Jimin mengerang. Ia merasakan hembusan nafas entah dari siapa yang mengganggu tidur nyenyaknya. Begitu terasa menyapu pipinya sampai Ia memaksakan untuk bangun saja, karena sial, Jimin terganggu sekali dan Ia tidak suka jika tidur nyenyaknya diganggu seperti ini.
Lagipula siapa yang repot-repot masuk ke dalam kamarnya? Mama juga Papa bahkan tidak di rumah (toh, sekali pun di rumah pun mereka tidak pernah membangunkan Jimin di hari minggu seeprti ini.)
Tunggu-
Ada yang tidak beres dan Jimin kira dugaannya jika ada orang dengan tak punya tata krama seenak jidat masuk ke rumah dan langsung pergi ke kamarnya, itu benar. Apalagi melihat Jungkook di sampingnya tepat ketika Jimin membuka mata. Tersenyum lebar sampai gigi rapihnya terlihat dan dengan gerakan cepat mendaratkan satu kecupan dipipi Jimin sembari berucap, "Selamat pagi semestanya Jungkook. Pulas banget bobonya sampe jam segini belum bangun?"
Jimin mengerjap beberapa saat. "Jungkook?"
"Ya, siapa lagi?"
"Ngapain kok udah di sini?"
"Ada amanah dari calon Papa mertua buat jaga anaknya yang sendirian di rumah."
"Dari Papa?"
Jungkook mengangguk lalu meraih ponselnya dari saku. Kemudian mengarahkan ponselnya pada Jimin yang menampakkan isi pesan dari Papanya.
"Aku ke sini karena papa yang nyuruh. Kamu juga kok nggak bilang kalo di rumah sendiri?"
"Biasanya kalo Papa sama Mama pergi juga sendirian sih di rumah."
"Kan udah beda, Jimin." Kemudian Ia melanjutkan ketika melihat Jimin menaikkan satu alisnya; memberi tanya. " Dulu kan Jimin bisa sendiri di rumah karena belum ada pacar. Beda kalo sekarang. Ada Jungkook yang sudah berstatuskan pacar, jadi bisa nemenin Jimin selagi Papa sama Mama pergi."
Jimin terkekeh lalu memukul pelan dada Jungkook. Sementara yang dipukul tidak merasa kesakitan, justru gemas sendiri kalau Jimin sudah dalam mode malu-malu seperti ini.
"Kamu mandi dulu aja. Aku yang nyiapin sarapan, ya? Ditunggu di luar."
Jimin mengangguk, mengiyakan. Ia sudah mulai beranjak sebelum itu terhenti kala dilihatnya Jungkook berhenti di ambang pintu lalu menatapnya dan bicara, "Ada yang ketinggalan." yang mana membuat Jimin mencari sesuatu yang mungkin barang milik Jungkook yang tertinggal. "Apa? Ponsel, kah?"
Bukan jawaban yang diterima, melainkan kecupan singkat dibibir yang membuat Jimin termangu seketika. "Ucapan selamat pagi ditambah ciuman dari Jungkook yang lupa, hehe."•••
Jimin terpaku dalam diam. Tangannya bergerak gelisah, sedang sibuk mencari alasan agar Hoseok tidak datang kemari karena baru saja, secara tiba-tiba Ia mendapat pesan yang isinya,
KAMU SEDANG MEMBACA
limerence; j.jk + p.jm
FanfictionMari berkenalan dengan Jeon Jungkook. Pemuda yang selalu membuat Park Jimin gemas bukan main. Pemuda yang selalu mengikuti kemana pun Jimin pergi. Juga pemuda yang diam-diam telah mencuri hati, tanpa Jimin sadari. - limerence (n.) the state of being...