Nih bocoran chat Guna sama Sheera :)
Gadis mungil dengan rambut panjang itu membenarkan letak bandana di atas kepalanya. Setelah dirasa cukup gadis mungil itu menyunggingkan senyum.
"Pacar Guna emang selalu cantik," pujinya pada diri sendiri.
"Pantesan Guna jatuh cinta."
"Halu lo!" teriakan itu membuat Sheera mengerucuti bibir. Menatap seorang yang sedang rebahan di ranjangnya dengan kesal.
"Coba sih Kristal bikin Sheera bahagia, sedetikkkk aja."
"Ogah," jawab Kristal masih sibuk membaca buku.
"Biarin aja masuk neraka!" teriak Sheera melepas bandananya. Setelah itu melemparkannya ke wajah Kristal.
Kristal memekik kaget, menatap Sheera horor. Serta melempar bandana polkadot hitam milik gadis itu sembarangan.
"Hancur sudah haluku!" teriak Sheera dramatis.
Ternyata kepergian Dara dan Renata tak begitu buruk untuk Sheera. Buktinya sekarang Sheera bisa bebas membawa Kristal ke rumahnya.
Sheera berjalan mendekat ke arah Kristal, ikut merebahkan tubuhnya di sebelah gadis itu. Sheera menatap langit-langit kamarnya dengan sendu. Membuat Kristal menatapnya penasaran.
"Lo ada masalah?" Itulah Kristal, sahabat yang paling peka untuk Sheera.
"Masih sedih aja," jawabnya.
"Kenapa?" Kristal memutar tubuhnya menjadi menengkurapkan tubuhnya sambil bertopang dagu.
"Aku rasa Guna sama Sesa itu lebih dari sahabat." Sheera meringis membayangkan jika pemikirannya jadi kenyataan.
"Itu mah lo yang parno aja," bantah Kristal tak setuju.
"Tenang aja, Ra. Suatu hari nanti Guna bakal sadar sama keberadaan lo."
"Tapi kapan?" lirihnya.
"Ya sabar, dong." Sheera berdehem menjawab ucapan Kristal.
"Lo jangan sedih terus. Udah cukup lo sedih karena keluarga lo." Kristal paling tak suka jika ada hal lain yang membuat Sheera bertambah sedih. Sudah cukup gadis itu tersiksa karena keluarganya jangan sampai tersiksa oleh hal yang lain juga.
"Sheera bakal coba." Sheera tersenyum tipis. Mungkin benar kata Kristal. Sudah cukup selama ini Sheera merasakan sakit.
"Kalau Guna macem-macem lo lapor ke gue. Biar gue bunuh sekalian tu anak." Sheera tertawa mendengarkan suara Kristal yang bernada seram.
"Elah malah ketawa."
"Kristal lucu," ucapnya sambil terkekeh.
***
Sejak Kristal pulang tiba-tiba hujan turun deras. Sheera yang tak begitu suka hujan hanya diam di dalam kamarnya, apa lagi saat ini dia sendirian di rumah. Sheera menatap keluar lewat jendela kamarnya.
"Jadi serem," gumamnya sambil mengetuk-etuk kaca.
"Andai Mama masih kayak dulu. Pasti kalau hujan Mama bakal temenin aku tidur." Sheera tersenyum tipis membayangkan Renata yang langsung datang ke kamarnya jika datang hujan lebat. Bukan tanpa tujuan, tetapi putri bungsunya itu sangat takut dengan petir.
Sheera mengeratkan selimut yang membungkus tubuh dengan piama hijaunya. Udara semakin dingin dan semakin menusuk ke tubuhnya.
"Guna lagi ngapain, ya?" Sheera menyenderkan kepalanya di kaca jendela. Menatap sendu rintik hujan yang turun membasahi bumi.
"Lagi sama Sesa atau tidur?"
"Good night, Guna. Semoga secepatnya terima kehadiran Sheera." Ucapan singkat namun bermakna itu lolos dari bibir Sheera. Dirinya akan selalu berharap walau pun Kristal sudah memperingatinya agar tak patah hati.
"Berani jatuh cinta, berarti berani patah hatikan?" tanyanya entah kepada siapa.
"Mimpi indah, Guna." Sheera melangkah ke arah ranjangnya. Memutuskan untuk tidur, karena hari sudah semakin larut.
***
Seorang gadis dengan seragam sekolah berlari kencang menuju arah sekolahnya. Gadis berbandana itu meruntuki dirinya sendiri, karena harus bangun kesiangan dan tak mendapatkan angkutan umum.
Sesampainya di depan gerbang sekolahnya gadis itu bertumpu dengan lututnya sendiri, berusaha menormalkan napasnya yang terengah. Matanya mengedarkan seluruh penjuru, mencari apakah ada orang yang telat selain dirinya.
"Sesa," gumamnya saat melihat seorang gadis cantik yang sedang berjongkok di sebelah gerbang.
Sheera melangkah mendekat ke arah Sesa, lalu ikut berjongkok.
"Kok duduk sini?" tanya Sheera.
"Capek berdiri," jawab Sesa seadanya.
"Sesa kenapa telat?" Sheera mengutuk dirinya sendiri karena terlalu kepo dengan urusan orang.
"Ban mobil sopir gue kempes." Sheera mengangguk paham.
"Lo?" Sesa kali ini balik bertanya. Sebenarnya Sesa tak ingin berbincang dengan Sheera, tetapi tak enak juga jika Sesa bersikap sombong.
"Enggak dapet angkot," jawabnya sambil menyengir.
"Lo enggak dianter?" tanya Sesa penasara.
"Mama lagi jalan." Sesa beroh ria menjawab ucapan Sheera.
"Kalian ini kenapa bisa telat?!" Sesa dan Sheera otomatis bangkit saat mendengar pertanyaan bernada galak tersebut.
"Ban mobil sopir saya kempes, Bu."
"Kamu?"
"Aku enggak dapet angkot, Bu." Guru BK tersebut menghela napas lelah. Setiap hari pasti ada saja siswa dan siswi yang telat.
"Masuk, nanti kalian ibu beri hukuman." Sheera dan Sesa mengangguk kompak, lalu masuk ke dalam sekolah mereka.
Sheera berdecak sebal, padahal badanya sudah sangat lelah berlari. Lalu sekarang akan mendapat hukuman, sepertinya kali ini Sheera tak pernah beruntung.
Follow instagram
@Dilla_MckzJangan lupa vote dan komen.
Jika ada saran dan kritik boleh langsung komen, ya.Sse you.
Selalu jaga kesehatan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunadhya
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! LENGKAP Baca sebelum dihapus!! Seseorang yang kau anggap pengganggu suatu saat nanti akan menjadi seseorang yang paling kamu rindukan kehadirannya.