Dari Bapak, untuk Salu III

10 1 0
                                    

Kau tumbuh dengan cepat anak ku.

Kau lucu, kau menjadi anak yang pernah punya rasa penasaran terbesar.

Kau jilat jilat papir ku, katamu ini manis. Lebih enak dari permen loli pimpom kesukaanmu.

Ku biarkan saja, lantas papir ku habis semuanya kau jilati diam diam.

Orang lain memanggilmu seenaknya. Katanya itu nama sayang. Bapak senang, kau disukai banyak orang.

Amoy, Hindun, dan juga bocah ompong.

Bapak tidak mau kalah, ku panggil kau Salu.

Kau tidak pernah protes ku panggil begitu, diam berarti suka pikirku (lagi).

Hingga menginjak usia remaja, kau terlihat risih ku panggil 'Salu', di depan teman teman mu.

Kau tanya 'salu itu apa?'
Salu itu SAyang selaLu ku jawab.
Kau jawab dengan intonasi sinis mu seperti biasanya. 'GELEUH' katamu.

Namun ada makna terselubung didalam nya, ku jelaskan Salu itu ku ambil dari kata 'SHALLU (SHOLLU)' artinya shalat, shalawat kepada Tuhan mu dan kekasihnya, Muhammad.

Bapak ingin selalu menyeru untuk senantiasa mencintai Tuhanmu, Kekasih nya lewat namamu.

Begitu ku jelaskan, matamu berbinar, ku anggap kau terkesan. Kau diam Kali ini, Diam artinya suka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Girl who expect the worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang