Even My Parents??

329 18 0
                                    

Warning!!!
21+ please be wise

🚨🚨🚨

.

.

.

.

.

"Aawww.. " aku meringis menahan sakit di perutku. Namun, tiba-tiba ada suara orang berlari ke arahku.

"Hyung !!" Pekiknya. Aku tak tau siapa yang memanggilku barusan. Aku tidak kuat lagi dan semuanya terasa gelap.

.

.

.

.

Aku membuka mataku, mungkin sudah beberapa jam aku pingsan karena dikeroyok oleh Seokjin dan kawanannya. Kukerjapkan mataku menyesuaikan sinar yang masuk ke kornea mataku.

Tempat ini sangat asing bagiku. Aku sama sekali tidak tau di mana ini. Ruangannya cukup nyaman, membuatku enggan untuk meninggalkan ruangan ini. Belum puas aku memandangi ruangan ini, seorang namja masuk.

"Hei, kau sudah sadar hyung?" Tanya namja itu padaku. Aku hanya menganggukkan kepalaku. Ia membawakan segelas susu dan sandwich isi daging.

"Nah, makanlah dulu. Nanti akan kuantar kau ke rumahmu" ujar namja itu. Sekali lagi aku hanya mengangguk dan mengambil sandwich yang disodorkan olehnya. Aku makan dengan lahap, ya karena memang aku belum makan.

Aku hanya diam saja sampai makananku habis. "Terima kasih. Sekarang, bisa tolong kau antarkan aku pulang?" Izinku.

"Tentu hyung.. mari kuantar kau pulang" ajaknya padaku sambil mengulurkan tangan ingin menggandengku. Aku menggeleng, menolak pegangan tangannya.

Aku sudah di mobilnya. Tidak ada basa basi selama di mobil. Aku hanya menunjukkan arah rumahku. Setelah sekitar 20 menit, sudah sampai di depan gang rumahku. Aku keluar setelah mengucapkan terima kasih padanya.

Setelah turun dari mobilnya, aku berjalan perlahan ke rumahku. Aku takut, ayahku pasti akan memarahiku habis-habisan karena aku pulang telat. Aku sudah sampai di depan pagar rumahku yang usang. Benar saja, ayahku sudah berteriak dari dalam rumah ketika mendengar suara pagar berderit.

"YOONGI!!" Ayahku berteriak dari dalam rumah. Suaranya memekakkan telinga. Aku pun menutup kembali pagar rumahku dan berjalan ke dalam rumah. Rasa takut begitu saja menyelimutiku.

Ceklek..

Aku membuka pintu rumahku. Atahku sudah berdiri di depanku dengan memegang sabuknya. Aku hanya menunduk, takut untuk sekadar menatap matanya. Ayahku langsung menarik tanganku untuk mendekat padanya. "Kemari kau. Dari mana saja malam begini baru pulang?" Tanyanya sambil menjepit kedua pipiku dengan satu tangannya.

"Dari rumah teman" kujawab sekenanya. Memang benar, aku dari rumah teman yang bahkan aku belum tau namanya. "Bohong, dari rumah teman atau kau jadi jalang di luar sana?" Tanya ayahku lagi dengan nada menghina.

Aku melotot mendengarnya mengataiku 'jalang'. Aku tidak terima. Aku memang ke sekolah dan dipukuli oleh kakak kelas, setelah itu aku ke rumah ntah siapa namanya. "Aku tidak menjadi jalang, Yah. Aku hanya ke rumah teman, belajar bersama. Itu saja"

Ayahku tidak mau tau penjelasanku. Ia menarik tubuhku ke sofa yang ada di ruang tamu. Ditariknya celanaku ke bawah. Ia memukuli bokongku dengan sabuk yang sedari tadi dipegangnya. Ternyata ia kurang puas, ditariknya juga celana dalam yang kupakai.

Ia terdiam. Aku menengok ke belakang. Jakunnya naik turun melihat pantatku yang putih. Sabuk yang ia pegang terlepas begitu saja dari tangannya. Tangannya mulai meremas pantatku dan sesekali menamparnya.

"Aaahhhh" desahku lolos begitu saja dari mulutku.

Ayahku terus saja meremas dan menampar pantatku. Aku merasakan sensasi aneh ketika ayahku melakukan itu. Ia berlutut di belakangku, wajahnya sudah menghadap ke hole ku. Ia memajukan wajahnya.

Lidah ayahku menjulur masuk ke dalam holeku. Aku tersentak dan sedikit menjauh darinya. Ayahku malah menarik kakiku agar terus berada di dekatnya. Ia terus menjilati lubangku yang berkedut. Yoongi kecil ikut menegang karena ulah ayahku.

Ayahku langsung meremas penisku yang tegang dari tadi. Ia menyadari kalau aku terangsang karena sentuhannya. "Kau memang jalang, Yoon" ujarnya berbisik. Penisku terus dikocok oleh ayahku dan jarinya sudah menggantikan lidahnya di dalam lubangku.

Lubangku dimasuki dua jari ayahku. Aku tidak tahan untuk tidak mendesah. "Aaaahhh, a-ayah.. kenapa kau lakukan ituuuhh" tanyaku sambil terus mendesah. Gerakan jari ayahku seperti menggunting di dalam sana.

"Kau jalang Yoon. Sekarang kau harus puaskan aku" Ayahku membuka celananya sendiri. Menunjukkan penisnya yang besar dan berurat. Membuatku menelan ludahku ketika melihatnya.

Kepalaku ditarik oleh ayahku untuk mendekat ke selangkangannya. "Kulum" perintah ayahku dan aku menurut untuk mengulum penis yang besarnya tidak akan muat di dalam mulutku.

"Aaahh Yoon, kau nakal. Kenapa hisapanmu begitu enak" ayahku meracau disela-sela aku menghisap penisnya. Aku terus memaju mundurkan kepalaku, berharap ini cepat selesai.

Ayahku langsung mengangkat tubuhku dan menyuruhku menungging di sofa. Tanpa perhitungan ayahku langsung memasukkan penis besarnya ke dalam holeku yang sempit.

"Aaahhh.. saakkiitthh yah" ujarku memelas dengan desahan. Air mataku langsung mengalir tanpa persetujuanku.

"Lubangmu seempitth Yoon. Kenapa kau begitu enak" ayahku terus menggenjotku tanpa menyadari kalau aku sedang menangis.

"Aaaasshhh" aku mulai merasakan kenikmatan saat ayahku terus menggenjotku di belakang.

"Sebut daddy Yoon.. minta apa yang kau inginkan dariku"

"Dhaaddd.. jebal, hujam aku" kataku begitu saja menikmati dihajar oleh ayahku. Hatiku sebenarnya menangis diperlakukan seperti ini oleh ayahku sendiri. Aku berkata seperti itu agar ayahku mempercepat kegiatannya di tubuhku.

Tidak lama kemudian, ayahku melakukan pelepasan di dalam lubangku dan meninggalkanku begitu saja. Aku hanya bisa menangis di atas sofa dan memakai kembali celanaku. Aku menuju ke kamar dan mandi untuk membersihkan diri dari 'dosa-dosa' ayahku di tubuhku.

Kalian pasti bertanya, kemana ibuku. Ibu dan ayahku sudah bercerai. Ibu tinggal di rumah nenek di Daegu. Aku tinggal bersama ayahku di Seoul, karena saat perceraian itu hanya ayahku yang bekerja dan hak asuh atasku diambil olehnya.

Tidak hanya sekali ayahku memperlakukan aku seperti ini. Aku selalu berusaha untuk berangkat ke sekolah sebelum ayahku bangun dari tidurnya. Tanpa sarapan, tanpa ada sapaan selamat pagi dari orang tua, bahkan tanpa ucapan selamat tidur.

.

.

.

.

.

Tbc

Vote and comment what you feel.. thx.. 🤗😘

-N.C-

The Boy [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang