Breaking My Heart

315 21 0
                                    

Yoongi berangkat ke sekolah dengan terhuyung-huyung. Maklum, ia belum makan nasi sejak kemarin. Terakhir ia makan pun hanya sandwich di rumah temannya semalam. Yoongi lupa untuk sekadar menanyakan namanya. Hari ini sebenarnya Yoongi malas untuk masuk sekolah. Ia malas untuk bertemu lagi dengan Seokjin. Pasti Yoongi akan dikeroyok lagi seperti kemarin.

Akhirnya, Yoongi luntang lantung di halte depan perumahan. Beberapa bus tujuan sekolahnya sudah lewat begitu saja. Ia terlalu takut untuk ke sekolah dan terlalu takut untuk pulang lagi. Yoongi duduk termenung di halte, sampai klakson mobil mengagetkannya.

Mobil itu membuka jendelanya dan memunculkan namja tampan yang kemarin menolongnya. "Hey, hyung. Mau ke sekolah bersama?" Tanya namja itu. Yoongi masih terdiam, melamun. Sampai namja itu melambaikan tangan di depan Yoongi. Yoongi terkesiap. "A-ah, y-ya, t-tidak" jawab Yoongi gugup.

Jimin tertawa mendengar jawaban Yoongi dan mengulang pertanyaan yang sama. "Aduh, hyung. Aku tadi bertanya padamu, kau mau apa tidak ke sekolah bersamaku?" Ulang Jimin. Akhirnya Yoongi menjawab dengan tegas. "Tidak, aku tidak mau ke sekolah"

"Kenapa tidak mau? Kau kan sudah pakai seragam" tanya Jimin.

"A-aku takut" jawab Yoongi sambil memainkan ujung baju seragamnya.

Jimin mengernyitkan dahinya bingung. Ia turun dari mobil dan menghampiri Yoongi yang masih duduk di halte. "Apa yang kau takutkan?" Tanyanya.

"A-aku takut, Seokjin sunbae akan mengeroyokiku lagi nanti" jawab Yoongi dengan suara lirih.

"Aku akan melindungimu hyung, sampai kau bisa bangkit sendiri melawan mereka" ucap Jimin tegas.

Mereka pun berangkat ke sekolah. Jimin satu angkatan dengan Yoongi, sebenarnya Jimin lebih muda dua tahun dari Yoongi, namun karena Jimin kelewat cerdas, ia ambil kelas akselerasi.

"Oh iya, aku belum tau namamu. Aku Yoongi" ujar Yoongi sambil mengulurkan tangannya. Jimin yang sedang menyetir menoleh sekilas ke arah Yoongi dan tersenyum. "Aku sudah tau namamu hyung. Aku Jimin" sahut Jimin sambil menangkap uluran tangan Yoongi.

......

Di seberang halte, sebelum Yoongi masuk ke mobil Jimin, ternyata ada yeoja yang memperhatikan dari dalam mobilnya. Rahangnya mengeras melihat Yoongi berangkat ke sekolah bersama Jimin. Yeoja itu sangat suka pada Jimin. "Huh, lihat saja. Kau akan habis hari ini denganku, Yoongi" ucap yeoja itu dengan gigi bergemeretuk dan mengepalkan tangan. Tak lama berselang setelah Jimin memacu mobilnya, Yoeja itupun menyusulnya.

.....

Jarak dari halte ke sekolah tidak jauh, mungkin hanya sekitar 20 menit, jadi Yoongi tidak kelamaan untuk canggung di dalam mobil Jimin. Jimin langsung menuju parkiran mobil, keduanya turun dari mobil. Beberapa pasang mata langsung memperhatikan Jimin dan Yoongi. Yoongi yang tidak terbiasa diperhatikan oleh teman-temannya, merasa risih kali ini.

"Aku duluan ya Jim. Tidak enak dengan yang lainnya. Mereka begitu memperhatikan kita" ujar Yoongi sambil berbisik.

"Tidak apa hyung. Justru lebih baik kau berjalan denganku, agar aman sampai ke kelasmu" sahut Jimin yang langsung manggandeng tangan Yoongi.

Jimin dan Yoongi melewati lorong kelas dan banyak murid-murid yang berbisik tidak suka jika Yoongi jalan bersama Jimin. Yoongi sudah sampai di kelas. Merasa sudah aman, Jimin meninggalkan Yoongi di kelasnya.

Yeoja yang tadi memperhatikan Jimin dan Yoongi di halte langsung menghampiri Yoongi setelah yakin Jimin sudah jauh. Yoongi yang sedang menyiapkan buku pelajaran, dihampiri oleh Yeoja itu. "Kau memang tidak tau diri ya!" Bentak Yeoja itu. Yoongi melihat suara siapa yang membentaknya. Ternyata itu suara Seulgi, salah satu anggota geng populer di sekolah.

"Ada apa kau membentakku?" Balas Yoongi dengan santai dan tanpa menatap lawan bicaranya.

"Kau berani-beraninya datang ke sekolah bersama Jimin dan kalau aku sedang bicara tatap mataku" ujar Seulgi sambil menarik wajah Yoongi agar menatap matanya. Murid-murid tidak ada yang berani ikut campur urusan yang berkenaan dengan Seulgi. Mereka hanya melihat Yoongi dan Seulgi dari jauh.

Bel masuk berbunyi. Seulgi mendecak kesal sambil menghentakkan wajah Yoongi. "Lihat saja nanti!" Ujarnya sambil berlalu keluar kelas. Guru yang nengajar pagi itu sudah masuk ke kelas. Semua murid-murid memperhatikan guru dengan khusyuk sampai bel istirahat berbunyi.

Jimin mendatangi Yoongi ke kelasnya, berniat untuk mengajak Yoongi ke kantin. "Hyung, ayo kita ke kantin" ajak Jimin. Yoongi menggeleng lemah, ia tidak mau ke kantin bersama dengan Jimin. Ia tidak mau cari masalah dengan Seulgi. "Aku tidak mau Jim, nanti Seulgi akan marah padaku" ucap Yoongi. Jimin bingung, "hah, Seulgi? Siapa dia? Aku tidak kenal dengannya, hyung" tanya Jimin.

"Sudahlah Jim, menjauh dariku. Aku tidak mau berurusan dengan orang-orang di sini" ujar Yoongi yang berhasil membuat Jimin pergi.

Bel kembali berbunyi, Yoongi kembali belajar dengan tenang sampai ada gulungan kertas yang terlempar ke mejanya. Ia melihat ke segala arah dari mana kertas itu berasal. Tidak ada pergerakan yang mencurigakan dari teman-temannya. Ia pun membuka kertas itu, yang ternyata adalah surat.

Yoongi,.
옥상에서 만나,
S

'pasti surat ini dari Seulgi'- batin Yoongi. Yoongi jadi tidak fokus pada pelajaran. Ia sudah ketar-ketir membayangkan yang akan terjadi nanti. Namun, Ia memutuskan untuk tetap menghampirinya nanti sepulang sekolah.

Bel pulang sekolah berbunyi. Yoongi dengan berat hati berjalan ke rooftop menemui Seulgi. Dari jauh Jimin memperhatikan Yoongi yang berjalan naik ke rooftop. "Mau apa Yoongi ke rooftop sendirian?" Gumam Jimin dari depan pintu kelasnya yang berseberangan dengan kelas Yoongi.

Jimin mengikuti Yoongi dari belakang. Sesampainya Jimin di rooftop, Ia mendengar beberapa suara dengan nada intimidasi dan beberapa menit setelahnya, terdengar suara baku hantam. Jimin merinding mendengarnya. Setelah suara baku hantam tidak terdengar lagi, Ia langsung bersembunyi. Takut kalau orang-orang tadi melewati tangga yang sama dengan Jimin saat ini.

Tidak menunggu lama lagi, Ia langsung ke rooftop dan melihat Yoongi yang terkapar di tengah-tengah rooftop. Awan sudah bergulung-gulung, siap menumpahkan isinya. Jimin langsung menggendong Yoongi dan membawanya pulang.

Yoongi dengan baju seragamnya yang kotor dan beberapa luka di wajahnya dibawa oleh Jimin. Karena memang Jimin tidak tahu letak rumah Yoongi, jadi Ia membawa Yoongi ke rumahnya lagi. Di rumahnya Yoongi diobati dengan telaten oleh Jimin. "Aku harus membantu Yoongi hyung menghadapi orang-orang biadab itu" gumam Jimin sambil membersihkan luka di wajah Yoongi.

.

.

.

.

.

Tbc

Kira-kira apa ya yg bakal Jimin lakuin utk bantu Yoongi???

Vote and comment ya readers..

Love,
-N.C-

The Boy [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang