1

13 2 2
                                    

Barbara venesia omega  louis

Dalam sekejam nama itu sudah dikenal oleh seluruh siswa xander school. Seorang gadis berperawakan ideal dengan pahatan muka yang sempurna itu sukses menggemparkan sekolah, Karna dengan beraninya ia menampar seorang  primadona...ralat mantan primadona sekolah itu yaitu, trianita teresha trander.

"Lo bukan tandingan gw trianita"

Dengan tidak berdosanya barbara menyiram sisa  kuah kari yang ia rebut dari seorang murid, Trianita yang keadaannya sudah tersungkur karna dorongan dari barbara, juga pipinya yang terlihat jelas tapak tangan dari tamparannya jelas sudah tidak bisa berkutik.

Lalu dengan acuhnya ia meninggalkan kekacauan yang telah ia buat dan langsung menuju kelas barunya. Tentu di iringi tatapan benci, namun mereka juga tidak bisa menghilangkan tatapan memujanya karna bagimanapun juga visual seorang barbara tidak bisa di remehkan.

Seluruh murid memasuki kelasnya masing masing karna bell yang sudah berbunyi. Barbara yang masih mencari kelasnya tentu saja akan terlambat. Tanpa sengaja barbara menabrak seseorang yang belum ia ketahui siapa orangnya.

Tanpa meminta maaf berbara hanya menatap wajah orang selama beberapa detik lalu kembali berjalan lurus. Murid yang tadi di tabrak oleh barbara hanya tersenyum sinis, tentu saja ia sudah melihat name tag yang barbara kenakan,lalu ia mulai mengotak atik handphone nya.

"Cari tau info tentang barbara venesia omega louis" ucap cowo itu di panggilan telfon

°°°

Sesampainya di kelas barbara terlebih dahulu mengetuk pintu karna memang sudah ada guru di sana. Guru tersebut mebuka pintunya lalu langsung mengajak barbara untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Baik anak anak, sekarang kita kedatangan murid baru, pertama tama perkenalkan nama ibu, ibu sasita disini ibu selaku wali kelas 11 IPS 1. silahkan perkenalkan dirimu nak" ucap guru itu

Barbara hanya tersenyum kecil lalu mulai memperkenalkan dirinya.

"Nama gw barbara venesia omega louis, kalian bisa panggil gw barbara, gw pindahan dari london, gw harap kalian gaada yang bikin gw ngerasa terganggu" ucap barbara diiringi senyuman kecil.

"Baik, barbara silahkan pilih, kamu bebas duduk dengan siapa saja, jika orang itu ingin kalian tinggal bertukar tempat" ucap sasita.

Tentu murid murid ada yang merasa takut, ada yang ingin pansos adapun yang memandangnya benci. Namun siapa sangka barbara memilih duduk bersama seorang yang di kucilkan kelasnya.

"Gw boleh duduk sama lo kan?" Tanya barbara lembut.

Namun jelas sekali murid itu ketakutan melihat barbara yang memilih duduk dengannya. Apakah ia akan di bully? Tapi jika ia menolak pasti akan berbahaya, ia tidak memiliki pilihan lain selain mengizinkan barbara duduk bersamanya.

"Bo-boleh...i-iya boleh" ucap nya dengan tergagu.

Barbara pun menaruh tasnya dan duduk di samping cewek yang belum ia ketahui namanya. Namun belum lama bu sasita mengajar, ia harus memberi jamkos karna ada keperluan mendadak. Barbara pun menoleh kearah teman sebangkunya.

"Nama lo siapa? Gw barbara" ucap barbara sambil tersenyum.

Murid itu sedikit terkaget ia menatap balik barbara dengan gugup.

" na-nama aku, gwen... selena gwen park" ucap nya dengan gagu.

Barbara mengangguk angguk kan kepalanya. Ia menatap gwen sejenak.

"Gausah takut sama gw, selagi lo ga hianatin gw, lo aman, sekarang kita temenan ya" ujar barbara sambil tersenyum.

Gwen yang tadinya gemetar mulai tenang, ia membalas senyum barbara, lalu mereka mulai akrab mengobrol panjang lebar.

                                                °°°
Bell istirahat pun berbunyi, barbara mengajak gwen untuk membeli makan siangnya, gwen hanya mengangguk lalu ikut berjalan disamping barbara sambil berbincang.

"Kamu kok tadi bikin kak nita sampe gitu si, tadi aku denger dari temen sekelas soalnya" tanya gwen sambil menunduk karna ia tidak terbiasa jadi pusat perhatian.

Barbara hanya menoleh lalu kembali berjalan dengan angkuhnya.

"Yakali si, masa dia katain gw rebut posisi dia, trs pake acara jambak jambak lagi, kesel lah gw"

Gwen lalu mengangguk angguk kan kepalanya, sesampai di kantin, barbara memilih meja tengan khusus 4 orang lalu memesan makanan kepada seorang pedagang. Gwen yang dari tadi terlihat resah membuat barbara tidak nyaman.

"Lo kenapa si gwen?" Tanya barbara.

"Bar, mnding kita pindah ya, meja ini ga aman, lagian meja ini khusus 4 orang mending kita pindah ya" ucap gwen sambil memohon.

"Gapapa kali gwen, bahaya apanya si, emang bakal ada bom nuklir gt? Engga kan lagian gw suka tempat yang luas jdi lo tenang aja oke?"

Gwen hanya pasrah menunggu kemalangan terjadi kepada mereka, dan benar saja tak lama muncul 4 sosok pria dengan tatapan sinis nya yang membuat semua orang gemetar melihatnya.

"Bar! Bar! Ayo pergi mereka udah dateng bar!!" Ucap gwen dengn gemetar.

Barbara hanya mengacuhkan lalu kembali menyantap makan siangnya. Tak lama 4 orang lelaki itu sampai di depan meja gwen dan barbara.

Salah satu dari mereka mulai mendekati gwen lalu dengan tidak berdosanya menumpahkan bakso yang gwen pesan keatas kepala keatas kepala gwen. Namun bukannya melawan gwen hanya menunduk.

"Halo selena gwen park? Udah mulai berani lagi sama kita ya?" Ucap pria dengan bola mata hazelnya, terkesan manis namun tentu hatinya iblis.

Barbara yang tersulut emosi menggebrak meja lalu mengambil susu vanilla yang ia pesan dan menyiramnya kepada cowo kurang kerjaan tadi namun saat akan kembali menyiram ke salah satu lelaki berperawakan paling tinggi, tangannya di cekal kuat.

"Selamat datang barbara venesia omega louis, lo sangat mengganggu ketenangan gw, sepertinya lo cukup menyenangkan untuk gw ajak main main" ucap seorang lelaki tadi tepat di telinga barbara.

Barbara langsung melepas cekalan dari tangan cowo tadi. Ia menarik tangan gwen, tapi sebelum pergi barbara menumpahkan seluruh sisa makanan tadi keatas meja yang mereka duduki. Meja itu sekarang sudah seperti tempat sampah.

"Gw ingatkan, gw gaakan bisa dan gaakan pernah jadi mainan lo, dan lo juga geng lo sama dengan meja ini, sama sama sampah" ucap barbara sarkastik.

Lalu ia meninggalkan kantin yang sudah ia porak porandakan untuk kedua kalinya, tentu dengan menyita perhatian seluruh murid bahkan beberapa pedagang ikut menyaksikan kejadian yang akan mengusik kehidupan seseorang yang baru.

Venesia & EllinelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang