- Tetesan Asmara

44 1 0
                                    

Menuju pagi;
deras hujan turun begitu indah
terlihat seperti salju beku; mencair

Aku tersenyum saat hujan itu mendekati kedua pipiku
Mengulurkan tangan; lalu mengusapnya dengan lembut
Menghela nafas seperti habis dikejar anjing liar

Kupejamkan mata cantik berwarna merah ini
Kuucap kata "aku mencintai tulus tanpa alasan"

Lalu tubuhku menggigil
bibirku bergetar tak henti
Degup jantung terdengar hebat
Jatuh cinta; hal yang paling dinanti banyak pemburu hati

Sayangnya aku miskin akan rasa yang telah ku miliki
Aku letih atas dasar pengorbanan menuju kandas
Rasa ku mati; tetap dalam hati
Elegi bermain di diri yang tak kunjung henti

Nyatanya, aku hanya penggenap dalam larikmu
Aku obat dalam mabukan asmara

Hasil ego menguasai diri
Pagi menjadi saksi perdebatan antara tetesan hujan dan asmara

Cinderel'DiaryWhere stories live. Discover now