08. Minta Maaf

463 25 4
                                    

Eya menatap kesal makanan di depannya, dia menyingkirkan nampan itu ke depan. Tidak mau.

"Kok di geser sih?" Kata Cross.

Ya. Sedari pagi Cross terus saja mengikuti Eya, apalagi mereka satu fakultas.

Menyebalkan.

"Ngapain Lo di sini? Pergi sana!" Hentak Eya kesal.

Wajahnya cemberut, dia memalingkan wajahnya dari Cross.

"Jangan gitu dong, Eya. Niat gue baik loh, beliin Lo makan." Bujuk Cross.

Eya mendecih. "Siapa juga yang nyuruh Lo beliin makan." Ujarnya.

Sementara Cross hanya menghela nafas berat. Di sekitar mereka anak-anak sibuk memperhatikan Eya juga Cross.

Apalagi Lory, sejak kapan Eya mengenal anak baru itu?

"Yaudah sih, Ya. Gue minta maaf, janji deh gak bakal gitu lagi. Kemarin tuh khilaf." Kata Cross mencoba membujuk Eya lagi.

Namun Eya hanya diam, sambil memainkan tali tasnya.

"Eya, maafin gue ya? Lo boleh minta apa aja deh sama gue, asal maafin gue yah? Kalau enggak nanti mama gue marah, Ya." Ungkap Cross.

Dalam hati Eya ingin sekali tertawa, masa cowok seperti Cross takut di marahi mama-nya.

"Eya."

Eya pun berbalik. "Bener nih gue boleh minta apa aja?" Tanya Eya.

Walau Cross sedikit tak yakin, namun akhirnya dia mengangguk.

"Apapun deh, terserah Lo. Asal maafin gue ya?" Ucap Cross memohon.

Eya pun tersenyum senang. "Deal!" Kata Eya.

Lalu dia pun mengambil nampan yang berisi makanan-- yang tadi dia singkirkan.

"Tadi aja gak mau." Sindir Cross.

Eya langsung mendelik. "Gak ikhlas nih?"

"Eh-- enggak kok! Enggak. Udah makan aja, habisin." Ucap Cross cepat.

Lalu Eya pun melanjutkan makannya, dengan Cross yang salah tingkah.

••••

"Eya!" Dari belakang Lory memanggil.

Eya langsung menghentikan jalannya. "Iya, kenapa?" Kata Eya.

"Lo bawa mobil?" Tanya Lory.

"Bawa kok, cuma gue tinggal. Paling nanti nyuruh pak Ito buat ambil." Ujarnya.

"Loh kenapa?"

"Gue pulang sama Cross, suruh mami. Katanya ada acara, tau deh mau apa?" Ucap Eya bingung.

Lory pun ikut bingung, "Tante Zely tahu Cross?" Tanya Lory tidak tahu.

Eya menepuk jidatnya. "Astaga! Lupa. Gue belum cerita ya?" Kata Eya sambil nyengir.

Sementara Lory hanya mendengus. "Hayo! Buruan cerita, gue udah kayak orang bego gak tau apa-apa." Kata Lory mendramatisir. Sementara Eya hanya terkekeh.

"Cross itu anak temennya, mami. Baru Dateng dari Aussie katanya, jadi yaudah gue juga temenan kali sama dia." Kata Eya menceritakan.

"Temen apa temen nih?" Goda Lory.

"Ya temen lah." Ujar Eya enteng.

Lory pun mengangguk. "Tausiah lah, kayaknya Lo sibuk juga deh." Ucap Lory sedih.

"Eh! Kok sedih gitu sih mukanya?" Tanya Eya seraya memeluk Lory dari samping.

"Abis sekarang Lo jarang main sama gue, akhir-akhir ini Lo di ikutin Mulu sama anak baru itu." Adu Lory.

"Hehe-- maaf deh sayang kuh." Kata Eya sayang.

"Ya udah sana, Lo mau pergi kan?" Kata Lory seraya melepas pelukan mereka.

"Gue duluan ya." Pamit Eya.

Lory hanya mengangguk, sembari menatap kepergian sahabatnya itu.

•••

"Kita mau kemana deh?" Tanya Eya dalam perjalanan yang tak kunjung sampai.

"Ke rumah gue dulu, bentar lagi sampai kok." Ujar Cross.

Eya hanya mengerling, dia menatap sekeliling dari kaca mobil. Eya merasa bosan.

"Oh iya!" Kata Eya tiba-tiba.

"Apa?"

"Gue lupa mau tanya, boleh gak?" Tanya Eya sembari menatap Cross yang sedang menyetir.

"Tanya apa?" Cross menatap Eya sebentar lalu kembali menatap jalanan.

"Kalau boleh tahu, cewek yang di waktu di kafe itu siapa ya? Maaf sih kalau lancang... Tapi gue gak sengaja lihat." Cicitnya.

Cross diam sebentar, merangkai kata dalam pikiran nya agar Eya mengerti.

"Cuma teman aja sih, teman lama." Jawab Cross.

Eya masih belum luas atas jawaban yang Cross kasih, akhirnya dia kembali bertanya.

"Kalian berantem? Gue kira pacarnya loh." Ucap Eya spontan.

Membuat Cross tersedak. "Apaan sih, ya enggak lah. Dia cuma teman lama, kebetulan aja kita ketemu lagi." Jelas Cross.

"Ouh."

"Kita cuma salah paham aja, biasalah namanya juga cewek. Ribet." Sambung Cross.

"Maksud Lo ribet apa ya?" Kata Eya tak terima.

"Ck. Jangan baper, Ya. Gue cuma ngomong aja kok, lagian kan kita lagi ngomongin cewek tadi." Ucap Cross tak mau ribut.

Eya langsung cemberut. "Ya ribetnya dia itu, hal sepele di besar-besarin. Jadi ya gitu." Kata Cross meluruskan.

Eya menatap lagi ke arah Cross. "Yaudah sih, ngapain juga ngomongin dia." Ujarnya lalu kembali fokus pada jalanan di depannya.

Sementara Eya memandang Cross dari samping dengan tatapan-- entahlah.

Berbeda?


Tbc.

=====

Aku benci sama mereka yang menghujat salah satu dari mereka!


AFFECTED - End 2019 | Proses Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang