Kau tumbuh dengan cepat anak ku.
Kau lucu, kau menjadi anak yang pernah punya rasa penasaran terbesar.
Kau jilat jilat papir ku, katamu ini manis. Lebih enak dari permen loli pimpom kesukaanmu.
Ku biarkan saja, lantas papir ku habis semuanya kau jilati diam diam.
Orang lain memanggilmu seenaknya. Katanya itu nama sayang. Bapak senang, kau disukai banyak orang.
Amoy, Hindun, dan juga bocah ompong.
Bapak tidak mau kalah, ku panggil kau Salu.
Kau tidak pernah protes ku panggil begitu, diam berarti suka pikirku (lagi).
Hingga menginjak usia remaja, kau terlihat risih ku panggil 'Salu', di depan teman teman mu.
Kau tanya 'salu itu apa?'
Salu itu SAyang selaLu ku jawab.
Kau jawab dengan intonasi sinis mu seperti biasanya. 'GELEUH' katamu.Namun ada makna terselubung didalam nya, ku jelaskan Salu itu ku ambil dari kata 'SHALLU (SHOLLU)' artinya shalat, shalawat kepada Tuhan mu dan kekasihnya, Muhammad.
Bapak ingin selalu menyeru untuk senantiasa mencintai Tuhanmu, Kekasih nya lewat namamu.
Begitu ku jelaskan, matamu berbinar, ku anggap kau terkesan. Kau diam Kali ini, Diam artinya suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl who expect the world
PoetryTentang semua ekspektasi sia-sia wanita yang kini berusia 20an