New mengetukan jarinya di atas meja kerjanya, menatap malas pada desain projek yang baru selesai ia buat. Menunggu aplikasi desain di komputernya menyimpan projeknya dengan tidak sabaran. Matanya melirik jam kecil di atas meja.
Sudah pukul 19.39 ternyata. Pantas dia lapar.
Tumbler besar di sampingnya pun sudah lama kosong.
New memekik senang setelah desain projeknya tersimpan. Ia segera mengirimkannya melalui email pada atasannya. Menghela nafasnya bosan sembari menunggu emailnya terkirim.
Sekarang dia akhirnya merasa lapar dan sepi setelah pekerjaannya selesai. Padahal ini adalah jumat malam tapi suami dan anak-anaknya terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing.
Sejak kemarin malam suaminya bahkan sudah meminta izin untuk tidak bisa pergi keluar jumat malam ini karena harus menyelesaikan salah satu pekerjaannya di kantor cabang yang berada di luar kota. Membuatnya tidak bisa bertemu dengan suaminya sampai hari minggu nanti.
Anak sulungnya tadi pagi izin untuk mempersiapkan kegiatan ospek fakultas yang akan dilangsungkan besok. Iya, si sulung memang organisatoris seperti ayahnya yang sangat aktif saat kuliah dulu.
Lalu si tengah juga sama sibuknya karena sedang mempersiapkan kegiatan ospek fakultasnya yang akan berlangsung bulan depan. Katanya sih tadi pagi " kakak izin gak makan malam di rumah ya bun malam ini soalnya SOTUS kan mau mulai bulan depan jadi minggu ini persiapan sudah harus selesai " sambil meraih sepotong roti, mencium pipinya dan berlari keluar dengan tergesa. New yang juga seorang mahasiswa teknik dulunya jelas tahu bagaimana ekstranya kegiatan ospek fakultas teknik sehingga perlu banyak sekali waktu dan tenaga untuk persiapan.
Terakhir, si bungsu yang baru saja masuk kuliah tahun ini jelas sedang sibuk mempersiapkan diri dan kelompoknya untuk mengikuti ospek besok pagi. Janjinya sih jam 9 si bungsu sudah pulang jadi New berinisiatif untuk memasak sesuatu sambil menunggu si bungsu pulang.
Dia lupa tadi siang sudah makan atau belum, dia hanya ingat sudah 2 kali membuat es coklat dengan es krim di atasnya.
Well, selama suaminya tidak di rumah maka tidak ada yang bisa melarangnya menikmati hal-hal manis.
New memutuskan untuk mematikan komputernya setelah emailnya terkirim. Meraih tumbler dan ponselnya sebelum melangkah menuju dapur. Tubuhnya terasa pegal semua setelah hampir 5 jam menyelesaikan desain di depan komputer.
New meletakkan tumbler kotor di bak cuci piring, mengambil gelas baru dan susu dari dalam kulkas sebelum menuju meja makan, mendudukan dirinya sendiri di sana. Mengecek ponselnya sebentar dan membuka pesan dari anak-anaknya yang sama-sama menanyakan apa yang sedang ia lakukan.
New membalas pesan si bungsu Nanon terlebih dahulu sembari menanyakan apa dia akan segera pulang karena New berniat untuk membuat cupcake.
Kemudian lanjut ke pesan si sulung Pluem yang baru 5 menit lalu masuk, bertanya apa New ingin makan sesuatu dan menawarkan diri untuk membelikan New makanan dari luar. Katanya sih sebentar lagi dia akan pulang.
Terakhir dia membalas pesan putra tengahnya Frank yang izin pulang sekitar pukul 11 dan berjanji tidak akan ikut minum-minum dengan seniornya. New menggeleng melihat pesan si tengah, anak-anak teknik benar-benar membuat pusing.
Setelah selesai membalas semua pesan anak-anaknya New mengecek kontak Tay -suaminya. Terakhir kali Tay menghubunginya adalah pukul 10 tadi pagi, menyampaikan bahwa dia sudah sampai di perusahaan cabang, jadi New berinisiatif untuk mengirim pesan menanyakan apa yang sedang Tay lakukan sekaligus memberitahu Tay bahwa desain projeknya baru saja selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda
FanfictionHanya menceritakan bagaimana bunda begitu berharga bagi keluarga Vihokratana. Just dont expect too much ya :)