second day

3.9K 526 64
                                    

Kicau burung mulai terdengar ketika cahaya hangat mentari mulai menerpa permukaan bumi. Suhu sekitar mulai menghangat. Kain tipis penutup jendela itu terkibar angin sepoi pagi.

Seokjin membuka matanya perlahan. Rasa perih langsung muncul dari lubangnya. Benar saja. Semalam lubangnya digempur habis oleh Kaisar Namjoon tanpa perasaan.

Bicara soal Kaisar Kim Namjoon. Seokjin langsung berbalik ke sisi sebelah kasurnya. Tempat Kaisar Namjoon berbaring setelah menidurinya malam tadi.

Kosong. Kaisar Namjoon sudah pergi.

Benar kata wanita paruh baya itu. Kaisar Namjoon akan pergi saat pagi buta, sebelum Permaisuri Haera bangun dari tidurnya.

Seokjin hanya persembahan tetapi kenapa ada rasa kesal yang memuncak saat ia ditinggalkan begitu saja tanpa salam perpisahan setelah ditiduri dengan penuh rasa sakit malam tadi. Ia sebagai persembahan saja sakit hati, bagaimana kabar hati selir Kaisar Namjoon?

Perlahan Seokjin mulai duduk. Tubuhnya masih telanjang, tentu saja. Lubangnya terasa tidak nyaman dan berdenyut perih. Sekujur tubuhnya terasa sangat gerah dan lengket. Seokjin menggeser kakinya turun dari ranjang dan segera berdiri untuk pergi mandi.

Langkah Seokjin terhenti begitu mendapati selembar kertas di atas meja. Seingatnya kertas itu tidak ada malam tadi. Seokjin kemudian meraih kertas itu dan membaca isinya lebih dulu.

Seokjin, aku pergi sebelum kau bangun. Aku tidak ingin Haera bangun tanpa aku disampingnya. Aku tidak mau Haera merasa sangat sedih.

Gunakan hari ini untuk beristirahat dan memulihkan rasa sakitmu. Beri salep yang ada di kotak kecil sebelah surat ini pada tubuhmu yang sakit. Aku sudah menyiapkannya untukmu.

Terima kasih untuk nasehat yang telah kau berikan padaku tadi malam. Aku akan selalu mengingat nasehat kebaikan darimu.

Kaisar Kim Namjoon.

Seokjin menghela napas perlahan. Ia mengerutkan dahi dan menengok ke area pahanya. Ada sesuatu yang mengalir keluar dari lubangnya. Cairan kental putih. Cairan orgasme Kaisar keluar perlahan membasahi pahanya.

Seokjin melangkah cepat menuju kamar mandi. Ia segera menarik penutup kayu pancuran air sehingga kucuran air keluar membasahi tubuhnya.

Seokjin membuka kedua kakinya dan mendorong perlahan lubangnya untuk mengeluarkan cairan orgasme Kaisar yang mungkin masih tertinggal di dalam. Tangannya menggosok lubang miliknya. Berusaha membersihkan dari aktivitas malam tadi.

Entah kenapa tetapi tubuh Seokjin terasa tidak nyaman. Ada gelenyar aneh yang merambati permukaan kulitnya. Rasanya seperti tangan Kaisar Namjoon masih meraba menyusuri kulit tubuhnya dengan gerakan sensual.

Keintimannya dengan sang Kaisar terbayang kembali. Bagaimana batang kejantanan itu membuatnya menjerit lepas tanpa rasa malu. Bagaimana sapuan bibir Kaisar Namjoon yang mengecup sekujur tubuhnya.

Seokjin menggeleng kuat dan menjambak rambutnya. Ia sudah gila. Kenapa malah membayangkan aktivitas semalam.

Seokjin meraih batang sabun di kotak lalu menggosok kuat tubuhnya hingga memerah. Menghilangkan rasa sentuhan tangan Kaisar Namjoon dari bayang-bayangnya.

Relung hatinya terasa hampa. Perasaan macam apa ini sebenarnya. Kenapa hati kecilnya begitu menginginkan kehadiran sang Kaisar.

Seokjin memasang penutup pancuran air dan segera keluar kamar mandi dengan handuk. Ia meraih kotak kecil salep dari Kaisar Namjoon dan duduk di ranjang.

Second Chance [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang