3. Caitriona

280 21 7
                                    

Apa ini? Ini aneh. Ada sesuatu bergejolak dalam dadaku dan aku tidak bisa menahannya. Baru pertama kali aku merasakan sesuatu seperti ini, saat melihat gadis itu.

"Monsieur", gadis itu membungkuk, anggun sekali. Sekali lagi, ia tersenyum.

"Ya tuhan, kau malaikat?"

"Ahahah, terimakasih! Tapi baru kali ini ada yang memujiku seperti itu"

"Bagaimana bisa, bahkan belum pernah aku mendengar nyanyian semerdu itu"

"Tidak ada yang suka dengan laguku, jadi aku menyanyi sendirian. Selamat! Kau menemukan persembunyianku. Aku Caitriona", sang Aphrodite mengulurkan tangannya.

"Matthias", jawab Matthias sambil tersenyum lebar.

"Tidak mau membalas tanganku?" Caitriona menggantung tangannya di udara.

"Apa yang terjadi pada tangan cantikmu ini?" tangan Matthias yang besar menyentuh lembut dan memperhatikan satu persatu jari-jari lentik Caitriona.

"Ahahaha! Tuan, yang ku maksudkan adalah menjabat tanganku seperti ini. Nah, sekarang kita kenal!" Caitriona membetulkan posisi tangan Matthias selayaknya mereka bersalaman.

Dada Matthias menghangat melihat gadis itu tertawa. Cantik sekali. Melihatnya saja membuat Matthias juga ikut tertawa. Akhirnya ia menemukan sesuatu yang menarik di dunia manusia. Caitriona. Ia akan ingat nama itu selamanya.

Caitriona dengan anggunnya bercerita tentang semua yang terjadi disana, keluarganya, keinginannya, dan banyak hal-hal lainnya. Cara gadis itu berbicara, cara dia mengekspresikan sesuatu, cara dia tertawa hingga Matthias melayang berkali-kali.

"Bahkan mereka selalu bilang bahwa aku gila! Hanya Benka saja yang bisa memaklumiku!" Caitriona menyilangkan tangannya di dada.

"Lalu?" tidak peduli sudah berapa jam Matthias duduk memandangi Caitriona yang asik bercerita. Ia tidak peduli. Gadis itu menyenangkannya.

"Yah, akhirnya aku dan Benka... Ups! Maafkan aku Tuan, aku terbawa suasana. Tidak ada orang yang bersedia mendengarkan ceritaku. Aku sungguh tidak tau diri. Kau pasti juga memiliki kesibukan lainnya, tapi aku malah menahanmu seperti ini", Caitriona yang menyadari bahwa dirinya ditatap sebegitu dekatnya oleh wajah Adonis langsung menundukkan kepalanya.

"Hey! Kau cantik sekali. Bagaimana bisa orang-orang itu tidak menyukaimu? Bahkan dewa pun bisa jatuh cinta jika melihatmu tertawa", Matthias sebisa mungkin menahan diri untuk menyentuh wajah Aphrodite itu.

Caitriona tersenyum dan sekali lagi menyentuh dadanya yang bergemuruh. Ia tidak pernah sebahagia itu sebelumnya. Ia menatap ke arah Matthias dan semburat sinar matahari sore membuat wajah itu semakin terlihat menawan.

"Uh,, baiklah Tuan, aku tidak ingin membuat Paman Edla marah, jadi aku harus pulang. Senang bertemu dengan anda", Caitriona membungkuk dan berjalan mundur.

Saat akan berbalik, tangan Matthias cepat-cepat menahan lengan Caitriona. Caitriona bingung, dan saat ia menatap Matthias lagi, sesuatu membuatnya hilang keseimbangan. Sesuatu yang berkilauan membentang di balik punggung Matthias.

"Tuan, kau... Kau.."

"Iya, aku peri gunung. Ikutlah bersamaku. Kau tidak perlu kawatir tentang orang-orang yang tidak menyukaimu. Kau tidak perlu lagi menghadapi paman dan bibimu yang selalu memarahimu. Aku tidak peduli bahwa kau manusia dan aku peri gunung. Semua sudah terlanjur, aku tidak akan melepaskanmu. Jadilah kekasihku", angin sore menerpa wajah Caitriona setelah Matthias mengatakan itu semua.

"Apa ini? Tapi kau melanggar hukum alam. Bahkan kau bisa.."

"Aku tidak peduli, Caitriona. Ikutlah bersamaku ke negeri nun jauh"

"Kemana?"

"Negeri nun jauh"

•••••

Guys, i'm back.

Vommentnya tolong.

Love you.

CAITRIONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang