Aku tak mungkin untuk melepaskan dia
Dari lubuk hati yang tak pernah lupa
Pada kata nama cinta pada dia
Tapi aku tahu
Aku dan dia tak samaKami berbeza
Alam yang terpisah berlapis nyata dan ghaib
Leluhur tanah dan api tak mungkin tercampur
Tapi rasa ini tak mampu untuk aku tutup
Nanuri ini tak berhenti seperti denyutan nadi
Ia mungkin mati bila jasad dan roh telah terpisahAku tahu ini salah
Aku tahu ini melanggar aturan sang pencipta
Aku tahu ini akan menyakitkan
Tapi aku tak mampu menolakKeadaan masa silam itu
Membuat dia memeluk tubuh ini tanpa paksaan
Tanpa ada yang menyedari aku mula senangKehadiran yang aku tak pinta
Tapi cukup menyamankan
Luka yang perlahan-lahan diubati dan disembuhkan dengan adunan ramuan yang salah
Tapi aku tak mampu menolak
Dia jelas menenangkan aku
Saat semua leka dengan haluan sendiri
Menjentik aku ke tepi
Seolah aku ini hanya nyamuk kecilDisaat semua lupa
Aku juga punya jiwa
Aku sakit bukan dihiris tapi diracun dengan bisa lidah
Lidah makhluk termulia di mata aku dan tuhan
Sumpah itu sangat menyakitkanTapi tiada yang menoleh
Melihat aku yang mula jatuh tak berkutik
Tangan ku yang cuba melambai tidak diendah
Perlahan-lahan dahi mula menghempap bumiTiba-tiba ada yang mula memaut aku erat
Ada kehangatan
Nyaman
Aku mula mengangkat tangan membalas pautan yang sangat nyaman aku rasakan saat ituRasa senang untuk terus bermain dengannya
Aku dan dia mungkin sama-sama masih tidak mengerti
Disebalik kenyataan yang menyatakan kami berbeza
Tapi apa yang aku tahu aku senang dengan setiap yang ada padanyaSeiring berjalannya waktu
Saat siang dan malam silih berganti
Rasa senang berteman mula mengubah rentak
Cinta mula berputik
Dan mekar bak melur dan mawar
Sangat harum
Aku jelas menyayangi dirinyaBak belati yang menghiris isi kenyataan mula menyatakan
Aku mula sakit menyedari hanya aku yang merasakan adanya dirinya
Tapi aku tidak bodoh untuk buka pekung keramat ini
YOU ARE READING
Dia
Short StoryHanya melalui puisi ini Cerita mampu disampaikan Jangan ragu Busut akhir belum meledak Masih tiada pengakhiran