeluarin dari sekolah." balas Alara kesal.

Keira dan Fina rupanya tidak mempan dinasehati oleh sang ketua geng. Mereka malah kembali bertengkar.

"Emang dasar! Kerjaannya cuma mempercantik diri biar dilirik sama om-om nakal di club. Upsss... Keceplosan." Keira tersenyum sinis sambil memutar bola matanya malas.

Fina berjalan maju menghampiri Keira yang berada tepat didepan sebuah cermin.

"Lo mau apa Fin?" tanya dua cewek lainnya bersamaan. Dia adalah Yerin dan Jihan.

Keira sedikit panik. Sekarang Fina sudah berada tepat di hadapannya.

"Lo takut?" tanya Fina tersenyum menyeringai.

"Cih! Siapa yang takut sama cewek kayak lo!" balasnya sambil mengacungkan jari telunjuknya kedepan wajah Fina.

Tanpa pikir panjang Fina langsung menarik rambut Keira. Dia menjambak rambut gadis itu sekuat tenaga sehingga membuat Keira memekik kesakitan.

"Awww...!" pekik Keira membuat Alara, Jihan dan Yerin langsung menghampiri mereka.

"Stoppp! Udah Fin lepasin!" teriak Yerin, Jihan, dan Alara bersamaan. Mereka bertiga mencoba memisahkan kedua gadis itu, tetapi tenaga Fina begitu besar. 

Tangan Fina belum juga lepas dari rambut sahabatnya. Fina melakukan itu karena dia merasa tidak terima dengan apa yang tadi Keira katakan.

Beberapa rambut Keira kini telah rontok akibat jambakan dari Fina. Ia berniat membalas gadis itu, namun tarikan Fina pada rambutnya semakin kuat dan terasa sangat perih.

"Hikss, hikss..." Keira menangis sambil sesekali meringis kesakitan

Tiba-tiba cermin dihadapan mereka berlima bersinar terang membuat mata mereka tidak dapat melihat apa-apa selama beberapa menit....







Tbc🌻
Jangan lupa berikan vote dan komentar!

Dimension Our Love (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang