Jimin memang pendek, fakta.
Yoongi pendek juga fakta.
Yang bukan fakta adalah mereka gak saling cinta.
***
Pagi hari di kediaman Park sudah dibuat ribut oleh sang pujaan hati—Min Yoongi.
Alasannya adalah kemarin Yoongi melihat Jimin sedang memeluk seorang lelaki yang manis—ya, kira-kira hampir mirip Yoongi.
Mungkin Jimin memang menyukai Yoongi? Dalam artian, kalau Yoongi diciptakan banyak sekali, maka Jimin akan memacarkan semuanya.
Tidak.
Jimin hanya untuk Yoongi.
Mutlak.
Gak bisa dibantah.
"Mau kamu itu gimana, Park Jimin?"
"Mauku satu, cuma kamu."
Yoongi menghela napas panjang.
"Kalo mau aku kenapa meluk orang lain?"
Jimin diam, iya diam.
"Gak bisa jawab 'kan?"
Udah, Yoongi pergi.
***
Apa yang bisa dilakuin Jimin kalo udah begini?
Ya, minta pertolongan sama Taehyung.
"Te, gua kan gak maksud begitu."
Sekarang pindah tempat, kediaman Taehyung jadi tempat istirahat bagi Jimin. Entah Jimin sial atau bagaimana, tapi Jungkook ada di sana. Ngapain? bocheen.
"Siapa suruh lo mau-mau aja dipeluk?"
"Ya, gak ada yang nyuruh. Tapi, gimana sih rasanya lo bangun tidur terus ada bayangan pacar lo dateng tepat di depan muka lo. Gak mungkin kalo lo diem aja kayak orang bego."
"Iya, gua diem aja. Tapi, gak mungkin kalo gua juga meluk. Apalagi kalo tau pacar gua lagi ada kerjaan yang jauh dari tempat lo tidur,"
"di pohon." Ini Jungkook ngelanjutin omongan Taehyung dari dapur.
Kasian Jimin belum makan pasti, kucingnya ngamuk.
Jungkook ke dapur ngapain? bikin makan, peka dong dari kata-kata di atas.
"Jadi?" Ini Taehyung nanya, serius.
"Iya, tau kok gua salah. Orang rindu mah gak bisa mikir logis, selagi keliatan ya pepet aja terus."
"Bego."
Tapi sebenernya, Jimin beneran gak tau siapa yang dia peluk kemarin.
"Makan dulu, nanti lagi bahasnya." Jungkook yang datang membawa omongan dan nyuruh mereka langsung ke ruang makan.
Jungkook mau bawain makanan ke ruang tamu? Iya, itu hanya.untuk.khusus Taehyung aja.
Tenang aja, cerita Jimin dan Yoongi gak bakal selesai secepat itu kok.
Jimin yang dewasa dan Yoongi yang mampu berpikir jernih setelah merenung.
Sama-sama dewasa masa ngalah sama ego?
***
edisi males mikir//
